Vicikiccha

Mimbar Agama86 Views

Oleh: Tim Buddha Wacana

Pāmojjabahulo bhikkhupasanno buddhasāsaneadhigacche padaṁ santaṁsankhārūpasamaṁ sukhaṁDengan penuh kegembiraan dan penuh keyakinan terhadap Ajaran Sang Buddha, seorang bhikkhu akan sampai pada keadaan damai (Nibbana) disebabkan oleh berakhirnya semua ikatan.(Dhammapada, Syair 381)

Dalam menunaikan tugas dan kewajiban sehari-hari, mungkin kita pernah merasa ragu-ragu terhadap diri kita sendiri. Kadang kita merasa ragu untuk melakukan sesuatu pekerjaan karena dihantui oleh ketakutan yang belum pasti. Banyak hal yang dapat membuat kita ragu terhadap diri sendiri. Namun yang pasti, agar kita dapat mewujudkan tujuan, kita harus melakukan sesuatu agar rasa takut dan keraguan tidak membelenggu atau menyiksa diri sendiri.

Keraguan melakukan sesuatu merupakan hal biasa. Sebagaimana kita pernah ragu akan arti atau makna suatu kalimat. Kita juga mungkin pernah ragu dalam menentukan pilihan jalan mana yang akan kita tempuh untuk menuju suatu tempat. Keraguan tersebut merupakan keraguan biasa dari pemikiran sederhana. Namun di sisi lain, sebagai umat beragama manakala dalam dirinya timbul keraguan terhadap keyakinan ajaran agamanya, hal ini dapat disebut keraguan spiritual.

Dalam pandangan agama Buddha, seorang umat Buddha yang ragu terhadap Buddha, Dhamma, dan Sangha termasuk dalam keraguan spiritual, disebut dengan Vicikiccha. Keraguan spiritual dapat membuat seseorang bimbang dan tidak dapat memutuskan antara baik dan buruk, apa yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan. Terlebih lagi manakala melihat suatu fenomena yang berbeda dari apa yang diajarkan dan apa yang terlihat.

Baca Juga: Tahu Yang Dahulu dan Yang Kemudian, Dekat Dengan Jalan Suci

Sebagai contoh: umat Buddha meyakini ajaran bahwa sebagaimana benih yang ditabur maka begitulah buah yang akan dituai. Makna yang dapat dipetik adalah barang siapa berbuat jahat akan menerima buah penderitaan. Sebaliknya, barang siapa berbuat baik akan menerima buah kebahagiaan.

Namun adakalanya buah perbuatan itu tidak langsung terwujud, sehingga menimbulkan keraguan dalam dirinya, apakah seseorang itu dapat langsung menerima manfaat perbuatan baik? Keraguan seperti itulah yang termasuk dalam kelompok keraguan spiritual atau Vicikiccha.

Agar umat Buddha memiliki pemahaman yang benar terhadap keraguan spiritual atau Vicikiccha, maka setidaknya harus memahamai delapan bentuk keraguan, yaitu:

1) keraguan terhadap Buddha, yakni meragukan kualitas moralitas Buddha seperti apakah beliau memiliki 32 tanda sebagai Buddha?;

2) keraguan terhadap Dhamma, yakni bimbang terhadap Magga dan Phala;

3) keraguan terhadap Sangha, yakni bimbang terhadap sangha ratana;

4) keraguan terhadap latihan bertahap sila-samadhi-panna;

5) keraguan terhadap masa lalu;

6) keraguan terhadap masa depan;

7) keraguan terhadap masa lalu dan juga masa depan; dan

8) keraguan terhadap mata rantai kehidupan.

Manakala dalam diri umat Buddha timbul keraguan seperti itu, maka hal yang perlu dilakukan adalah memperkuat dan meningkatkan kualitas keyakinannya (Saddha). Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas keyakinan antara lain dengan memperluas pengetahuan, bertanya kepada yang lebih mengerti, menguasai peraturan, memperteguh keyakinan, membangun persahabatan spiritual, dan melakukan percakapan yang kondusif.

Benar bahwa keraguan dan kerapuhan mental masih menyelimuti kehidupan kita. Namun, itu tidak kemudian membiarkan perasaan negatif yang mendera membuat kita tidak melakukan sesuatu karena karaguan dan ketakutan. Kita harus bangkit untuk menjadi orang yang mampu membuat keputusan untuk melakukan sesuatu yang menjadi keyakinan kita.

Dengan kekuatan usaha untuk menjernihkan pikiran dari faktor-faktor mental tidak baik yang mencemari pikiran, semoga kita semua mampu mengurangi faktor-faktor mental tidak baik dalam diri. Semoga kita semua dapat mengembangkan pikiran-pikiran baik, memelihara pikiran-pikiran baik, dan memiliki niat yang baik untuk merealisasikan keadaan damai penuh kegembiraan, penuh keyakinan terhadap ajaran Buddha.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *