Pemerintah Kanada dan Upaya Melawan Islamofobia

Kabar Manca36 Views

Kabar Damai I Minggu, 25 Juli 2021

Ottawa I kabardamai.id I Pemerintah Kanada menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) untuk mengurangi kejahatan dan kekerasan terhadap komunitas Muslim pada Kamis, 22 Juli 2021. Pertemuan tersebut dihelat setelah beberapa serangan Islamofobia.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan warga Kanada harus berjuang demi mewujudkan keragaman masyarakat.

“Itu adalah janji negara kita dan kita harus bekerja sama untuk mewujudkannya. Karena sekarang sudah banyak orang yang mengingkari janji itu,” kata Trudeau seperti dikutip republika.co.id (24/7).

Baca Juga: Jerman Disebut Belum Tangani Islamofobia dengan Baik

Juni lalu, serangan Islamofobia menewaskan empat anggota keluarga Muslim dan seorang anak laki-laki yang menderita luka parah. Insiden tersebut dilakukan oleh pemuda dengan truknya di London, Ontario.

Kejadian itu merupakan pukulan nyata bagi komunitas Muslim dan seluruh warga Kanada. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk mengambil langkah darurat dan mengadakan KTT. Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) mengatakan Kanada memiliki sejarah serangan kebencian secara frontal terhadap Muslim.

“Kenyataannya adalah Kanada telah mengalami lebih banyak pembunuhan massal yang dimotivasi oleh Islamofobia dalam lima tahun terakhir daripada negara lain di G7. Ini tidak bisa dibiarkan terus terjadi,” kata Kepala NCCM Mustafa Farooq pada konferensi pers beberapa hari sebelum KTT.

Di KTT, melansir Republika Online, Farooq mengusulkan adanya rencana aksi yang perlu dilakukan segera. Meskipun ragu, komunitas Muslim Kanada tetap berharap akan ada perubahan setelah berlangsungnya KTT.

Setelah pembunuhan di London, NCCM dan Masjid London menyusun daftar 61 rekomendasi yang jika diikuti dapat meredakan sebagian kebencian. Di antaranya adalah perubahan KUHP untuk lebih menekankan pada penyerangan yang didorong oleh kebencian, pembentukan dana nasional untuk korban Islamofobia, dan berfokus untuk menangani kelompok supremasi kulit putih.

Usulan tersebut juga termasuk pembentukan rencana aksi anti-Islamofobia sebelum akhir tahun yang mencakup penanganan Islamofobia di ruang kelas, peraturan kota untuk menangani pelecehan, dan kampanye anti-rasisme di sekolah.Dilansir Daily Sabah pada Sabtu (24/7), se

rangan di London merupakan salah satu dari rangkaian serangan panjang yang terjadi pada Muslim Kanada. Baru-baru ini ibu dan anak perempuan yang mengenakan jilbab diserang di Provinsi Alberta. September tahun lalu, tersangka menikam dan membunuh seorang sukarelawan di sebuah masjid di Toronto.

 

Pada Januari 2017, seorang pria bersenjata menyerbu sebuah masjid Kota Quebec. Insiden tersebut menewaskan enam orang yang sedang beribadah dan melukai 19 lainnya. Pada akhir KTT, Menteri Keamanan Publik Bill Blair mengatakan pemerintah berencana untuk menghabiskan enam juta dolar Amerika pada 150 inisiatif untuk membantu menghentikan kejahatan kebencian di komunitas yang berisiko.

 

Sumber Foto: Reuteurs

Lawan Islamofobia Diserukan Komunitas Muslim dan Yahudi

Tak hanya pemerintah Kanada, para pemimpin komunitas Muslim dan Yahudi Kanada juga berkumpul di Ottawa untuk melaksanakan konferensi dua hari tentang Islamofobia dan anti-Semit. Dewan Nasional Muslim Kanada telah menerbitkan 61 rekomendasi untuk semua tingkat pemerintahan Kanada demi membantu mengakhiri Islamofobia dan rasisme.

Melansir ihram.co.id, di antara permintaan dewan tersebut adalah penunjukan utusan khusus untuk Islamofobia. Hal ini merujuk pada penolakan RUU 21 Undang-Undang Quebec yang melarang pegawai negeri mengenakan simbol agama. Selain itu, juga ditetapkan strategi federal untuk mengakhiri Islamofobia pada akhir tahun.

Dikutip The National News, Kamis (22/7), acara konferensi ini juga akan mempertemukan para tokoh agama, akademisi, aktivis, dan politisi.

“Pemerintah kami tahu bahwa kami perlu terus melakukan percakapan ini untuk mempercepat pekerjaan kami memerangi rasisme sistemik di Kanada,” kata Menteri Keanekaragaman, Inklusi dan Pemuda, Bardish Chagger, dalam sebuah pernyataan yang dirilis bulan ini.

“Saat kami bekerja untuk membangun masyarakat yang lebih aman, kami akan terus mendengarkan pengalaman langsung dari komunitas yang terpengaruh oleh rasisme dan kebencian,” tambahnya.

Bagian konferensi akan fokus dalam memerangi anti-Semit. Sementara esok harinya akan beralih pada pembatasan Islamofobia.

 

Sederet Serangan terhadap Umat Muslim di Kanada

Menurut berbagai sumber, di tahun 2015, polisi di seluruh Kanada mencatat ada 159 kejahatan rasial yang ditargetkan kepada umat Muslim. Jumlah itu naik tiga kali lipat dari tahun 2012, yang berdasarkan data mencapai 45 kasus.

Dilansir The Guardian, menurut Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM), sepanjang 2015 hingga 2019, lebih dari 300 insiden terjadi, termasuk lebih dari 30 tindakan kekerasan fisik.

Salah satu peristiwa paling besar terjadi pada 2017. Saat itu, enam orang tewas dan 19 lainnya luka-luka akibat penembakan massal di Masjid Quebec City.

Pelaku, Alexander Bissonnette (29), merangsek ke masjid menjelang salat berakhir. Bissonnette melancarkan aksinya dengan menggunakan dua pistol dan 108 butir peluru.

Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada September 2020, seorang relawan Organisasi Muslim Internasional, Mohamed-Aslim Zafis, ditusuk lehernya ketika sedang duduk di depan salah satu masjid di Toronto.

Kepolisian langsung menahan pelaku penusukan, Guilherme “William” Von Neutegem. Ia kemudian dijatuhi dakwaan menggunakan pasal pembunuhan.

“Kebencian dan Islamofobia tak punya tempat di Ontario. Tindakan kekerasan seperti ini harus berhenti,” ucap pemimpin Ontario, Doug Ford Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, juga berkata, “Islamofobia tak punya tempat di dalam komunitas kami. Kebencian ini harus berhenti.”

 

Editor: Ahmad Nurcholish

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *