Kabar Damai | Rabu, 17 Mei 2023
Lampung | kabardamai.id | Hidup berdampingan dalam perbedaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Toleransi, menjadi kunci utama di negara yang memiliki keberagaman dalam segala hal seperti Indonesia ini.
Namun, seringkali toleransi disalahartikan. Toleransi bukanlah ukuran suatu prestasi. Jika memandangnya sebagai suatu prestasi artinya toleransi dipandang sebagai sesuatu yang ingin digapai. Padahal, kenyataannya adalah toleransi merupakan sesuatu yang mutlak untuk dilakukan.
“Kalau kita melihat toleransi sebagai prestasi, itu pada dasarnya kita tidak toleran. Justru, kalau pada dasarnya kita toleran, toleransi dianggap sebagai sesuatu yang normal, sesuatu yang lumrah, sesuatu yang biasa,” kata Monseigneur Vinsensius Setiawan Triatmojo, pada Sabtu (13/5).
Mgr. Avin, sapaan akrabnya, mengatakan toleransi merupakan bagian dari kepribadian bangsa Indonesia. Dengan toleransi membuat bangsa Indonesia menjadi beradab danmenciptakan keharmonisan antar manusia.
“Beradabnya kita (Indonesia) itu dalam kata-kata, juga dalam tindakan. Karena Indonesia asli itu adalah harmoni, antara sesama manusia dan manusia dengan alam,” katanya.
Selain itu, Mgr. Avin menjelaskan salah satu indikasi kesuksesan dalam bertoleransi adalah tegaknya keadilan. Keadilan ini kemudian akan mendukung terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia, yaitu kesejahteraan umum bagi semua kelompok.
“Karena kalau orang sudah toleran, orang merasa satu, sebagai sesame dan saudara, ya artinya adalah kesejahteraan umum. Dan kebaikan bersama, karena itu adalah cita-cita semua kelompok,” jelasnya.
Beliau juga menyebutkan bahwa saat ini kondisi toleransi, khususnya di daerah Palembang, masih sekadar dilakukan oleh kalangan pimpinan atau pejabat. Ia juga mengkhawatirkan pengaruh sosial media akan membawa pengaruh bagi kalangan akar rumput.
“Toleransi saat ini disimpulkan belum menyentuh akar rumput. Saya melihat memang masih ada kurangnya, karena harus menyentuh yang bawah ini. Yang bawah ini bisa bisa dipengaruhi oleh apa yang diwartakan oleh media sosial,” katanya.
Beliau berpesan agar para pemuda menjadi pembawa kedamaian dan kehidupan bertoleransi. Serta turut menjaga keberagaman yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia.
Penulis: Antuk Nugrahaning Pangeran