Kabar Damai | Minggu, 24 April 2022
Jakarta I Kabardamai.id I Safa’at Setiawan dalam kanal Itjen Kemenag melalui program Oase Ramadan menjelaskan bagaimana sejarah Lailatul Qadar ada pada kehidupan manusia, khususnya pada bulan ramadan.
Ia menjelaskan, diriwayatkan dalam kitab Qishashul Abbiya bahwasanya pada bulan ramadan Rasul pernah berkumpul dengan sahabat-sahabatnya. Pada saat itu, rasul tiba-tiba tersenyum sehingga membuat sahabatnya bertanya-tanya.
Setelahnya, Rasul menjawab bahwa ia tersenyum karena barusaja diperlihatkan kepadanya datangnya hari kiamat. Jika manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar, Rasul mengungkapkan ada seorang nabi yang gagah dan kuat serta berpedang namun ia tidak memiliki seorangpun pengikut.
Rasul kemudian bercerita bahwa nabi tersebut bernama Sam’un Al Ghozi yang merupakan seorang nabi, berasal dari Bani Israil yang diutus Allah kepada orang-orang Romawi. Sam’un Al Ghozy memiliki mukzizat yang hampir sama dengan Muhammad yaitu dapat mematahkan besi, dapat merobohkan bangunan, dapat menghancurkan barang-barang yang keras dan sebagainya sehingga disebut sangat kuat.
“Sam’un Al Ghozi juga berjuang dalam menegakkan kalimat Allah dan mengajarkan tauhid. Saat itu, diera semua orang tengah gandrung menyembah berhala tidak ada yang mengindahkannya ketika ia mengajak orang-orang untuk menyembah Allah yang tidak terlihat oleh mata,” jelasnya.
Namun, karena mukzizat dan kekuatan yang dimilikinya membuat raja-raja Romawi saat itu mulai ketakutan, raja yang memerintah mulai terusik. Maka berkumpullah para punggawa kerajaan dan mencari cara mengalahkan Sam’un Al Ghozi.
Akhirnya para para dan para punggawa memiliki sebuah siasat untuk mengalahkan Sam’un Al Ghozi. Suatu ketika dipanggillah istri dari Sam’un Al Ghozi dan merayunya agar membantu mereka supaya Sam’un Al Ghozi dapat tertangkap dan dengan iming-iming uang, emas serta kekayaan yang dijanjikan akan diberikan.
Baca Juga: Amalan untuk Mendapatkan Lailatul Qadar
Pada malam harinya, sang istri Sam’un Al Ghozi berusaha mengikat Sam’un Al Ghozi. Namun, ketika terbangun dan ia menggerakkan tangannya maka semua tali yang mengikat pada dirinya terputus.
Keesokkan harinya, sang istri masih tetap berusaha dan mengganti tali dengan rantai besi dan mengikatnya ketika tertidur. Namun karena kekuatannya rantai-rantai tersebut terputus pula.
Karena gagal, pada kesempatan ketiga sang istri mencoba dengan cara yang lembut yaitu dengan bertanya apa alasan yang menyebabkan sang suami sebegitu kuatnya. Karena menganggap bahwa istrinya adalah orang yang dekat dan dipercayainya membuat Sam’un Al Ghozi lalu menceritakan sumber kekuatannya.
Karena mengetahui rahasia Sam’un Al Ghozi yang ada pada rambutnya. Sang istri lalu kembali beraksi dan mengikat kaki suaminya dengan rambutnya sendiri. Benar saja, Sam’un Al Ghozi menjadi lemah setelahnya dan tidak berdaya sehingga dapat ditangkap oleh raja dan disiksa hingga meninggal dunia.
Setelah meninggal dunia, Malaikat Jibril mendatanginya dan bertanya hal yang diinginkannya. Sam’un Al Ghozi meminta ampun kepada Allah karena telah menceritakan kekuatannya kepada istrinya. Ia meminta pada Jibril untuk dikembalikan kekuatannya agar dapat kembali berjuang.
Setelah itu, Sam’un Al Ghozi kembali terbangun dan melawan sehingga membuat musuhnya kalah. Setelahnya pula, ia tetap berjuang dijalan Allah dan tetap beribadah sampai seribu tahun lamanya.
Mendengar cerita ini, para sahabat rasul merasa ingin beribadah serbu tahun lamanya pula. Namun mustahil baginya untuk beribadah hingga seribu tahun lamanya karena mereka hanya manusia biasa.
Tak lama setelahnya, turunlah Malaikat Jibril dan menyatakan ada satu malam pada bulan ramadan yang nantinya apabila orang beribadah didalamya bisa lebih baik dari 1000 bulan yang diberikan oleh Allah khusus pada umat Muhammad. I
“Maka sungguh sangat merugi apabila dibulan ramadan ini kita tidak mendapatkan Lailatul Qadar. Mari kita jemput Lailatul Qadar tersebut,” ajaknya.
Penulis: Rio Pratama