Kabar Damai | Selasa, 10 Januari 2023
Bogor | Kabardamai id | Soal kebangsaan yang akhir-akhir ini ramai dibincangkan berbagai kalangan juga disinggung dalam Jalsah Salanah 2023.
Hal ini disampaikan Musdah Mulia dalam sambutannya di hadapan Jemaat Ahmadiyah dari Seluruh Indonesia, di Markaz Ahmadiyah, Kemang, Kabupaten Bogor pada Sabtu (8/1/2023).
Musdah menilai, Jalsah Salanah merupakan satu upaya bersama yang mengedepankan inklusivitas dan kolaborasi dalam mengatasi masalah kebangsaan.
“Jalsah Salanah Ahmadiyah merangkul semua kelompok, dari semua golongan untuk kita bersama berkolaborasi dengan menghargai satu sama lain,” ungkapnya.
Aktivis perempuan dan ketua Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) itu mengapresiasi upaya Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) kerja dan komitmen para pengurus dan seluruh Ahmadi dalam mengatasi masasalah kebangsaan dengan mengedepankan kesetaraan.
“Ahmadiyah sangat mengedepankan kelompok perempuan, Lajnah Imaillah, mereka subjek dalam semua bidang pembinaan umat dan pembangunan bangsa,” jelasnya.
Musdah menjelaskan, penting bagi kita untuk memperhatikan aspek pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya. Baginya masalah kebangsaan yang paling dasar adalah hilangnya kesadaran anak bangsa akan pentingnya saling merhargai dan menghormati.
Baca juga: Ahmadiyah dan Komitmen Menyebarkan Islam Melalui Kedamaian
“Dimulai dari keluarga kita, mengajarkan anak-anak kita untuk saling menghargai, menghormati, dengan begitu kita dapat mengubah dunia,” jelasnya.
Selanjutnya Musdah menyampaikan, ia sangat menghargai upaya yang dilakukan Ahmadiyah dalam reformasi kebijakan. Hal ini dianggap dapat menjadi satu contoh untuk kelompok lainnya. Selain itu, Musdah mengingatkan kita semua bahwa ketidakadila adalah musuh kita bersama. Oleh karenanya, ia mengajak JAI untuk turut serta menyuarakan berbagai ketidakadilan yang dialami kelompok kegamaan lainnya.
“Jangan pernah diam melihat ketidakadilan, kita mesti ribut jika melihat ketidakadilan, orang lain tidak boleh diperlakukan dengan tidak adil,” tegas Musdah.
Terakhir, ia berharap Ahmadiyah terus melakukan upaya reinterpretasi agama yang mengedepankan nilai substansi keislaman yang menghargai kemanusiaaa, kesetaraan dan keadilan. Ia melihat keterlibatan tafsir keagamaan menjadi penting dalam perjuangan membangun bangsa.
“Saya sangat berharap kerja sama kita semuanya, sehingga semua elemen membangun bangsa yang lebih damai, beradab dan berjaya di masa yang akan datang,” harapnya.
Penulis: Amatul Noor