Makna di Balik Tradisi Tujuh Belasan

Kabar Budaya137 Views

Kabar Damai I Selasa, 17 Agustus 2021

Jakarta I kabardamai.id I “Indonesia bukan sekadar nama. Ada kenangan, cinta dan luka di sana”. Menyatakan kemerdekaan ini tentu tidak mudah karena bangsa Indonesia harus mengalami penjajahan dari Belanda dan Jepang selama bertahun-tahun. Hari Kemerdekaan Indonesia menjadi hari bersejarah untuk masyarakat Indonesia dan tepat hari ini Bangsa Indonesia sedang memperingati HUT ke-76 Kemerdekaan RI.

Dari tahun ke tahun, warga Indonesia punya cara tersendiri untuk memperingati hari kemerdekaan. Biasanya diadakan beberapa kegiatan simbolis seperti upacara pengibaran bendera mera putih dan jangan lupa hal yang melekat banget nih kalau sudah memasuki bulan agustus yaitu lomba-lomba 17an. Mulai dari tarik tambang, panjat pinang, balap karung dan masih banyak lagi.

Menurut sejarawan JJ Rizal, tradisi lomba ini dimulai pada tahun 1950-an. Kala itu masyarakat ingin memeriahkan perayaan HUT RI dengan cara yang menyenangkan. Meskipun asik dan menyenangkan, lomba tujuhbelasan ini diadakan bukan tanpa makna lho, ternyata lomba-lomba tersebut mempunyai filosofi tersendiri. Dari mulai menggambarkan kesulitan pangan, kegigihan, kerja keras, sampai  semangat gotong royong.

Baca Juga: Sayuti Melik, Tokoh di Balik Teks Proklamasi

Seiring berkembangnya zaman, semakin beragam juga lomba 17 Agustus yang diadakan. Banyak juga lomba yang kreatif dan menarik seperti lomba gigit koin, menirukan Soekarno, bakiak dangdut, fashion show dan masih banyak lagi. Ternyata, dibalik gelak tawa dan keceriaan saat lomba 17 Agustus diadakan, terdapat makna yang begitu dalam untuk mengenang jasa para Pahlawan dan juga masyarakat yang hidup pada zaman penjajahan.

Namun perayaan HUT RI ke-76 ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, bangsa Indonesia merayakan peringatan tersebut dalam suasana pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan berakhirnya. Tradisi perlombaan yang biasa dilakukan setiap tahunnya banyak menggunakan perayaan secara daring.

Meskipun begitu kita harus tetap memupuk rasa nasionalis dalam hati, menghargai jasa rakyat Indonesia dahulu dan juga lebih bersyukur dengan keadaan Indonesia saat ini. Dirgahayu Indonesiaku.

Ini dia makna di balik tradisi tujuh belasan:

1. Panjat Pinang

Panjat Pinang

Panjat pinang menjadi satu di antara perlombaan yang selalu digelar saat Agustusan. Perlombaan ini mengharuskan sekelompok orang memperebutkan hadiah yang digantung di atas puncak pohon dengan cara memanjatnya.

Untuk memenangkan perlombaan ini, peserta membutuhkan strategi yang tepat. Pasalnya, pohon akan diolesi dengan minyak atau oli sehingga peserta akan mudah terjatuh dan sulit mencapai puncak karena licin.

Lomba panjat pinang memiliki makna menunjukkan semangat dan kekompakkan dalam tim untuk mencapai satu tujuan. Mereka harus bekerja sama dan berkorban satu sama lain, baik yang di bawah maupun di atas.

Selain itu, panjat pinang juga menggambarkan semangat para pahlawan yang selalu bergotong royong memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

2. Tarik Tambang

Tarik Tambang

Bukan hanya beradu kekuatan, dalam menarik tambang, lomba ini memerlukan kekompakkan tim untuk meraih kemenangan. Kebersamaan, gotong royong, dan solidaritas satu sama lain merupakan nilai yang bisa diambil dari perlombaan tersebut.

Selain itu, persatuan dalam tim bahu membahu menarik tambang juga menggambarkan betapa kerasnya para pejuang dulu untuk mendapatkan kemerdekaan dari tangan penjajah kolonial.

3. Makan Kerupuk 

Makan Kerupuk

Dengan tangan diikat ke belakang peserta lomba harus menghabiskan kerupuk yang digantung langsung menggunakan mulut. Hal ini menggambarkan betapa sulitnya kondisi pangan saat masa penjajahan dulu.

Selain itu, lomba makan kerupuk juga mengajarkan sikap tidak mudah menyerah dan bersyukur, meski hanya dengan kerupuk. Kita bisa menghargai perjuangan masyarakat Indonesia ketika mengalami kesulitan pangan dulu.

4. Balap Karung 

Balap Karung

Rasanya ada yang kurang apabila dalam perayaan 17 Agustus tanpa adanya lomba balap karung. Hal itu karena lomba berjalan menggunakan karung goni ini tak pernah absen setiap tahunnya.

Lomba balap karung menggambarkan betapa sulitnya mendapatkan kain sebagai pakaian yang layak saat masa penjajahan dulu. Masyarakat Indonesia menjadikan karung goni sebagai alternatif pengganti pakaian.

Hal ini karena hanya karung goni yang mudah ditemukan dan dimiliki oleh orang Indonesia saat masa penjajahan Jepang. Penderitaan tersebut dilampiaskan dengan menginjak-injak karung goni pada lomba balap karung.

Selain itu, lomba balap karung juga menggambarkan betapa sulitnya berlari ketika kedua kaki dibatasi dengan karung.

5. Lomba Bakiak

Bakiak

Lomba yang tak kalah asyik saat perayaan 17 Agustus adalah lomba bakiak. Bakiak berbentuk seperti sandal dengan ukuran panjang. Biasanya, bakiak akan diisi dua sampai tiga orang. Mereka harus kompak agar bisa menjadi yang tercepat.

Perlombaan ini juga tak lepas dari makna kemerdekaan Indonesia. Pesan yang ingin disampaikan adalah gotong royong untuk mencapai kemerdekaan atau mencapai tujuan bersama.

 

Penulis: Ai Siti Rahayu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *