Berlin Dirikan Rumah Ibadah Multi-Agama Sebagai Simbol Toleransi Antar Umat Beragama

Kabar Manca105 Views

Kabar Damai I Minggu, 30 Mei 2021

Berlin I Kabardamai.id I Imam Muslim, Yahudi dan Kristen meletakkan batu pertama untuk pembangunan sebuah tempat ibadah bersama di Berlin, Jerman. Mereka mendirikan bangunan yang dinamai ‘House Of One’ sebagai simbol kerukunan antaragama. Ide membuat bangunan multi-agama itu sudah tertanam 10 tahun.

Namun, kini berangsur menjadi kenyataan setelah para pemimpin umat Kristen, Yahudi, dan Muslim meletakkan batu fondasi pembangunannya pada Kamis (27/5/2021).

Pastor Gregor Hohberg, salah seorang yang memimpin prakarsa itu mengatakan, House of One adalah rumah perdamaian di mana umat Yahudi, Kristen, Muslim, orang-orang dari agama lain, bahkan mereka yang tidak beragama.

‘House of One’ adalah tempat bertemu dan berdialog semua golongan. Pastor Gregor Hohberg juga mengatakan, kehadiran ‘House of One’ menjadi sangat penting mengingat apa yang terjadi di Jerman dan dunia saat ini. Di negara itu, katanya, sentimen anti-Yahudi dan Islamofobia meningkat, sementara sengketa Israel dan Palestina menimbulkan berbagai aksi protes di Berlin.

“Penting untuk selalu mencoba memahami bagaimana orang lain memandang sesuatu dengan memperhitungkan dari mana asalnya atau agama apa yang diyakininya,” kata Hohberg.

Baca Juga: Empat Rumah Ibadah Berdampingan, Potret Toleransi di Kotawaringin Timur

“Masyarakat mendapat untung jika ada dialog. Dan itulah yang kami lakukan di sini,” katanya dilansir dari The Guardian.

Meski belum memiliki bangunan fisik, para pendukung House of One sudah memiliki ikatan yang kuat. Mereka telah beberapa kali berkumpul, baik dalam suasana suka maupun duka, seperti pasca penyerangan terhadap Muslim di Selandia Baru, Kristen di Sri Lanka, serta Yahudi di AS dan Jerman.

“Kami telah menjadi teman. Kami telah memastikan bahwa seorang imam, dan pastor bisa berdiri bahu-membahu,” kata Örs.

Saat menghadiri acara peletakan batu pertama, Ketua Parlemen Jerman Wolfgang Schaeuble menunjukkan kekaguman. Wolfgang menyebutnya sebagai tempat toleran dan keterbukaan.

“Mewujudkan gagasan Gregor Hohberg membutuhkan keteguhan kepada Tuhan dan keterlibatan orang-orang yang bijaksana. Menyatukan tiga rumah Tuhan dan tiga agama di bawah satu atap tanpa membuat kekacauan adalah keajaiban,” katanya seperti di The Guardian.

Sebagai bagian dari upaya mengharapkan keberhasilan pembangunan House of One, pemimpin Muslim, Yahudi dan Kristen yang juga sebagai petinggi projek tersebut, bergantian memimpin doa dalam acara itu. Mereka berharap ‘Hous Of One’ berlanjut dan bertahan.

Pimpinan tersebut adalah Imam Kadir Sanci, Rabi Andreas Nachama, dan Pastor Gregor Hohberg. Wali Kota Berlin Michael Mueller menegaskan pentingnya pendirian House of One.

“Ya, kita hidup di dunia yang saling terkoneksi dan oleh karena itu adalah normal dan penting bahwa konflik dunia yang dramatis dapat didiskusikan di ibu kota Jerman dan bahwa orang-orang memiliki panggung untuk menyoroti masalah di negara-negara mereka dan mengungkapkan pendapat mereka,” kata Mueller.

“Tetapi, kebencian dan kekerasan, anti-Yahudi dan Islamofobia, rasisme dan hasutan tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita,” tandasnya.

‘House of One’ dibangun di lokasi yang menjadi asal muasal kota itu, atau tempat berdirinya Petrikirche, gereja abad ke-13 yang memiliki menara tertinggi di Berlin, dan bertahan dalam berbagai bentuk sampai pemerintah komunis Jerman Timur merobohkannya pada 1964.

Pembangunan ‘House of One’ direncanakan rampung dalam waktu lima tahun ke depan. Bangunan yang membutuhkan struktur batu dan bata setinggi 40 meter diperkirakan akan menelan biaya sekitar USD53,3 juta.

‘House of One’ memiliki arti sangat penting bagi Osman Örs, seorang imam yang terlibat dalam proyek tersebut. Berlin memiliki lebih dari 80 masjid dan pusat komunitas Muslim, dan House of One akan menjadi tempat ibadah Muslim yang pertama di pusat kota itu.

Ia bercerita, selama ini banyak Muslim mencari tempat salat di pusat kota Berlin dan tidak pernah menemukannya. Kini, katanya, ‘House of One’ menjadi jawabannya.

Penulis: Ai Siti Rahayu

Diolah dari berbagai sumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *