Kabar Damai | Sabtu, 25 Juni 2022
Pontianak I Kabardamai.id I Angelique Tjoa, Koordinator Sobat KBB dalam Bincang Sahabat SAKA menceritakan bagaimana Sobat KBB bersolidaritas.
Diawal ceritanya, ia mengungkapkan bahwa tertarik pada isu KBB karena ia berasal dari Sumatera Barat yang beberapa waktu cukup canggung dengan keberagaman serta keberagaman yang ada dalam keluarganya yang ia sebut sebagai Indonesia kecil. Hal lain karena masih banyaknya orang yang tidak nyaman dengan perbedaan yang padahal perbedaan sudah ada sejak lama di Indonesia.
Di Sumatera Barat pula menurutnya rentan akan konflik berbasis agama yang membuat dirinya resah. Selanjutnya, ditambah dengan ruang kerjanya yang berada pada ranah interfaith dialog sehingga membuat dirinya semakin dalam belajar tentang isu keragamanan ditambah dengan bertemunya dengan banyak orang semakin membuatnya semakin mantap berada pada isu ini.
Sobat KBB sudah ada sejak tahun 2013 dan berangkat dari sebuah kegelisahan yang mana awalnya juga merupakan output dari kegiatan yang diselenggarakan oleh Setara Institute. Kini, Like biasa ia dipanggil dipercaya sebagai koordinator Sobat KBB tersebut. Hingga kini, Sobat KBB menjadi wadah solidaritas bagi korban untuk saling mendukung dan mengumpulkan semangat bersama dalam gerakan.
Baca Juga: Kondisi KBB di Indonesia Periode 2017-2021 dalam Universal Periodic Review (UPR) Indonesia 2022”
Selama Sobat KBB berdiri, telah banyak permasalahan yang turut didampingi. Dari proses ini, menurut Like membuktikan bahwa permasalahan yang berhubungan tentang kepercayaan di Indonesia adalah masalah bersama dan bukan milik satu kelompok saja sehingga penting untuk bersolidaritas sebagai warga negara.
Sobat KBB membagi keanggotaan menjadi dua, yaitu personal dan juga secara keorganisasian. Secara personal berarti mewakili dirinya sendiri yang memiliki ketertarikan akan isu tersebut. Keanggotaan dalam Sobat KBB bukan berarti hanya untuk memperjuangkan satu kelompok yang terwakili dalam koalisi namun karena untuk memperjuangkan semua yang tertindas.
Menurutnya pula, dalam rangka bersolidaritas dan kerja-kerja kemanusiaan, Sobat KBB melakukan berbagai cara. Menurut Sobat KBB, hak spiritualitas adalah hak warga negara, oleh karenanya didalamnya ada dimensi-dimensi yang biasanya kasus akan berkelindan dengan hal spiritualitas sehingga hal itu sangat dikedepankan dan ditangani. Dari kasus-kasus yang ada Sobat KBB terlibat dalam aspek edukasi, kampanye-kampanye dan pendidikan-pendidikan serta mendorong ruang-ruang perjumpaan.
Bersolidaritas dapat dilakukan oleh siapapun tidak hanya NGO atau masyarakat yang aktif dalam isu kemanusiaan. Berbicara soal aspek agama berarti berbicara tentang semua masyarakat Indonesia yang beragam. Berbicara tentang ruang perbedaan dapat dibangun dengan perjumpaan-perjumpaan.
Penulis: Rio Pratama