- Oleh: Daffa Fadhlur
Teknologi luar angkasa adalah teknologi yang digunakan agar manusia bisa pergi keluar angkasa, menjelajahi dan mengambil objek-objek dari luar angkasa. Perkembangan teknologi luar angkasa pertama kali dimulai sejak perang dingin yang melibatkan Amerika Serikat dan Uni Soviet dan semakin berkembang pesat hingga sekarang.
Sebenarnya tidak hanya untuk kepentingan luar angkasa, teknologi tersebut (teknologi luar angkasa) teknologi ini juga penting untuk kehidupan sehari hari contohnya internet,di zaman milenial sekarang ini pasti sangat membutuhkan internet untuk kepentingan pribadi,kantor,sekolah dan lain lain.
Dalam sejarah dunia, tercatat bahwa Uni Soviet merupakan negara yang pertama kali berhasil meluncurkan sebuah satelit tanpa awak bernama Sputnik I pada tanggal 4 Oktober 1957. Peluncuran satelit tersebut membuat Amerika sangatlah terkejut dan tidak mau kalah tentunya.
Baca Juga: Perkembangan Global Teknologi Luar Angkasa Bagi Perdaban Umat Manusia
Setelah melakukan riset yang panjang untuk membalas Uni Soviet, akhirnya Amerika berhasil untuk meluncurkan satelit pertamanya yaitu Explore 1 pada tanggal 31 Januari 1958. Sejak saat itu, perlombaan teknologi luar angkasa antara Amerika dan Uni Soviet menjadi sangat sengit dan ambisius.
Dalam kehidupan sehari hari pasti sering terjadinya konflik di dunia nyata maupun dunia maya,meredakan konflik di dunia nyata mungkin agak lebih mudah tapi meredakan konflik di dunia maya mungkin lebih sulit.
Banyak sekali terjadi konflik di dunia maya contohnya penyebaran hoax yang sulit di percaya yang mana sumber yang asli dan yang mana yang palsu,masih banyak sebenarnya konflik internet yang terjadi seperti cyber bullying.
Untuk mencengah konflik internet mungkin ada beberapa cara yang simpel contohnya menjadi pengguna internet yang baik,jangan menyebar dan mencerna hoax mentah mentah,berita yang dibaca harus di teliti dan di cari tau asal usulnya.
Kesimpulan dari artikel ini adalah jadilah pengguna internet yang bijak dan baik jangan menyebarkan hoax dalam konteks apapun.
Oleh: Daffa Fadhlur, Mahasiswa