Rayakan Keberagaman Bangsa Lewat Festival HAM 2021

Kabar Utama367 Views

Kabar Damai  | Kamis, 18 November 2021

 

Jakarta | kabardamai.id | Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik menyampaikan Festival HAM 2021 mendorong seluruh elemen bangsa dapat bergembira dan mampu merawat keberagaman. Langkah ini untuk menumbuhkan rasa saling menghormati antar sesama warga negara.

“Indonesia diproklamirkan para pendiri bangsa sebagai suatu negara bangsa, terdiri dari keberagaman yang senantiasa harus bergerak bersama,” kata Taufan Damanik dalam keterangan pers, Selasa, 16 November 2021.

Taufan menyebut, selama 76 tahun kemerdekaan, ternyata masih ada kelompok yang termarjinalkan, terdiskriminasi dan tidak diperlakukan dengan adil. Menurutnya, kondisi itulah yang kemudian menjadi akar konflik hingga hari ini.

“Dalam pandangan hak asasi manusia prinsip saling menghormati dan saling menghargai merupakan pondasi penting. Hal inilah yang kemudian diusung menjadi gagasan penyelenggaraan even tahunan, Festival HAM,” terang Taufan.

Taufan juga menjelaskan Festival HAM ini bagian dari cara merayakan keberagaman dan perbedaan. Ia menekankan, agar perbedaan jangan terus menerus dijadikan persoalan.

“Perbedaan justru harus dirayakan dengan kegembiraan karena membuat kita menjadi warna-warni. Tapi syaratnya satu, yaitu saling menghormati. Dalam HAM, filosofi yang paling pokok adalah saling menghormati satu sama lain, tidak ada yang termarjinalkan,” ungkap Taufan.

Dalam implementasinya, lanjut Taufan, Festival HAM mendorong Pemerintah Daerah bersama para pemangku kebijakan lainnya di bidang keagamaan, pendidikan dan organisasi masyarakat untuk berpartisipasi merayakan keberagaman sebagai sebuah berkah agar bergerak bersama.

 

Festival HAM 2021

Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan Komnas HAM RI Beka Ulung Hapsara memandang, Festival HAM 2021 dapat memperkuat peran Pemerintah Daerah serta mendeklarasikan komitmennya dalam memajukan hak asasi manusia.

“Menjadikan kerangka kerja, komitmen bersama dimana kebijakan dan implementasinya harus sesuai dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia,” ujar Beka.

Festival HAM tahun ini mengambil tema “Bergerak Bersama Memperkuat Kebinekaan, Inklusi, dan Resiliensi”. Puncak perayaan Festival HAM 2021 diadakan di Semarang.

Baca Juga: Komnas HAM RI dan Kementerian PPPA RI Kolaborasi Penanganan Kasus

Festival HAM 2021 mendorong seluruh elemen bangsa dapat bergembira dan mampu merawat keberagaman demi menumbuhkan rasa saling menghormati.

“Festival HAM ini bagian dari cara kita menghidupkan terus menerus, kegembiraan kita merayakan keberagaman kita, perbedaan kita. Perbedaan jangan terus menerus dijadikan persoalan. Perbedaan justru harus dirayakan dengan kegembiraan karena membuat kita menjadi warna-warni. Tapi syaratnya satu, yaitu saling menghormati. Dalam HAM, filosofi yang paling pokok adalah saling menghormati satu sama lain, tidak ada yang termarjinalkan,” ungkap Taufan, dikutip dari komnasham.go.id (16/11).

Dalam implementasinya, jelas Taufan, Festival HAM juga mendorong Pemerintah Daerah bersama para pemangku kebijakan lainnya di bidang keagamaan, pendidikan dan organisasi masyarakat untuk  berpartisipasi merayakan keberagaman sebagai sebuah berkah untuk bergerak bersama.

Jadikan Film Dokumenter sebagai Media Efektif Penyebarluasan HAM

Penyebarluasan HAM semakin beradaptasi dengan perkembangan zaman. Salah satu media populer yang digunakan dalam menyebarluasan HAM adalah film. Film dokumenter menjadi salah satu media populer yang efektif untuk menyebarluaskan HAM kepada generasi muda.

“Melalui film dokumenter, generasi muda diajak untuk bersikap kritis mengenai  isu sosial dan HAM di masyarakat,” kata Ahmad Taufan Damanik.

Dilansir dari laman Komnas HAM, hal itu Taufan sampaikan saat membuka acara diskusi film dokumenter: “Belajar dari Watchdoc”. Acara itu diselenggarakan secara daring oleh Komnas HAM pada Jumat, 05 November 2021.

Selain Ketua Komnas HAM, acara itu juga dihadiri oleh Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan, Beka Ulung Hapsara, Watchdoc Documentary, Andhy Panca Kurniawan, Sastrawati dan Wartawan, Linda Christianty dan Human Rights Educator, Eka C. Tanlain sebagai Moderator.

Watchdoc berhasil meraih penghargaan Ramon Magsaysay Award 2021. Penghargaan ini sering disebut  “Nobel Asia” yang sangat prestisius. Watchdoc merupakan sebuah rumah produksi yang banyak menghasilkan film bertema HAM, demokrasi, dan lingkungan hidup.

Sebelum menerima penghargaan Ramon Magsaysay, Watchdoc juga berhasil menerima Gwangju Prize for Human Rights di awal 2021. Hal ini menandakan bahwa film dokumenter adalah media yang efektif untuk penyebarluasan wawasan HAM.

Taufan mengatakan bahwa karya-karya yang dihasilkan oleh Watchdoc memberikan efek yang luar biasa bagi peningkatan kesadaran HAM. “Film dokumenter menjadi media penyebarluasan HAM yang efektif dalam menumbuhkan sikap kritis bagi generasi muda,” ujarnya.

Selanjutnya Taufan menyampaikan apresiasi Komnas HAM kepada Watchdoc atas dua penghargaan yang berhasil diraih Watchdoc. Sebagai bagian dari Pembela HAM, Watchdoc berhasil memberikan kontribusi nyata dalam pemajuan dan penegakan HAM.

Menyambung Ketua Komnas HAM, Beka juga menambahkan bahwa dalam penyebarluasan HAM, Watchdoc berhasil membantu Komnas HAM. Terutama dalam mengkampanyekan  HAM, demokrasi dan lingkungan hidup melalui karyanya yang mudah dipahami, membumi dan membangun solidaritas kemanusiaan.

Watchdoc telah menghasilkan menggerakkan masyarakat untuk memajukan HAM di Indonesia”, pungkas Beka menutup Diskusi.

Untuk diketahui, film-film Watchdoc sukses menggugah dan mengetuk hati nurani serta kemanusiaan. Banyak apresiasi yang telah didapatkan oleh Watchdoc dari berbagai kalangan atas karya-karya yang telah dihasilkannya.

Saat film “Sexy Killers” pertama diluncurkan di kanal Youtube, dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, film ini ditonton oleh 20 juta viewers.  Oleh karena itu, Magsaysay Award Foundation memberi penghargaan Watchdoc untuk kategori “Emergent Leadership”. [komnasham.go.id]

 

Editor: Ahmad Nurcholish

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *