Kabar Damai | Selasa, 22 Juni 2022
Kubu Raya I Kabardamai.id I Memilih untuk menjadi seorang religius tentu tidak mudah. Hidup kemudian diserahkan pada Tuhan dan tak lagi memikirkan dunia sebagai satu-satunya tumpuan karena penyertaan Tuhan menjadi hal penting yang harus senantiasa dikedepankan.
Hal itulah yang ada pada sosok Suster Paula, ia merupakan suster yang kini hidup ditengah umat. Tidak lagi dalam dekap biara, dirinya ia serahkan pada kepentingan bersama dalam masyarakat khususnya anak-anak muda yang butuh bimbingan dan tuntunan dalam menjalani masalah kehidupan.
Suster Paula kini mengelola rumah aman bernama Belas Kasih. Berbicara tentang jejaknya menjadi seorang suster dan keinginannya hidup bersama Tuhan awalnya dimulai karena ketertarikannya dalam melihat suster yang memberikan pelayanan di gereja-gereja ditengah masyarakat semaca kecilnya. Darisana, ia terpanggil untuk menyerahkan hidupnya pada Tuhan hingga saat ini.
Dalam proses hidupnya lama ia lalui dibiara yang tertutup dengan durasi lebih dari 25 tahun, selama itu pula ia tidak berkomunikasi langsung dan tidak bersentuhan kepada masyarakat. Terdapat dorongan untuk pergi dan tinggal di Italia pada tahun 1997-1999 dan 2012-2014. Selanjutnya, setelah fase tersebut barulah ia mendapatkan dorongan untuk hidup ditengah umat seperti saat ini.
Baca Juga: Suster Laura SFIC: Melayani Umat dan Tuhan
Memutuskan untuk keluar dari biara tentu bukanlah hal yang mudah, keseharian dilalui dengan penuh kepayahan hingga karena mukzizat Tuhan yang menurutnya hadir kepadanya membuat hadirnya orang-orang baik yang kemudian mempercayainya untuk mengelola rumah sederhana yang kini disebut dengan Rumah Belas Kasih.
“Diberi nama Belas Kasih karena ingin ada cinta dan kasih untuk semua yang datang kesini, tanpa melihat siapa dan apa latarbelakangnya,” ujarnya.
Rumah Aman dan Kreatifitas Anak Muda
Sebagai rumah aman, Rumah Belas Kasih kerap didatangi dan menjadi tempat tinggal anak-anak muda yang kehilangan arah, perlu tuntunan dan bimbingan dalam berkembang juga termasuk bagi mereka yang mengalami berbagai persoalan berat dalam hidupnya. Hal itu turut difasilitasi oleh Suster Paula sehingga semakin tahun kuantitas anak muda yang datang semakin banyak saja.
Anak-anak muda yang hadir dibina dan dibimbing oleh Suster Paula dalam banyak hal, tidak hanya dalam hal keagamaan semata namun juga berbagai kreatifitas lain seperti dalam aspek kesenian, keterampilan memasak dan lain sebagainya.
“Saya hanya menjadi teman berdiskusi, selebihnya mereka yang memang kreatif dan mau bergerak mandiri untuk memberi dampak baik,” ujar Suster Paula.
Anak-anak muda yang awalnya datang untuk dibina semakin lama juga semakin kreatif dan kerap berkumpul bersama di Rumah Belas Kasih. Mereka juga kerap melakukan aksi sosial seperti halnya mengajar kepada anak-anak disekitar lokasi Rumah Belas Kasih dan aksi lain yang semua dibebaskan oleh Suster Paula.
Keberadaan Suster Paula seperti cahaya dalam gelap, menjadi pelurus dalam sesat dan menjadi penuntun dikala buta. Ia serahkan hidupnya kepada Tuhan dan kepada umat untuk dampak baik yang dapat dirasakan bersama-sama.
Penulis: Rio Pratama