Tiga Perlindungan yang Menyelamatkan

Kabar Utama1885 Views

Oleh: Tim Buddha Wacana

Yo ca buddhañca dhammañca, saṅghañca saranaṃ gato; cattāri ariyasaccāni, sammappaññāya passati. Dukkhaṃ dukkhasamuppādaṃ, dukkhassa ca atikkamaṃ; ariyaṃ caṭṭhaṅgikaṃ maggaṃ, dukkhūpasamagāminaṃ. Ia yang telah berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sangha, dengan bijaksana dapat melihat Empat Kebenaran Mulia, yaitu: dukkha, sebab dari dukkha, akhir dari dukkha, serta jalan mulia berfaktor delapan yang menuju pada akhir dukkha. (Dhammapada, Syair 190-191)

Rasa aman dan nyaman dalam menjalani kehidupan merupakan keinginan alamiah yang ada dalam setiap diri manusia. Rasa aman dan nyaman ini merupakan bagian kecil dari timbulnya kebahagiaan. Untuk memperoleh kebahagiaan, banyak cara yang bisa dilakukan, seperti banyak berbuat baik, melakukan meditasi, melakukan penghormatan, dan melakukan perbuatan yang bernilai luhur.

Fakta di lapangan, untuk memperoleh rasa aman dan nyaman, manusia mencari perlindungan dari berbagai sumber. Ada yang pergi ke orang pintar, melakukan puja kepada pohon besar, gunung, maupun tempat-tempat yang dianggap sakral. Secara psikologis, mungkin dengan meminta perlindungan melalui cara-cara tersebut mereka memperoleh rasa aman dan nyaman. Akan tetapi, tidak ada yang bisa memberikan jaminan bahwa cara tersebut mampu melindungi dirinya terutama dari timbulnya penderitaan.

Sebagaimana Guru Agung Buddha mengajarkan dalam Kitab Dhammapada syair 188-199: “Karena rasa takut, banyak orang pergi mencari perlindungan ke gunung-gunung, ke arama-arama (hutan buatan), ke pohon-pohon, dan ke tempat-tempat pemujaan yang dianggap keramat. Tetapi itu bukanlah perlindungan yang aman, bukanlah perlindungan yang utama, dengan mencari perlindungan seperti itu, orang tidak akan bebas dari penderitaan.”

Baca Juga: Kita Bukan Penakluk Alam

Makna dari ajaran tersebut, bahwa perlindungan yang dilakukan dengan cara-cara seperti itu bukanlah perlindungan yang mampu menyelamatkan orang dari penderitaan. Dalam hal proses pengikisan kekotoran batin menuju pencapaian kesucian, justru cara-cara tersebut dapat menimbulkan pandangan keliru dalam mempraktikkan Buddha Dharma yang disebut dengan Silabbataparamasa  atau kepercayaan bahwa hanya dengan melaksanakan upacara saja orang akan mendapat keselamatan dan kebahagiaan.

Guru Agung Buddha telah memberikan petunjuk kepada umatnya untuk meneguhkan tekadnya berlindung kepada Tri Ratna sebagai perlindungan sejati. Berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha adalah satu-satunya perlindungan bagi umat Buddha yang paling aman dan mampu menuntun ke jalan menuju kebahagiaan. Berlindung secara aktif, bijaksana, dan dilakukan dengan cara yang benar niscaya akan membawa umat Buddha mencapai kebahagiaan. Perlindungan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha tidak akan membawa perubahan menuju kebahagiaan bagi mereka yang tidak mau melakukan upaya berbuat kebajikan. Sebagaimana prinsip hukum sebab akibat yang berlaku secara universal di mana barang siapa melakukan perbuatan buruk maka buah penderitaan akan dipetiknya, sebaliknya barang siapa senantiasa melakukan kebajikan maka buah kebahagiaanlah yang akan menyertainya.

Guru Agung Buddha telah menunjukkan jalan menuju kebahagiaan, kitalah yang harus belajar dan mempraktikan. Barang siapa yang berlindung dengan benar dan bijaksana kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha, ialah yang akan mendapatkan manfaat. Berlindung dengan benar akan menyelamatkan kita dari penderitaan hingga tercapainya kebahagiaan.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *