Oleh: Muhammad Tauvan Amanda Putra
Indonesia adalah sebuah negara dengan keberagaman. Di antara keberagaman tersebut, salah satunya dapat dilihat dari masyarakat Indonesia yang menganut berbagai macam agama, seperti agama Buddha, Hindu, Islam, Katolik, Kristen, Konghucu, Aliran Kepercayaan, dan lain-lain.
Adanya keragaman agama di Indonesia tentu merupakan sesuatu yang indah dan dapat dibanggakan, sebab tidak banyak negara di dunia yang memiliki keragaman agama seperti yang ada di Indonesia. Terlebih lagi sebagaimana semboyan yang dimiliki Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda beda tetapi tetap satu, dengan begitu keragaman agama yang ada dapat mendorong terbangunnya kehidupan yang damai serta ter-integrasi.
Namun, di sisi lain, mengingat rawannya terjadi gesekan pada umat beragama, sehingga keragaman agama memiliki potensi sebagai conflict maker yang dapat mendorong kehidupan yang kacau serta ter disintegrasi. Oleh sebab itu, merawat kerukunan umat beragama di Indonesia merupakan hal yang sangat urgen, mengingat kerukunan umat beragama adalah prasyarat bagi terwujudnya integrasi nasional yang berdampak pada keberhasilan pembangunan, serta pertahanan dan keamanan di Indonesia.
Selain itu, saat ini dunia sudah memasuki era teknologi digital. Adapun yang dimaksud dengan teknologi digital, yaitu teknologi yang menggunakan sistem komputerisasi, sehingga sistem operasinya berjalan dengan otomatis. Teknologi digital merupakan sistem penghitungan cepat dalam memproses segala bentuk informasi sebagai kode digital.
Dalam perkembangannya, teknologi digital tidak dapat dilepaskan dari jaringan internet. Berdasarkan data dari We are Social dan Hootsuite, bahwa per Januari 2021 jumlah pengguna internet di Indonesia sebanyak 202,6 juta orang dengan jaringan mobile aktif mencapai 345,3 juta atau 125,6% dari total populasi.
Kehadiran teknologi digital yang berbasis internet telah mendorong berbagai aktivitas manusia di dunia menjadi tanpa batas ruang dan waktu, termasuk di Indonesia. Kemunculan teknologi digital berbasis internet di Indonesia telah membawa dampak pada berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali industri game online di Indonesia.
Baca Juga: Kerukunan Beragama Modal Bangsa
Menurut Bodenheimer (1999), game online merupakan program permainan yang bisa dimainkan di mana pun dan kapan pun selagi tersambung dalam jaringan. Game online menampilkan gambar yang didukung oleh komputer dan dapat dimainkan secara bersama di seluruh dunia.
Adapun jaringan yang menghubungkan antar-pemain game online adalah internet. Untuk Indonesia sendiri, sebanyak 60,2% pengguna internet memanfaatkan gawai, di antaranya untuk menggunakan aplikasi game. Selain itu, menurut Statista, pada tahun 2020 jumlah pemain game mobile di Indonesia mencapai 54,7 juta.5 Artinya, data tersebut menunjukkan bahwa industri game online sangat berpotensi untuk berkembang di Indonesia.
Sebagaimana tulisan di atas, mengingat merawat kerukunan umat beragama di Indonesia sangat penting serta kemajuan teknologi digital yang berpotensi mendorong munculnya game online. Oleh karena itu, penulis berpendapat sangat berpotensi untuk merawat kerukunan umat beragama di Indonesia dengan pendekatan permainan yaitu game online. Adapun game online yang dimaksud penulis, yaitu game online yang berbasis edukasi keagamaan yang inklusif. Lantas mengapa berbasis edukasi keagamaan yang inklusif?
Pertama, edukasi merupakan sesuatu yang fundamental dalam kehidupan manusia. Dengan edukasi, manusia melakukan proses pembelajaran yang mampu membuka wawasan maupun potensi pada setiap individu. Menurut Driyarkara, edukasi merupakan usaha dalam memberikan pegangan kepada manusia dan mengangkat yang muda agar lebih insani. Terutama dalam mensiasati perkembangan zaman yang berjalan begitu cepat. Penting, agar manusia tetap dapat menyesuaikan sebagai peranannya.
Proses edukasi dapat berlangsung secara formal dan non-formal. Mengingat sudah memasuki era teknologi digital, maka perlu untuk memanfaatkan kemajuan tersebut sebagai media edukasi, terutama melalui game online.
Kedua, keagamaan merupakan segala hal yang berhubungan dengan agama. Agama memiliki pengaruh yang kuat terhadap penganutnya dalam memandang dan menjalankan kehidupan. Begitu juga dengan kerukunan umat beragama, tentu berkaitan dengan keagamaan. Oleh karena itu, mengingat Indonesia memiliki masyarakat yang menganut berbagai agama, maka pendekatan game online untuk merawat kerukunan umat beragama harus berbasis keagamaan.
Ketiga, secara umum, setiap agama memiliki ajaran yang eksklusif dan inklusif. eksklusif adalah lawan dari inklusif. Secara sederhana, Inklusif merupakan pandangan serta sikap yang terbuka dalam memandang segala persoalan. Individu maupun kelompok yang memiliki pandangan dan sikap inklusif akan mampu memahami perspektif orang di luar dirinya maupun kelompoknya. Dengan keberagaman yang ada di Indonesia, maka pandangan maupun sikap inklusif diperlukan, terutama dalam merawat kerukunan umat beragama.
(Bersambung)
Muhammad Tauvan Amanda Putra, Pemuda Muslim Asal Pontianak dan Peserta Sekolah Kepemimpinan Pemuda Lintas Agama