Milenial Memaknai Hidup dengan Konsep Ikigai

Oleh: Fadhilah Rama

Apakah diantara kalian ada yang merasa bingung ketika ditanya mengenai makna hidup? Terkhusus untuk kalian yang saat ini memasuki usia kepala dua. Pasti mulai merasakan pertanyaan-pertanyaan tentang masa depan yang kalian pun akan bingung untuk menjawabnya, atau jangan-jangan saat ini kalian sedang mengalami quarter life crisis?

Waduh gawat deh. Karenanya saya berbagi sebuah konsep kehidupan nih namanya ikigai.

Ikigai merupakan sebuah istilah yang berasal dari negeri Jepang, Iki artinya kehidupan dan Gai artinya  nilai. Jadi ikigai adalah tujuan dan nilai hidup untuk menghadapi hari demi hari dalam kehidupan. Ikigai ini bisa sesimpel menjawab pertanyaan seperti, ‘mengapa kau bangun dari tidur?’ atau ‘mau jadi apa tua nanti?’.

Tanda tanya ini menjadi pertanyaan besar bagi penganut ikigai, dan sebenarnya baik untuk menekankan niat dan meluruskan kembali motivasi hidup, bahwa kita bukan sekedar bertahan hidup tapi lebih dari itu, kita berusaha menjalani hidup yang bermakna.

Konsep dasar Ikigai mengajarkan kepada kita bahwa hidup itu seperti dua sisi mata koin. Hidup tidak melulu tentang kesenangan dan kebahagiaan, tapi ada pula kesedihan dan penderitaan. Pasti ada kalanya hal-hal yang diluar kendali kita sehari-hari.

seperti jalanan yang macet, hujan badai, dan hal lain yang menyebalkan dan menganggap bahwa diri kita sedang dalam keadaan menderita. Iikigai membuat orang melihat masa depan dengan positif walaupun menderita, dan penderitaan tersebut semata-mata adalah pelengkap dalam hidup.

Konsep kehidupan Ikigai terbagi menjadi empat elemen utama, yaitu ‘what you love’, what the world needs’, ‘what you can be paid for’, dan ‘what you are good at’. Ketika keempat elemen tersebut digabungkan maka jadilah ikigai atau tujuan hidup.

Baca Juga: Generasi Milenial dan Anti-Intelektualisme

Untuk bisa menjawab keempat elemen tersebut,kita harus mencoba memulai dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan sederhana pada diri sendiri, seperti apa yang kamu senangi? Apa yang dibutuhkan oleh lingkungan sekitarmu? Apa kemampuan terhebat dalam dirimu?. Dari pertanyaan-pertanyaan ini, kamu bisa tau seberapa jauh kamu mengenali dirimu.

Keempat elemen di atas saling berhubungan satu sama lain. Yang pertama dalam what you love’ yang berhubungan dengan ‘what the world need’, akan menghasilkan sesuatu yaitu mission. Hal ini menandakan apa yang kamu suka ternyata menjawab apa yang dibutuhkan banyak orang.

Sebagai contoh, kamu uka menulis. Setelah menulis dan selalu mempostingnya di blog. Maka orang lain yang membaca blog tersebut mungkin akan mendapat informasi dari tulisan itu dan bisa jadi informasi tersebut sangat penting.

Selanjutnya adalah ‘what the world needs’ berhubungan dengan what you can be paid for’, yang akan menghasilkan vocation. Vocation ini berbeda dari mission. Jika mission lebih kepada yang kamu sukai, maka vocation ini lebih kepada materi yang bisa kamu dapatkan.

Contohnya adalah sebagai ojek online. mungkin kamu tidak menyukainya tapi itu dibutuhkan banyak orang dan ada insentif yang akan diterima. Jadi saat kamu memenuhi kebutuhan orang lain, disaat yang bersamaan kamu mendapatkan imbalan dari apa yang kamu lakukan.

Ketika kamu merasa mahir dalam satu hal, yang mana tadi adalah ‘what you are good at’ dan karena kemampuanmu itu kamu mendapat bayaran, yakni what you can be paid for’, maka hal tersebut namanya profession.

Contohnya adalah ketika kamu senang dan mahir dalam memainkan alat musik, dan dari bermain musik tersebut maka kamu bisa menghasilkan uang dari apa yang kamu sukai.

Dan yang terakhir adalah passion, yakni hubungan antara What you are good at’ dan what you love’Misalnya adalahketika kamu suka dan mahir dalam mengoprek dan menyervis barang-barang elektronik, maka bisa saja menjadi teknisi adalah passion.

Jadi dari keempat elemen tersebut memiliki kepentingan masing-masing. Ada yang sengaja dilakukan karna memang senang dan mahir, ada juga yang memang dilakukan agar bisa mendapatkan gaji atau honor untuk bertahan hidup.

Menurut salah seorang konten kreator anak muda yang namanya cukup terkenal di Youtube, Gita Savitri, untuk bisa mencari ikigai kita perlu memperluas horizon. “Cobain banyak hal-hal baru. Terkadang kita hidup hanya mengikuti pattern yang ada tanpa memiliki preferensi yang luas, akhirnya kita ga cukup tau apa yang kita sukai”.

 

Fadhilah Rama, Mahasiswa Teknik Elektro UIN sunan Gunung Djati Bandung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *