Kabar Damai | Sabtu, 11 Juni 2022
Pontianak I Kabardamai.id I Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki banyak tokoh pemikir dan penggerak yang memiliki dampak baik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sosok ini dapat dilihat pada Buya Syafi’i hingga Gus Dur. Dalam rangka mengenang dan mengirim doa bagi keduanya, diselenggarakanlah diskusi publik dengan tema Mengenang Buya Syafi’i dan Gus Dur di Pontianak. Sabtu, (10/6/2022).
Pendeta Paulus Ajong, salah satu tokoh rohaniawaan di Kalbar yang turut hadir memberikan perspektifnya kepada kedua bapak bangsa tersebut dan spesifik kepada Buya Syafi’I yang belum lama lalu wafat.
Dalam pemaparannya, ia mengungkapkan bahwa baik Buya Syafi’I dan Gus Dur adalah dua sosok yang menjadi cerminan dalam kehidupan berbangsa.
“Jika ingin melihat keluhuran agama, lihatlah dua sosok itu. Mereka adalah dua sosok yang menjadi cerminan pemikiran bagi bangsa Indonesia. Kehidupan yang memanusiakan tercermin dari kedua tokoh tersebut,” ujarnya.
Ia juga menuturkan, Buya Syafi’I adalah orang yang sangat sederhana, dalam banyak hal sangat sederhana. Bahkan pernah saat menjadi ketua umum Muhammadiyah ke 11, beliau datang dengan mengendarai kendaraan sendiri dan menggunakan mobil sederhana. Sangat berisi namun menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa.
Baca Juga: Buya Syafi’i: Orang Muda Harus Terlibat Mengurus Negara
Kemudian, menurutnya mendiang Buya Syafi’I sangat konsisten dalam kehidupan bangsa dan negara. Bahkan hingga akhir hayat berkaitan dengan kemanusiaan dan membela Indonesia
Lebih jauh, Buya memiliki niat baik untuk semua. Tidak hanya Islam namun umat lain terutama dalam konteks seluruh masyarakat Indonesia. Ia ingin agar negara ini kuat, tidak ingin Indonesia hancur lebur dan berantakan. Salah satu niat baiknya sejak dahulu ialah ingin menekan budaya moral bangsa satu diantaranya tentang korupsi yang saat itu merajalela.
Kemudian, beliau juga sangat konsisten tentang ideologi Pancasila, NKRI, konstitusi kehidupan bernegara.
“Saya memiliki keyakinan, konsensus yang ada tentang ideologi pancasila bukan hal baru, namun adalah sesuatu yang sudah ada dan berkembang , difikirkan dan disepakati oleh para founding father yang ada,” ujarnya.
Menurut Pendata Paulus Ajong pula, Buya juga sangat getol memperjuangkan sila ke 5. Semua dilakukan tentu dengan tanpa mengabaikan nilai sila yang lain, ini dilakukan karena keadilan sosial masih sangat kurang dalam implementasinya.
Terakhir ia menuturkan bahwa sumbang saran dan pemikiran beliau sangat mempengaruhi kehidupan berbangsa. Oleh karena itu, berharap sosok dan tokoh besar ini dapat diteladani dan ditiru demi kelangsungan kehidupan berbangsa yang lebih baik.
Penulis: Rio Pratama