by

Peace Trip Pemuda Lintas Iman Goes to Kelenteng Bio Hok Tek Tjeng Sin

-Kabar Utama-158 views

Kabar Damai | Selasa, 19 Juli 2022

Jakarta | kabardamai.id | Kelenteng atau klenteng adalah sebutan untuk tempat ibadah penganut kepercayaan tradisional tionghoa. Dikarenakan di Indonesia, penganut kepercayaan tradisional Tionghoa sering disamakan sebagai penganut agama khonghucu , maka kelenteng dengan sendirinya sering dianggap sama dengan tempat ibadah umat Konghucu. Di beberapa daerah, kelenteng juga disebut dengan istilah tokong Istilah ini diambil dari bunyi suara lonceng yang dibunyikan pada saat menyelenggarakan upacara.

Kegiatan anjangsana kami ke tempat tersebut di sambut langsung oleh ibu LILY selaku ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN)  Provinsi DKI Jakarta. ‘’ Di dalam agama Khonghucu mengenal  8 keimanan dan 8 kebajiikan.”

Yang pertama yaitu 8 keimanan :

  1. Sepenuh nya iman percaya kepada tuhan yang maha esa
  2. Sepenuh iman menjujung kebajikan
  3. Sepenuh iman menegakkan firman gemilang
  4. Sepenuh iman menyadari adanya nyawa dan roh
  5. Sepenuh iman memupuk cita berbakti
  6. Sepenuh iman  mengikuti genta rohani nabi kongzi
  7. Sepenuh iman memuliakan kitab suci dan wujing
  8. Sepenuh iman menempuh jalan suci

Yang kedua yaitu 8 kebijakan :

  1. Xiao – rendah hati ; Yaitu berbakti kepada orang tua,leluhur,dan guru
  2. Ti- Rendah hati ; Yaitu sikap kasih saying antar saudara,yang lebih muda menghormati yang tua dan yang tua membimbing yang muda
  3. Zhong- setia ;  Yaitu kesetiaan terhadap atasan,temankerabat,dan Negara
  4. Xin- Dapat dipercaya
  5. Li- susila; Yaitu sopan santun dan bersusila
  6. Yi- bijaksana;  Yaitu berpegang teguh pada kebenaran
  7. Lian – suci hati;  yaitu sifat hidup yang sederhana, selalu menjaga kesucian,dan tidak menyelewang/menyimpang
  8. Chi- tahu malu; yaitu sikap mawas diri dan malu jika melanggar etika dan budi pekerti

Kelenteng adalah istilah “generic” untuk tempat ibadah yang bernuansa arsitektur Tionghoa, dan sebutan ini hanya dikenal di pulau Jawa, tidak dikenal di wilayah lain di Indonesia, sebagai contoh di Sumatra mereka menyebutnya bio; di Sumatra Timur mereka menyebutnya am dan penduduk setempat kadang menyebut pekong atau bio; di Kalimantan di orang Hakka menyebut kelenteng dengan istilah thai Pakkung, pakkung miau atau shinmiau.

Tapi dengan waktu seiring, istilah ‘kelenteng’ menjadi umum dan mulai meluas penggunaannya. Kelenteng bagi masyarakat Tionghoa tidak hanya berarti sebagai tempat ibadah saja. Selain Gong-guan (Kongkuan), kelenteng mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan komunitas Tionghoa dimasa lampau.

Asal mula kata kelenteng

Kelenteng dibangun pertama kali pada tahun 1650 oleh Letnan Kwee Hoen dan dinamakan kwam im teng 觀音亭. Kelenteng ini dipersembahkan kepada kwam im(觀音dewi pewelas asih atau Avalokitesvara bodhisatva dari kata Kwam Im Teng inilah orang Indonesia akhirnya lebih mengenal kata kelenteng dari pada wihara, yang kemudian melafalkannya sebagai kelenteng hingga saat ini. Kelenteng juga disebut sebagai bio yang merupakan dialek Hokkian dari karakter 廟 (miao). Ini adalah sebutan umum bagi Kelenteng di Republik rakyat tiongkok.

Baca Juga: Jelang Waisak, Gemabudhi Anjangsana ke Klenteng Besar T.I.TD Tay Kak Sie di Semarang

Pada mulanya, kelenteng adalah tempat penghormatan pada leluhur 祠 “Ci” (rumah abuh) atau dewa, masing-masing marga membuat “Ci” untuk menghormati para leluhur mereka sebagai rumah abuh. para dewa-dewi yang dihormati tentunya berasal dari suatu marga tertentu yang pada awalnya dihormati oleh marga mereka. seiring perkembangan zaman, penghormatan kepada dewa-dewi yang kemudian dibuatkan ruangan khusus yang dikenal sebagai kelenteng yang dapat dihormati oleh berbagai macam marga, suku. di dalam kelenteng bisa ditemukan (bagian samping atau belakang) dikhususkan untuk abuh leluhur yang masih tetap dihormati oleh para sanak keluarga masing-masing. ada pula di dalam kelenteng disediakan tempat untuk mempelajari ajaran-ajaran atau agama leluhur seperti ajaran-ajaran konghucu, taoisme, dan bahkan ada pula yang mempelajari ajaran buddha. kelenteng selain sebagai tempat penghormatan para leluhur, para dewa-dewi, dan tempat mempelajari berbagai ajaran, juga digunakan sebagai tempat yang damai untuk semua golongan tidak memandang dari suku dan agama apapun.

Kelenteng dan wihara pada Orde Baru

Pada masyarakat awam, banyak yang tidak mengetahui perbedaan dari kelenteng dan wihara. Kelenteng dan wihara pada dasarnya berbeda dalam arsitektur, umat, dan fungsi. Kelenteng pada dasarnya beraritektur tradisional tinghoa dan berfungsi sebagai tempat aktivitas sosial masyarakat selain berfungsi sebagai tempat spiritual. namun, wihara juga ada yang berarsitektur tradisional Tionghoa seperti pada wihara Buddhis aliran mahayana yang memang berasal dari Tiongkok. Contoh adalah kelenteng Taikak sie ( Da Jue si 大覺寺 ) Semarang yang termasuk tempat ibadah agama Buddha Mahayana. Hal ini perlu diketahui bahwa wihara dalam bahasa Mandarin adalah si 寺. Contoh wihara Shaolin 少林 atau yang dikenal dengan sebutan Shaolin si 少林寺.

Perbedaan antara kelenteng dan wihara kemudian menjadi rancu karena peristiwa Gerakan 30 september  pada tahun 1965. imbas peristiwa ini adalah pelarangan kebudayaan tionghoao termasuk kepercayaan tradisional Tionghoa oleh pemerintahorder baru. Kelenteng yang ada pada masa itu terancam ditutup secara paksa. Banyak kelenteng yang kemudian mengadopsi nama dari Bahasa sanskerta atau Bahasa pali yang mengubah nama sebagai wihara dan mencatatkan surat izin dalam naungan agama buddha demi kelangsungan peribadatan dan kepemilikan, sehingga terjadi kerancuan dalam membedakan kelenteng dengan wihara . Setelah Orde Baru digantikan olehorder reformasi, banyak wihara yang kemudian mengganti nama kembali ke nama semula yang berbau Tionghoa dan lebih berani menyatakan diri sebagai kelenteng daripada wihara atau menamakan diri sebagai Tempat Ibadah tridharma(TITD).

Mengintip Kisah Mitologi Dewa-Dewi

Pengunjung memasuki dan melihat dewa-dewi di dalam klenteng yang terletak di jalan,tepekong,kebayoran lama,jakarta selatan, kamis (14-07-2022).

Sesampai-nya kami di dalam tempat ibadah tersebut kami juga dijelaskan mengenai  dewa-dewi dan apa seperti; hio;dupa , tien ; tuhan , tai sui seng kun : berdoa kepada tai sui untuk menghindari guna’, cai sen ye : dewa uang trinabi agung, tjaue kun kong : biasa orang chinese berdoa minta cuaca bagus disaat mau diadakan acara besar ,yang; laki-laki, rin: perempuan , da nada juga jeruk melambangkan kesejahteraan. Dan masih banyak lagi yang lain-lain.

Makna ucapan salam Om swastiastu

Om swastiastu merupakan salah satu etika yang baik dan telah menjadi budaya kita, makna ucapan sendiri selain dari doa salam juga telah menjadi adat kebiasaan untuk saling menghormati satu
sama lain Selain itu ucapan salam Om Swastiastu juga merupakan salam penyambutan yang biasa digunakan untuk memberikan penyambutan(greeting) kepada seseorang. Motif salam om swastiastu yang diucapkan oleh informan sebagai orang yang mengucapksan salam dalam berbagai versi agama sebagai eksistensi diri, tujuan lainnya untuk menunjukan sikap toleransi antar umat beragama. Informan yang mengucapkan salam dalam berbagai
versi agama termasuk ucapan salam om swastiastu dilatar belakangi oleh beberapa faktor yaitu dorongan internal, semangat kebangsaan rasa nasionalisme dan prinsip netralitas.

 

Oleh: Mikha Roy Msen, Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Cendrawasih

 

 

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed