Pameran Tema Kearifan Lokal Karya Siswa, Implementasi Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMAN 1 Pontianak

Kabar Utama75 Views

Kabar Damai | Senin, 16 Mei 2022

Pontianak I Kabardamai.id I Sebagai sekolah negeri terbaik di Kalimantan Barat, SMAN 1 Pontianak telah turut menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar Sekolah Penggerak dan penguatan profil pelajar pancasila dalam implementasi pembelajaran di sekolah. Dalam hal proyek, telah dilakukan tiga kali proyek dan dua kali pameran hasil karya siswa yang terbuka untuk umum. Sama halnya dengan pameran dengan tema kearifan lokal Kalbar yang dilaksanakan Sabtu, (14/5/2022).

Wiwi Lasmanah, pemimpin proyek penguatan profil pelajar pancasila batch tiga menyatakan bahwa diawal semester memang sudah diadakan pemilihahan tema proyek yang dilakukan pada awal tahun pembelajaran, proyek pertama tentang keragaman, gaya hidup berkelanjutan dan ketiga tentang kearifan lokal.

Wiwi Lasmanah, guru dan pemimpin proyek penguatan profil pelajar pancasila batch 3 SMA 1 Pontianak
Wiwi Lasmanah, guru dan pemimpin proyek penguatan profil pelajar pancasila batch 3 SMA 1 Pontianak

“Pada proyek ketiga ini kami mengambil topik produk olahan khas Kalbar dengan maksud supaya siswa bisa mendalami, memahami dan akhirnya mencintai produk khas Kalbar itu sendiri,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, pada proyek ini para guru fasilitator proyek mengambil penguatan profil pelajar pancasila dari enam dimensi yang ada, dipilihlah hanya dua yaitu gotong royong dan juga kreatifitas.

“Jadi kita melihat kerjasama siswa, kreatifitasnya dan ternyata setelah siswa menjalani selama kurang lebih selama dua belas minggu yang sebagian besar dilaksanakan secara daring karena pandemi dan sebagian lagi secara tatap muka,” tambahnya.

Wiwi menjelaskan, siswa banyak mengikuti prosesnya, mereka bisa membuat produk anyaman yang sebelaumnya telah diajarkan dan diberikan tutorialnya, siswa juga bisa mencari dari sumber yang lain. Untuk produk pada proyek dengan tema kearifan lokal Kalbar  ini dua produk yang ditekankan dibuat oleh siswa yaitu produk anyaman dan produk olahan makanan yang memang bahan dasarnya ada di Kalbar. Menurut Wiwi pula, ketika diadakan pameran seperti ini, banyak kreatifitas yang muncul dan itu yang ditekankan untuk penguatan profil pelajar pancasilanya.

Adapun yang terlibat dalam kegiatan proyek penguatan profil pelajar pancasila dengan tema kearifan lokal di SMAN 1 Pontianak ini ialah kepala sekolah sebagai penanggung jawab, Wiwi Lasmanah sebagai ketua tim proyek tiga, ada beberapa guru dari delapan mata pelajaran yang membawahi atau mengontrol kelas-kelas sebagai tindak lanjutnya juga tentunya seluruh siswa kelas sepuluh yang sedang menerapkan penguatan profil pelajar pancasila.

Wiwi menuturkan, dalam pameran ini hasil karya yang dibuat siswa dalam proyek melebihi ekspektasi awal. Dari yang dikira tidak bisa tapi ternyata siswa dapat melakukannya. Hal ini juga tidak luput juga juga dari peranan orang tua di rumah yang sangat penting karena sebagian siswa juga melibatkan orang tua.

Baca Juga: Pameran “Redam” Upaya KM Kalbar Ciptakan Kepedulian Masyarakat Tentang Kekerasan Seksual

“Ada orang tua yang membantu memotong rotan, orang tua juga membatu mencarikan informasi dan bahan kerumah kerabat dalam belajar menganyam dan bahkan ada siswa yang menghubungi kerabat didaerah untuk mencari bahan anyaman yang asli,” terangnya.

Siswa yang membuat produk anyaman dari bahan asli biasanya mereka mendapatkannya dari kerabat didaerah terpencil, memang asli semuanya. Sedangkan yang tinggal di kota dan tidak ada kerabat didaerah mereka membuat produknya dari bahan sintesis. Untuk olahan makanannya, siswa juga melibatkan orang tua di rumah, mereka juga bisa mendesain pelabelan dari produk makanan yang menurut  Wiwi itu sudah diluar ekspektasi dari apa yang diharapkan.

Kurikulum Merdeka belajar Sekolah Penggerak dan penguatan profil pelajar pancasila memanglah hal baru, namun memberi dampak positif bagi sekolah dan siswa pada umumnya.

“Untuk penguatan profil pelajar pancasila dimaksudkan untuk menggali rasa ingin tahu, sehubungan dengan kearifan lokal maka untuk menggali budaya setempat, produk setempat yang nantinya bisa menghargai dan mencintai hal tersebut, tergantung dari tema proyek yang dipilih oleh sekolah,”.

“Dengan adanya proyek seperti ini memberikan dampak positif yang baik, namun saran untuk waktu tidak diberikan dalam jangka waktu yang terlalu lama karena siswa juga harus belajar untuk mata pelajaran lain,” terang Wiwi panjang lebar.

Sehubungan dengan penerapannya pula, program ini terdapat dampak seperti siswa diberikan kebebasan ketika pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran masing-masing, guru juga diberikan pembelajaran sesuai dengan gaya tangkap yang disesuaikan dengan fase dan kemampuan sesuai dengan asesmen diagnostiknya, dan dengan proyek siswa bisa mendalami dan mengalami.

Dari manfaat-manfaat itu, Wiwi berharap agar nanti ketika siswa sudah selesai dari sekolah, mereka bisa meneruskan kreatifitas tersebut. Ketika misal siswa sudah belajar tentang kearifan lokal, rekayasa teknologi, atau tema proyek lainnya dan kemudian dapat diterapkan dalam tingkat lebih lanjut sehingga menjadi usaha sampingan bagi mereka.

Penulis: Rio Pratama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *