Dikriminasi Yang Terjadi Dipendidikan Desa

Opini25 Views

Oleh Rif`atus Sholikhah

Pendidikan seharusnya sudah menjadi prioritas seluruh masyarakat indonesia. Ini menjadi point penting yang harus dipahami oleh seluruh elemen masyarakat. Sebab pendidikan adalah pilar penting bagi masa depan setiap kalangan, baik yang tinggal di kota maupun tinggal di pelosok desa (terpencil).

Maka dari itu, pemerataan pendidikan yang harus dilakukan oleh pemerintah sangat diperlukan. Namun pada realitasnya pendidikan yang layak dan berkualitas masih belum sepenuhnya merata yang bisa dirasakan oleh semua kalangan, khususnya di daerah pelosok (terpencil).

Permasalahan yang sering terjadi di daerah pelososk adalah kurangnya tenaga pendidikan dan fasilitas pendidikan. Sedangkan pendidikan di daerah perkotaan banyak yang sudah berkualitas namun, sangat sulit dijangkau oleh masyarakat menengah kebawah.

Hal tersebut bisa dianggap sebagai ketidakadilan atau terjadinya diskriminasi pendidikan terhadap masyarakat, terkhusus lagi masyarakat pelosok. Sangat miris sekali jika melihat masih adanya diskriminasi yang terjadi dikalangan pendidikan.

Diskriminasi yang terjadi pada pembangunan pendidikan di daerah pelosok sudah menjadi fakta yang tak terbantahkan lagi. Siswa-siswi yang sekolah di daerah pelosok harus ikhlas akan hal itu, dengan gedung dan fasilitas yang jauh dari harapan dan juga tidak memenuhi standar nasional pendidikan.

Baca juga: Guru Muda untuk Keberlangsungan Pendidikan

Jangankan sekolah yang berstandar nasional pendidikan, ruang belajar hanya sederhana dan dilengkapi dengan fasilitas seadanya saja, kadangkala waktu sekolah juga dibuat bergantian sebab kurangnya ruangan yang memadai.

Selanjutnya ada diskriminasi dalam hal tenaga pengajar atau guru yang terdapat di daearh pelosok. Pemenuhan tenaga pendidik, sebenarnya pemerintah (melalui Dinas Pendidikan) telah berusaha menempatkan guru PNS baru yang dialokasikan di daerah tertinggal atau terpencilNamun, secara fakta di daerah peslosok masih banyak menunjukkan guru yang enggan mengajar di daerah terpencil dengan berbagai alasan.

Dapat dilihat diberbagai berita ataupun survei lapangan yang mengatakan bahwa guru yang ada dikota jauh lebih banyak dibandingkan di daerah pelosok, hal ini jika tidak dicegah maka kulitas pendidikan di Indonesia akan sangat timpang sebab hanya pendudukan kota saja yang memiliki kualitas tenaga pengajar handal.

Sedangkan di daerah pelosok akan terus terbelakang nantinya yang menjadi korban yaitu anak-anak daerah pelosok, dimana mereka tidak mendapatkan pendidikan yang layak sebagaimana mestinya.

Salah satu penyebab rendahnya minat tenaga pengajar yang ingin ditempatkan di daerah pelosok adalah minimnya transportasi serta fasilitas yang kurang memadai terlebih lagi fasilitas komunikasi atau internet.

Untuk itu, perlunya jenis bantuan yang harus memadai atau disama ratakan dengan pendidikan di kota, untuk bisa memperbaiki sarana dan prasarana atau fasilitas sekolah, kualitas guru dan penunjang pendidikan lainnya di daerah pelosok.

Hal ini juga bisa dibantu atau direalisasikan dengan semangat otonomi daerah, sehingganya pengawasan pemerintah pada pendidikan di daerah terpencil dapat lebih dioptimalkan.

Oleh sebab itulah, tidak hanya pemerintah saja yang harus andil dan berperan dalam memajukan pendidikan di daerah pelosok, namun juga peran dan juga kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dalam sebuah kehidupan yang akan menjadi peran penting untuk memajukan pembangunan pendidikan di daerah pelosok.

Penulis: Rif`atus Sholikhah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *