Peserta PTI-14 Tiba di Jombang untuk Belajar Perdamaian dari Gus Dur

Peacetrain116 Views
  • Kabar Damai, Jumat 29 Juli 2022

Jakarta | kabardamai.id | Rombongan Peace Train Indonesia 14, telah tiba di Jombang untuk belajar perdamaian dari Gus Dur, Jumat (29/07/2022).

Tak lupa kegiatan Peace dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Peserta yang akan mengikuti kegiatan, diwajibkan untuk melakukan test antigen terlebih dahulu.

“Belajar perdamaian dari Gus Dur adalah tujuan orang muda mengikuti Peace Train ke-14 yang kali ini digelar di Jombang. Ini berangkat dari intoleransi, diskriminasi, dan persekusi terhadap agama dan kepercayaan minoritas yang terus terjadi dan para pelakunya banyak dari orang muda,” terang Pdt. Frangky Tampubolon, Direktur Eksekutif Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP).

Perjalanan Meneladani Gus Dur

ICRP sebagai lembaga perdamaian di Indonesia yang didirikan Gus Dur bersama tokoh lintas iman di Indonesia, selalu berusaha melahirkan generasi muda yang berkarakter inklusif-pluralis. Oleh karenanya Peace Train Indonesia hadir menjadi ruang perjumpaan sebagai wadah untuk saling berbagi, berdialog dalam rangka  mengenal satu sama lain guna mengikis prasangka, prejudis dan sikap buruk lainnya yang terkait dengan relasi antarumat beragama.

Demikian diungkapkan oleh Romo Johannes Hariyanto, Sekertaris Umum Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP).

Ia juga menegaskan bahwa Indonesia sendiri bukan sesuatu yang secara definitif sudah jadi. Gus Dur adalah sosok Pluralisme yang selalu berusaha meng-Indonesia, dan generasi muda harus berani mengembalikan semangat Gus Dur tersebut.

“Dengan perjalanan bersama ke Jombang, melalui Peace Train Indonesia ke-14, pemuda akan melakukan dialog Imajiner membayangkan perjalanan spiritual lintas Iman dengan kehadiran Gus Dur,”

Vinsentius Arti Permata, Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Cendrawasih sebagai perwakilan peserta PTI ke-14 dari Papua, mengungkapkan rasa bangga dan harunya bisa mengikuti perjalanan ke Jombang dan ziarah mengenang Gus Dur.

Baca Juga: Belajar Perdamaian dari Gus Dur: Peace Train Indonesia ke-14 Hadir di Jombang

Bagi Vinsen dan seluruh masyarakat Papua, Gus Dur adalah tokoh yang begitu dekat dengan Papua, “Karena Gus Dur kami bangga menjadi orang Papua, Gus Dur selalu berusaha keras mengembalikan harkat dan martabat masyarakat Papua, mengembalikan nama Papua, dan megizinkan bendera Bintang Kejora berkibar,” ungkap Vinsen.

Gus Dur adalah adalah satu-satunya presiden Indonesia yang secara terbuka mengakui kembali masyarakat Papua sebagai bangsa. Dengan perjalanan PTI Jakarta-Jombang ini, Vinsen berharap dapat merasakan kehadiran Gus Dur yang sangat ia rindukan.

Belajar Kerukunan dan Perdamaian dari Kota Kelahiran Gus Dur

Sebanyak 50 Peserta Peace Train Indonesia (PTI) ke-14 siap belajar kerukunan dan perdamaian dari Kota kelahiran Gus Dur, Jombang. Bekerja sama dengan UIN Sunan Ampel Surabaya, 25 dari 50 peserta yang hadir merupakan mahasiswa Prodi Studi Agama-agama UIN Sunan Ampel.

Kelima puluh peserta tersebut merupakan pemuda lintas iman terbaik dari seluruh Indonesia yang berkarakter inklusif-pluralis.

PTI ke-14 dihelat pada Kamis hingga Minggu, 28 – 31 Juli 2022 dari Jakarta menuju Jombang, Jawa Timur. Membawa 50 orang peserta dari berbagai latar belakang agama, PTI kali ini mengusung tema  Belajar Kerukunan dan Perdamaian dari Kota Kelahiran Gus Dur.

Ahmad Nurcholish, Direktur Program ICRP ini menambahkan, Jombang menjadi kota tujuan karena di Jombang kita bisa mengenang Gus Dur dengan ziarah perdamaian dan mempelajari banyak hal dari Jombang yang merupakan kota kelahiran Bapak Pluralisme Indonesia, Gus Dur.

“Kita ingin belajar di sana bagaimana merawat keragaman dan perdamaian sekaligus mengetahui segala tantangan dan hambatan terkait dengan upaya mewujudkan toleransi dan perdamaian di kota tersebut,” tandas lelaki yang biasa disapa Cak Nur ini.

50  peserta tersebut berasal dari berbagai kota di Indonesia yaitu Padang, Semarang, Yogya Madura, Cilacap, Jakarta, Tangerang, Solo, Surabaya, Papua, Pontianak, dengan ragam  latar agama Islam, Katolik, Kristen, Orthodox, Bahai, Sikh dan Buddha.

 

Penulis: Ai Siti Rahayu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *