Usung Tema Belajar di Kota Toleran, Peace Train Indonesia ke-12 Siap Meluncur ke Salatiga

Peacetrain62 Views

Usung Tema Belajar di Kota Toleran, Peace Train Indonesia ke-12 Siap Meluncur ke Salatiga

Kabar Damai I Rabu, 21 April 2021

 

Jakarta I kabardamai.id I Sebanyak 20 Peserta Peace Train Indonesia (PTI) ke-12 siap meluncur ke Salatiga, kota paling toleran tahun 2020 versi SETARA Institute. Kedua puluh peserta tersebut merupakan hasil seleksi dari 80 orang yang mendaftar.

Dijadwalkan Kamis sore, 22 April 2021 rombongan PTI akan berangkat dari Stasiun Senen, Jakarta Pusat menggunakan moda transportasi kereta api menuju Stasiun Poncol, Semarang. Dari semarang mereka  melanjutkan  perjalanan menuju Salatiga, Jawa Tengah.

“Semua peserta dipastikan akan mematuhi protocol Kesehatan, mengingat pandemi Covid-19 masih mendera. Rapid tes Genose atau antigen akan dilakukan peserta dan fasilitator di Stasiun Senen sebelum keberangkatan,” terang Richard Nuhgrasia Riruma, coordinator PTI kali ini.

PTI ke-12 hanya membawa 20 orang mengingat pandemic Covid-19 yang belum juga hengkag dari kehidupan kita. Mengusung tema Belajar Merawat Kebinekaan dan Perdamaian di Kota Toleran.

“Seperti PTI ke-12 Jakarta – Temanggung yang dihelat Januari 2021 lalu, kali ini juga hanya membawa 20 orang saja. Pemerintah daerah setemlpat, baik Jakarta maupun Salitaga hanya menguijinkan paling banyak 20 orang,” jelas direktur Indonesian Conference on Religion and Peace, Fanngky Tampubolon, Selasa, 20 April 2021 di kantornya.

Ia menambahkan, helatan PTI ke-12 ini ICRP bekerjasama dengan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Didukung pula oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

(BNPT).

Baca Juga : Peace Train Indonesia #12 Akan Hadir di Salatiga

“Untuk mitra local kita menggandeng lembaga (Persemaian Cinta Kemanusiaan, Red.), yang merupakan lembaga independen yang diperuntukan bagi penelitian sosial, demokrasi dan keadilan sosial,” terang Frangky.

Selain itu, sambung pendeta di Gereja Kristen Nusantara ini, juga ada Sobat Muda yang merupakan forum yang memfasilitasi belajar bersama dan jalinan persahabatan di antara

orang muda lintas iman dan budaya.

Selain itu, kata dia, di antara peserta sendiri tidak hanya dari unsur keberagaman identitas agama dan budaya, tetapi juga keragaman orientasi seksual serta melibatkan beberapa pemuda yang pernah terpengaruh paham atau idelogi konservatif-radikal.

“Yang terpenting dari itu semua adalah, di Salatiga kita semua bisa belajar banyak bagaimana mengelola perbedaan suku, budaya dan agama seraya menjaga perdamaian yang menjadi impian kita bersama,” jelas Isa Oktaviani, manajer program ICRP.

 

Kampoeng Percik

Di Salatiga, rombongan PTI akan mengunjungi beragam rumah ibadah dan komunitas perawat kebinekaan dan perdamaian. Sejumlah komunitas dan  rumah ibadah itu antara lain: Kampoeng Percik, Masjid Damar Jati Salatiga, Pura Adya Dharma, dan Dusun Thekelan.

Kampoeng Percik merupakan komunitas yang dikembangkan oleh Lembaga Percik sejak tahun 2002 silam. Sejak tahun itu Percik mengembangkan tempat kerja yang diberi nama Kampoeng Percik. Tempat kerja ini terletak di kota Salatiga berjarak sekitar 1 km dari pusat kota.

Di atas tanah seluas 1.25 ha, tempat kerja ini terdiri dari 6 rumah tradisional Jawa dari kayu jati tua yang semula merupakan rumah-rumah penduduk di pedesaan, rumah-rumah

tersebut dipindahkan dari tempat asalnya tanpa mengubah bentuk aslinya. Rumahrumah tersebut kini difungsikan sebagai kantor administrasi, ruang kerja staf, ruang perpustakaan, aula seminar, kantin, dan rumah tamu.

Dengan lokasi yang berada ditengah persawahan, lingkungan pepohonan yang hijau, udara yang sejuk dan segar, Kampoeng Percik memberi suasana yang akrab dengan alam, nyaman untuk bekerja dan berseminar. Di masa mendatang Percik berencana melengkapi Kampoeng Percik ini dengan fasilitas untuk pusat pelatihan.

Dusun Thekelan

Selain menjadikan Kampoeng Percik sebagai tempat singgah utama, rombongan PTI juga akan bertandang ke Dusun Thekelan.

Mengutip Buku Panduan yang disusun panitia, Dusun ini  terletak di kaki Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Dusun ini merupakan salah satu jalur pendakian Merbabu yang menyimpan potensi wisata alam budaya dan tingkat toleransi yang sangat tinggi antar warganya.

Dusun Thekelan terletak di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Berjarak sekitar 18 km dari pusat Kota Salatiga dan 69 km dari Kota Semarang. Dusun ini terletak pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut. Suhu udara berkisar antara 11°- 25°C sehinggga udara tergolong sejuk.

Kondisi alam Dusun Thekelan yang masih asri, perkebunan dan peternakan yang tertata rapi

menjadi daya tarik utama desa ini. Warga Thekelan terdiri dari berbagai latar belakang kepercayaan yang berbeda tapi saling menghormati dan menghargai kepercayaan masing-masing sehingga tidak pernah terjadi gesekan antar umat beragama.

Kegiatan yang menggambarkan toleransi terjadi pada saat acara keagamaan seperti

Idulfitri, Natal, dan Waisak. Semua warga berkumpul di depan rumah ibadah untuk

bersalaman, merayakan, dan menyambut selepas kegiatan beribadah untuk saling

memaafkan.

“Ini semua semoga menjadi pengalaman menarik dan menginspirasi bagi peserta dan kita semua dalam upaya merawat kebinekaan dan perdamaian. Dan PTI selalu menjadi ruang perjumpaan dalam mengawali itu semua,” tandas Pdt. Jimmy Sormin, perwakilan PGI. [ ]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *