Kabar Damai I Sabtu, 18 Desember 2021
Pontianak I Kabardamai.id I Berbagai praktik baik senantiasa dilakukan dan diupayakan dilingkungan SMAN 1 Pontianak. Sekolah negeri terbaik dan menjadi barometer pendidikan di Kalimantan Barat ini juga turut disokong oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang andal sehingga berbagai hal positif senantiasa tercipta dari dalamnya.
Satu hal yang kini tengah gencar dilakukan oleh SMAN 1 Pontianak ialah menjadikan sekolah yang ramah anak dan terhindar dari praktik bullying di sekolah. Selain itu, SMA yang terpilih menjadi sekolah penggerak di Kalimantan Barat ini juga senantiasa menciptakan iklim pancasilais tidak hanya bagi guru-gurunya namun juga peserta didiknya pula. Hal ini diupayakan melalului Roots Day dan Pameran Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Kamis, (16/12/2021).
Ditemui di ruang kerjanya, Kepala Sekolah SMAN 1 Pontianak, Dwi Agustina menjelaskan tentang tujuan diselenggarakannya kedua kegiatan tersebut.

“Roots Day merupakan puncak acara dari kegiatan program Roots yang kita selenggarakan untuk menghindari bullying di sekolah. Menjadikan sekolah kita menjadi sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan untuk peserta didik dan warga sekolah lainnya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pembelajaran baik itu intrakurikuler dan dan ekstrakurikuler juga,” ungkapnya.
Dalam program Roots sendiri, diketahui sebelumnya bahwa sebanyak 30 siswa-siswi yang ada telah dijaring dan kemudian akan menjadi kader anti bullying di sekolah.
“Ini kedepan akan menjadi suatu kegiatan yang positif karena disekolah kita melalui adanya 30 anak ini nantinya akan dapat mengimbaskan apa yang sudah pernah diperolehnya dari kegiatan-kegiatan selama ini dari kegiatan Root baik bagi anak-anak SMANSA dan lingkungan sekitarnya,” tambahnya.
Dalam rangka mensuksukseskan program ini, SMAN 1 Pontianak tidak hanya menargetkan agar dapat terimplementasi bagi siswa-siswinya saja, namun juga siswa dan siswi dari sekolah yang lain.
“Kita juga mengundang beberapa sekolah yang ada disekitar sekolah kita, tujuannya untuk berbagi praktik baik dari apa yang sudah dilakukan disini dan harapannya sekolah lain juga bisa melakukan program pencegahan untuk perundungan sehingga membuat kita semua nyaman dalam berkegiatan dilingkungan sekolah karena kita ketahui bersama bahwa bullying sangat rentan terjadi diusia anak-anak seperti halnya di SMA,” terangnya.
Baca Juga: Kepala BNPT: OSIS SMA DKI Harus Implemetasikan Pancasila Lawan Radikalisme
Sedangkan perihal pameran penguatan profil pelajar pancasila, Dwi menuturkan bahwa ini merupakan hasil karya siswa yang sebelumnya telah melalui proses pendampingan guna tercapainya nilai-nilai baik pancasila bagi dirinya.
“Untuk pameran projek pelajar pancasila sendiri, disekolah ini ada dua tema yaitu Bhinneka Tunggal Ika dan Gaya Hidup Berkelanjutan. Ini adalah sebagai bentuk unjuk karya anak-anak dari apa yang sudah mereka buat dalam mengaktualisasikan diri terkait dengan projek penguatan profil pelajar pancasila,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan tentang kekagumannya terhadap proses yang telah dilalui baik oleh guru fasilitator dalam membimbing maupun siswa yang telah dibimbing dalam proyek penguatan profil pelajar pancasila ini.
“Saya melihatnya sangat luar biasa sekali karya anak-anak, terlebih sasarannya adalah kelas X dan baru satu semester bergabung di SMANSA ini. Ini juga tidak terlepas dari campur tangan dan bimbingan bapak ibu guru fasilitator sebagai tim projek yang senantiasa membimbing dan mengarahkan siswa hingga dapat menampilkan dan mengaktualisasikan profil pelajar pancasila dengan begitu baiknya,” bebernya.
Dalam kegiatan dengan tujuan berbagi praktik baik ini juga turut mendapat apresiasi dari Isnawati, pengawas dan pembina SMAN 1 Pontianak. Ia menyatakan dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi jembatan bagi siswa dalam mengoptimalkan minat dan bakat yang dimiliki.
“Sangat baik sekali apalagi ini merupakan program salah satu dari sekolah penggerak yang mana program ini sangat menyemangati siswa karena sebelum-sebelumnya tidak ada program seperti ini. Harapannya dengan adanya kegiatan ini potensi bakat dan minat siswa dapat tersalurkan dengan sebaik-baiknya,” tuturnya.
Melalui kegiatan tersebut pula, ia berharap agar dapat menjadikan SMAN 1 Pontianak semakin maju dan lebih baik kedepannya.
“Berkaitan dengan Roots Day, upayakan semua siswa SMAN 1 harus terlibat dalam pencegahan bullying. Bagaimana dalam sesama warga sekolah harus berusaha agar jangan sampai terjadi perilaku merendahkan orang lain, mengucilkan anak dan lain sebagainya.Tapi sebaliknya harus diberikan semangat dan motivasi, saling menghargai, menyayangi sehingga kedepan SMANSA dapat lebih baik,” harapnya.

Isnawati juga mengapresisi kerja-kerja baik guru dalam rangka membimbing siswa di SMAN 1 Pontianak sehingga kreatifitas siswa dapat tampak dan tersaji melalui kegiatan yang ada.
“Sangat baik sekali, guru-guru mata pelajaran dan wali kelas sebagai fasilitator turun langsung dan mendukung serta peduli sekali terhadap tampilan dan kreasi siswanya. Ini sangat terlihat dimana guru-guru yang memiliki kompetensi kemudian mewujudkan kompetensi mereka kedalam karya siswanya,” terangnya.
Terakhir, ia tidak lupa mengapresiasi sekolah karena telah berhasil dengan baik mengoptimalkan kepercayaan pemerintah dalam menetapkan SMAN 1 Pontianak sebagai sekolah penggerak di Kalimantan Barat.
“Sangat bagus juga, saya sebagai pengawas pembina melihat SMAN 1 sangat bagus sejauh ini dalam implementasi sekolah penggerak sejauh ini. Awal-awal memang pasti ada kebimbangan, kebingungan tentang konten dari pelaksanaan sekolah penggerak ini tapi seiring waktu berjalan dapat sesuai dengan yang diharapkan,” pungkasnya.
Penulis: Rio Pratama