Generasi Muda Harus Bersatu Bukan Beradu

Oleh: Sindak Gunawan Simanjuntak

Assalamualaikum, Om Swastiastu, Salam Kebajikan, Syalom, Horas!!! Salam damai untuk teman-teman yang sedang membaca tulisan ini. Saya sangat bangga kepada pencetus kata sambutan yang belakangan ini sering digunakan oleh para pemangku kepentingan di negeri ini contohnya seperti yang saya tuliskan di awal kalimat paragraf.

Kita sudah terbiasa mengucapkan salam hanya sesuai kepercayaan atau agama yang kita anut. Sesungguhnya menghargai keanekaragaman itu menunjukkan bahwa kita memiliki rasa cinta tanah air, karena sejak awal Indonesia terbentuk dengan bermacam-macam adat-istiadat, agama dan penganut kepercayaan.

Menurut saya kebhinekaan adalah modal bangsa ini untuk tetap berdiri kokoh dan perdamaian harus selalu diabadikan. Indonesia tanpa keberagaman tidak akan terlihat indah seperti pelangi, justru dengan perbedaan warna pelangi itulah yang membuatnya terlihat indah.

Namun akhir-akhir ini harapan kita bersama terhadap negeri ini belum tercapai, bahkan diskriminasi masih ada, dan juga isu radikalisme terus beredar di tengah masyarakat. Dulu kita dijajah oleh oleh Negara lain namun sekarang kita dijajah oleh bangsa kita sendiri. 

Sering kali kita bermusuhan hanya karena berbeda paradigma, karena berbeda pemikiran, padahal arti dari paradigma dan pemikiran kita sama, contohnya cara kami sebagai pemeluk Agama Parmalim, kami merayakan upacara besar Agama dengan cara mengumpulkan hasil alam dari bumi sebagai rasa syukur kepada Tuhan YME.

Namun menurut beberapa orang mungkin hal tersebut dianggap menyembah berhala atau menyembah benda mati. Lain hal nya jika kita pergi ke bali, disana umat Hindu merayakan hari besarnya dengan menggunakan hasil alam yang berbeda. 

Generasi muda itu bersatu bukan beradu, kita harus mengalahkan sifat egois dalam diri kita, menghapus pola berpikir kita yang menganggap kitalah yang paling benar, tidak ada yang lain dimuka bumi ini yang benar selain yang kita anut.

Baca Juga: Kebinekaan dan Perdamaian dalam Pandangan Hindu

Jika kita masih berfikiran seperti itu maka kita masih termasuk golongan manusia yang primitif. Memiliki rasa kesatuan dan persatuan sudah menjadi kewajiban kita jika kita benar-benar mengamalkan Pancasila.

Jika kita bersatu maka kedamaian itu akan tumbuh jika kedamaian itu tumbuh saya pikir kita bisa membangun negeri ini lebih baik lagi. Tentu kita semua ingin Indonesia yang maju, kita harus ingat bahwa untuk menjadi maju kita harus menghargai kekayaan budaya yang ada di negeri kita.

Bermusuhan hanya akan menimbulkan keburukan bukan kebaikan, sebagai generasi muda kita harus menjadi role model untuk sesama kita. Sebagai generasi muda kita harus berperan aktif dengan ikut menolak radikalisme dan tindakan diskriminatif.

Coba kita bayangkan jika kita bersatu dalam membangun negeri ini, betapa banyak pengusaha, ilmuwan, seorang professional dari berbagai kalangan yang akan tumbuh jika kita saling mendukung, saling mengayomi saling membantu satu sama lain, saling melengkapi kekurangan yang ada, betapa indah nya negeri kita ini.

Sebaliknya, jika keegoisan selalu menguasai pemikiran kita, apa yang akan bertumbuh pada diri kita dan bangsa kita? Saya rasa keduanya tidak akan pernah bertumbuh.

Oleh karena itu, sudah seharusnya kita sebagai generasi muda bersatu seperti yang saya sebutkan diatas. Memang tidak mudah untuk melakukannya, akan banyak tantangan bahkan penolakan sebelum kita memulainya, namun sudah saatnya kita bangkit dari pola pikir kita yang salah. Saya yakin harapan kita bersama dapat terwujud dengan bekerjasama, dengan bergandengan tangan.

Sindak Gunawan Simanjuntak, Pemuda Penghayat Kepercayaan dan Peserta Sekolah Kepemimpinan Pemuda Lintas Agama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *