Menjaga Anak Perempuan dari Kejahatan Seksual

Kabar Puan663 Views

Kabar Damai | Senin, 04 July 2022

Jakarta I Kabardamai.id I Kekerasan dan atau kejahatan seksual dapat terjadi pada siapapun dan dimanapun tanpa melihat latarbelakangnya. Oleh karena itu, penting untuk memberikan edukasi dan pemahaman khususnya pada anak sejak dini agar dapat terhindar dari masalah tersebut. Hal ini dijelaskan oleh Ning Imaz Fatimatuz Zahra dalam kanal NU Online.

Ditanya tentang bagaimana pola pendidikan seksualitas kepada anak, Ning Imaz menjelaskan bahw hal ini masuk dalam prinsip berakhlak yangmana masuk kepada penjagaan diri,seperti halnya anak-anak tidak boleh saling melihat aurat satu sama lain dan hal ini dibiasakan sejak kecil. Ini secara tidak langsung adalah sebuah tuntunan ketika anak tumbuh besar agar kemudian tidak sembaragan dengan hal-hal yang berbau vital dari organ tubuhnya sendiri.

Berkaitan dengan sex education sebetulnya adalah multi tafsir, karena sex education sangat beragam terlebih dalam film-film barat sangat terlalu fulgar. Namun sebenarnya yang penting digarisbawahi pendidikan penjagaan diri, bukan pendidikan cara melakukan hubungan seksual tapi bagaimana harus menghargai diri dan mana batasan yang jelas agar tidak terjerumus pada hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri.

Hal ini dapat dilakukan dengan membuat kebiasaan yang baik dari kecil, seperti tidak membiasakan melihat aurat lawan jenisnya dari kecil, tidak biasa memegang auratnya sendiri atau aurat lawan jenisnya dari kecil dan juga kemudian tanamkan rasa malu juga tanamkan rasa keberhargaan diri.

Baca Juga: Kalis Mardiasih: Perempuan Bukanlah Sumber Fitnah

“Ketika memiliki tradisi yang saling menjaga sehingga kita secara individu akan terjaga,” ujarnya.

Namun, jika hal ini harus diimpelentasikan didunia luar karena tidak semua orang memiliki tradisi pesantren maka harus memiliki kesadaran atau keberhargaan diri yang tinggi bahwa perempuan itu berharga sehingga hanya boleh memberikan sesuatu yang berharga kepada orang yang layak untuk mendapatkannya.

Seperti sebuah kisah seorang ulama yang ditanya oleh orang barat, yakni bahwa mengapa Islam tidak diperbolehkan menjabat tangan seorang perempuan?

Lalu ulama menjawab, apakah kamu diperbolehkan untuk menjabat tangan Ratu Elizabet?.

Lalu, turis tersebut menjawab tidak bisa karena hanya orang-orang tertentu yang bisa menjabat tangannya dan tidak sembarang orang yang dapat memiliki kesempatan tersebut.

Kemudian, ulama tersebut mengatakan demikianlah Islam meletakkan perempuan sebagaimana besarnya dan memperlakukan perempuan seperti ratu yang seharusnya dijaga sehingga tidak bisa sembarang orang untuk menjamahnya.

Penulis: Rio Pratama

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *