Kabar Damai | Rabu, 09 Maret 2022
Pontianak I Kabardamai.id I Pers Mahasiswa menjadi alternatif media pemberitaan ditengah hingar bingar media arus utama yang begitu masif. Dikelola dan didukung oleh tata kelola mahasiswa dengan idealisme yang dimiliki membuat persma menjadi sarana pilihan bagi sebagian kelompok yang menginginkan pemberitaan berimbang tanpa embel-embel kepentingan suatu kelompok.
Walaupun berada dibawah ranah universitas dan atau kampus, namun persma bukanlah humas kampus itu sendiri. Persma punya ideologi dan roh perjuangan tersendiri dalam pemberitaan dan lingkup kerja yang dimiliki.
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Untan menjadi persma yang paling tua di Pontianak, Kalimantan Barat. Organisasi yang bernaung dibawah Universitas Tanjungpura ini diisi oleh mahasiswa dari berbagai program studi di Untan yang memiliki ketertarikan dalam menjadi pewarta atau jurnalis di universitasnya dengan kemampuan yang dimiliki, terlebih juga di LPM ini terdapat beberapa divisi yang mewadahi minat dan bakat tidak hanya dalam segi tulis namun juga videografi hingga radio.
Meningkatnya kasus intoleransi di Indonesia dan juga Kalimantan Barat menjadikan LPM Untan dan persma-persmanya untuk bergerak dalam isu toleransi dan keberagaman saat ini. Hal tersebut dilakukan dengan berjejaring bersama organisasi dan komunitas kemanusiaan yang ada di Pontianak dan juga lembaga pers mahasiswa se-kota Pontianak lainnya.
Salah satu upaya menjaga ikatan yang telah dimulai ini, LPM Untan kerap menyelenggarakan berbagai kegiatan dan mengundang serta menghadirkan berbagai kalangan untuk bersama saling berbagi perspektif, seperti yang dilakukan dalam forum KONTRA (Kelompok Diskusi Terarah).
Baca Juga: Pontianak Perlu Raperda Toleransi
Senin, (8/3/2022) diselenggarakan forum KONTRA dengan tema Sudah Tolerankah Pontianak? ‘Urgensi Ranperda Penyelenggaraan Toleransi Bermasyarakat’ di Pontianak. Mewakili persma dari LPM Untan, Tri Pandito Wibowo menanggapi pentingnya ranperda dalam perspektif persma.
Diawal pemaparannya, ia mengatakan bahwa pers dan mahasiswa adalah hal yang identik dengan pergerakan. Oleh karenanya, jika dihubungkan pada aspek toleransi, perananannya dapat menjadi alternative saat ini.
“Kita sebagai mahasiswa dan juga berkecimpung dalam media kampus menjadi alternatif ditengah media mainstrem punya peranan penting dalam toleransi,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa dengan media yang dimiliki membuat langkah dari persma dalam mengkampanyekan toleransi tentunya memiliki langkah-langkah tersendiri dan menjadi keunggulan persma itu sendiri.
Perihal ranperda toleransi yang sedang dibahas dalam forum, ia juga menambahkan tentang pentingnya persma dalam rangka mendukung dan mengawalnya hingga disahkan nantinya.
“Persma penting mengawal ini melihat Pontianak sangat heterogen dan rawan terjadi konflik. Persma dapat berpartisipasi dalam mengawal hal ini,” tuturnya.
Terakhir, ia menyatakan bahwa fungsi persma bukan hanya sebagai sarana informasi semata. Namun lebih jauh juga sebagai edukasi bagi masyarakat.
“Konflik sering kali dibingkai dengan sentimental primordial yang membuat kita rawan. Sehingga pada persma yang memiliki media alternatif dapat menjadi sarana dan penyadaran untuk mencegah paham radikalisme yang lebih luas,” pungkasnya.
Penulis: Rio Pratama