Presiden Jokowi: GPIB Harus Berkontribusi Menguatkan Moderasi Beragama

Kabar Utama468 Views

Kabar Damai I Selasa, 26 September 2021

Jakarta I kabardamai.id I Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh warga Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) tetap teguh menjaga tegaknya Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“GPIB ke depan harus terus berkontribusi secara aktif membangun sinergi lintas agama, lintas budaya, dan lintas generasi. membangun dan menguatkan moderasi beragama untuk menjaga tetap tegaknya Pancasila dan NKRI,” kata Presiden Jokowi saat berpidato pada peresmian pembukaan Persidangan Sinode XXI GPIB  secara daring dari Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (26/10/2021).

Presiden Jokowi mengatakan, cita-cita mulia untuk mewujudkan damai sejahtera  memiliki makna yang sangat penting karena bangsa Indonesia berdiri di atas kebinekaan. Berbeda dan beragam dari latar belakang agama, suku, dan juga budaya.

Keragaman ini, lanjutnya, harus dilihat sebagai fondasi yang menguatkan persatuan Indonesia sebagai modal sosial untuk kemajuan bangsa, bukan ancaman yang menjadikan kita terpecah belah.

“Pengalaman panjang selama ini, GPIB mampu bekerja dengan baik, menyebarkan pesan-pesan damai, membangun kerukunan dan  suasana harmonis yang dilandasi sikap saling menghormati, saling menghargai dengan penuh penghormatan serta bersatu, bergandeng tangan untuk mewujudkan damai sejahtera secara bersama-sama,” kata Presiden Jokowi.

Ajakan Presiden Jokowi untuk merawat Pancasila dan NKRI ditanggapi positif salah seorang peserta Persidangan Sinode utusan GPIB Jemaat “SILOAM” DKI Jakarta, Penatua Yohannes Tahapary.

“Saya bangga. Sebagai anak bangsa, kami memiliki Presiden yang  mempunyai kepedulian tinggi dalam  menciptakan rasa  aman bagi rakyatnya untuk merajut kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Penatua Yohannes.

Ia mengatakan, tatanan kehidupan berbangsa  yang ditanamkan  Presiden Jokowi  dalam rangka menciptakan kerukunan  dan sikap saling hormat-menghormati di antara sesama warga bangsa  telah menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi untuk ikut dalam membangun dan bela negara.

“Bangsa yang besar harus menjauhkan perbedaan dalam keyakinan, karena Sila Pertama Pancasila telah diterima sebagai dasar kehidupan umat beragama di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Penatua Yohannes.

Persidangan Sinode  bertema “Membangun Sinergi dalam Hubungan Gereja dan Masyarakat untuk Mewujudkan Kasih Allah yang Meliputi Seluruh Ciptaan” (Matius 22:37-39; Ulangan 6:5; Imamat 19:18) akan  berlangsung pada 26 – 31 Oktober 2021 dan diikuti para  peserta  utusan  326 Jemaat GPIB di  26 provinsi di Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengapresiasi peran aktif Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: Kerukunan dan Moderasi Beragama dalam Konteks Kemajemukan

Apresiasi itu disampaikan Kepala Negara saat berpidato pada peresmian pembukaan Persidangan Sinode XXI GPIB Tahun 2021 secara daring dari Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (26/10/2021).

“Saya ingin menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Majelis Sinode dan seluruh warga GPIB di seluruh Indonesia atas partisipasinya bersinergi, bahu membahu dengan berbagai elemen bangsa yang lain mendukung pemerintah dalam penanganan dampak Covid-19, baik di bidang kesehatan maupun di bidang ekonomi,” kata Kepala Negara.

Acara yang digelar secara daring dari titik pusat di Surabaya, Jawa Timur dan di titik-titik jemaat di 26 provinsi, diawali ibadah yang dipimpin Ketua Majelis Sinode GPIB Pendeta Paulus Kariso Rumambi.

Hadir pada acara pembukaan, di antaranya Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Goeltom, Sekjen Dewan Gereja Dunia Ioan Sauca, Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Paulus Kariso Rumambi, dan Sekretaris Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Jacoba Marlene Joseph.

Presiden Jokowi mengatakan, keterlibatan GPIB dalam penanganan dampak pandemi melengkapi kontribusi GPIB untuk mewujudkan damai sejahtera bagi seluruh ciptaan Tuhan di bumi Indonesia.

Selain itu, cita-cita mulia GPIB untuk mewujudkan damai sejahtera memiliki makna yang sangat penting karena bangsa kita berdiri di atas kebinekaan. Berbeda dan beragam dari latar belakang agama, suku, dan juga budaya.

“Keragaman ini harus dilihat sebagai fondasi yang menguatkan persatuan Indonesia sebagai modal sosial untuk kemajuan bangsa, bukan ancaman yang menjadikan kita terpecah belah,” katanya.

Menurut Presiden Jokowi, dilandasi kesadaran untuk memajukan bangsa GPIB ke depan harus terus berkontribusi secara aktif membangun sinergi lintas agama, lintas budaya, dan lintas generasi. Membangun dan menguatkan moderasi beragama untuk menjaga tetap tegaknya Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Saya percaya dengan pengalaman panjang selama ini, GPIB mampu bekerja dengan baik, menyebarkan pesan-pesan damai, membangun kerukunan dan suasana harmonis yang dilandasi sikap saling menghormati, saling menghargai dengan penuh penghormatan serta bersatu, bergandeng tangan untuk mewujudkan damai sejahtera secara bersama-sama,” kata Presiden Jokowi.

Sementara itu, Ketua Umum Majelis Sinode Pendeta Paulus Kariso Rumambi dalam laporannya menyatakan, Persidangan Sinode XXI GPIB merupakan peristiwa bersejarah karena seluruh acara, termasuk pemilihan Fungsionaris Majelis Sinode (FMS) dilakukan secara daring.

“Ini adalah peristiwa bersejarah. Persidangan Sinode diadakan dalam suasana extra ordinary akibat virus Corona yang melanda dunia,” kata Rumambi.

Ia secara khusus menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang baik dari tahun pelayanan 2015 sampai tahun 2021 serta memohon maaf atas segala kesalahan dan keterbatasan kepada seluruh presbiter dan warga jemaat di mana pun berada.

“Kami sampaikan banyak-banyak terima kasih atas kerja layan, mulai dari persiapan, sosialisasi, simulasi, hingga terlaksananya acara persidangan ini. Doa dan harapan kami, kiranya karya layan kita bersama berkenan dan diberkati Sang Pelayan Yang Agung, Yesus Kristus, Tuhan,” kata dia.

Hadir pada acara pembukaan, di antaranya Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Gomar Gultom, Sekjen Dewan Gereja Dunia Ioan Sauca, Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Paulus Kariso Rumambi, dan Sekretaris Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Jacoba Marlene Joseph. [Beritasatu.com/investor.id]

 

Editor: Ai Siti Rahayu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *