Kabar Damai | Senin, 13 Juni 2022
Jakarta I Kabardamai.id I Moh. Shofan dalam kanal Maarif Institute menjelaskan bagaimana implementasi pendidikan karakter dengan penguatan akhlak dapat diberlakukan sesuai dengan kebutuhan saat ini.
Dalam pemaparannya, ia menyatakan ada hadist nabi yang artinya ‘sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak umat manusia’. Nabi Muhammad adalah sebuah pribadi yang berakhlak, figure sekaligus teladan bagi umat di muka bumi.
Dalam kehidupan sehari-hari, Muhammad telah mengajarkan kepada umat manusia tentang pentingnya akhlak, bahkan Muhammad sampai diberi gelar Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.
“Muhammad juga adalah orang yang jujur dan juga bertanggungjawab serta memberikan teladan-teladan bagi umat manusia. Oleh karena itu sebagai umat manusia perlu untuk mencontoh akhlak yang dicontohkan olehnya,” ujarnya.
Dalam surah Al-Kalam ayat 4 dijelaskan ‘dan engkau Muhammad benar-benar mempunyai akhlak yang agung,’.
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, ada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang mencantumkan akhlak mulia sebagai tujuan pendidikan nasional, karena itu jika mengacu pada undang-undang tersebut maka jelaslah sesungguhnya pendidikan bukan hanya dimaksudkan agar membuat anak cerdas secara kognitif, memiliki keterampilan, kreatifitas tetapi juga ada tujuan yang lebih penting dari itu yaitu tujuan yang bersifat afektif yaitu tujuan membentuk pribadi yang berakhlak mulia.
“Dengan membentuk pribadi yang berakhlak mulia maka akan mengarahkan siswa menjadi manusia yang baik, karena jika tujuan hanya untuk mencerdaskan maka banyak contoh orang cerdas namun melakukan korupsi, cerdas secara kognitif namun melakukan pelanggaran terhadap nilai dan norma agama,” jelasnya.
Baca Juga: Pendidikan Karakter Bagi Generasi Muda Hindu
Lebih jauh, menurutnya pendidikan akhlak adalah pendidikan yang paling utama karena dengan pendidikan akhlak yang sesungguhnya dapat mengantarkan bangsa Indonesia untuk mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional karena membentuk akhlak umat manusia.
Banyak materi pendidikan yang didalamnya mengarahkan manusia agar dapat menjadi manusia yang berbudi luhur dan berbudi pekerti. Misal didalam agama ada ajaran akhlak, ada pendidikan budi pekerti, pendidikan pancasila sampai pendidikan kewarganegaraan yang semua itu dimaksudkan agar mencetak manusia yang berakhlak dan mencetak manusia yang beradab dan memiliki tanggungjawab sehingga kehidupannya bisa membawa manfaat bagi umat manusia.
Oleh karenanya, dalam pendidikan karakter ada tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama adalah bagaimana mengetahui hal-hal yang baik. Kejujuran adalah baik, tanggungjawab juga hal baik, amanah juga baik, peduli juga baik. Oleh karenanya, seorang guru atau orang tua harus memberikan teladan dengan memberi contoh bagi anak-anaknya.
Orang tua meneladankan hal-hal baik kepada anaknya, guru meneladakan hal-hal baik kepada murid-muridnya. Dalam pendidikan karakter, persoalan akhlak adalah sesuatu yang penting. Ikut terlibat dalam aktifitas siswa adalah salah satu caranya.
Kedua adalah mencintai kebaikan. Seorang guru harus mampu menanamkan nilai-nilai yang baik kepada anak atau siswa dengan mendorong mereka guna mencintai hal-hal yang baik, mencintai kejujuran dan tangungjawab serta kepedulian, mendorong untuk menghargai terhadap sesamanya. Hal ini karena, dalam institusi pendidikan tentu tidak hanya berasal dari satu kultur yang sama, agama dan latarbelakang yang sama pula sehingga perlunya membaur dan melakukan perjumpaan iman dan budaya agar dapat saling mengenal dan belajar satu sama lain.
“Dengan hal seperti itu maka pendidikan karakter bisa berjalan dengan baik” ucapnya.
Ketiga adalah bagaimana hal baik dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, dengan menjenguk rekan atau teman yang sakit, diajarkan untuk peduli terhadap orang yang sakit.
Nilai-nilai yang baik sejatinya tidak hanya sekedar diajarkan, tetapi tentang bagaimana seorang guru juga dapat mencontohkan. Hal ini karena tidak hanya berhenti pada nilai-nilai yang baik dan berhenti pada tatanan kognitif tapi juga direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Selama ini, pendidikan karakter lebih banyak dibahas dalam ruang seminar sehingga penting untuk mengimplementasikan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari. Penting untuk merealisasikan pendidikan karakter itu dimulai dari guru, orang tua dan diri sendiri.
Penulis: Rio Pratama