Mempersiapkan Pesta Demokrasi 2024

Kabar Utama12 Views

Oleh: Lulu Musyarofah

Pemilihan Umum (Pemilu) sering disebut sebagai pesta demokrasi yang dilakukan sebuah negara. Dalam sebuah negara yang menganut paham demokrasi, pemilu menjadi kunci terciptanya demokrasi. Di Indonesia pemilu merupakan suatu wujud nyata dari demokrasi dan menjadi sarana bagi rakyat dalam menyatakan kedaulatannya terhadap negara dan pemerintah. Pemilu berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Pemilu diselenggarakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Partisipasi politik dalam negara demokrasi merupakan indikator implementasi penyelenggaraan kekuasaan negara tertinggi yang absah oleh rakyat (kedaulatan rakyat), yang dimanifestasikan keterlibatan mereka dalam pesta demokrasi (Pemilu).

14 Februari 2024 pemilu secara serentak akan dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia terhitung kurang lebih 1 tahun 6 bulan untuk memulai persiapan pelaksanaan.  Pemerintah melalui KPU dan Bawaslu mulai gencar mempersiapkan pelaksanaan tak terkecuali partai Politik. Semua partai politik baik yang lolos electoral threshold maupun partai-partai baru turut mempersiapkan diri dalam hajatan demokrasi itu. Para calon kontestan politik 2024 mulai sibuk mempersiapkan diri terutama para kandidat capres dan cawapres yang akan maju pada pemilu pendatang.

Partai politik yang berperan sebagai perahu bagi para kontestan mulai menjaring para kader atau caleg yang tertarik untuk maju. Tak lupa kampanye menggunakan baleho yang terpasang di bilboard-bilboard sudut jalan pun tampak sumeringah dengan wajah-wajah para calon kontestan. Jargon-jargon yang unik mulai beredar dan terdengar bising namun, itulah cara para kontestan pemilu dalam memperkenalkan diri dan visi-misi mereka.

Beragam komentar hadir sebagai sebuah pandangan ataupun opini mulai dari tokoh agama, akademisi/pakar politik bahkan para aktivis mahasiswa, atupun calon tim sukses dari para kandidat. Analisa-analisa, kritik, bahkan tak jarang prediksi bermunculan siapa calon terkuat yang bakal maju dan keluar sebagai pemenang.

Hal yang paling penting dalam pemilu dan tak boleh diabaikan ialah partisipasi. Pemilihan umum dapat dikatakan sukses apabila tingkat partisipasi masyarakat tinggi. Makin tinggi tingkat partisipasi politik mengindikasikan bahwa rakyat mengikuti dan memahami serta melibatkan diri dalam kegiatan kenegaraan.

Baca Juga: Tiga Bukti Asyiknya Menjadi Islam di Indonesia

Sebaliknya tingkat partisipasi politik yang rendah pada umumnya mengindikasikan bahwa rakyat kurang menaruh apresiasi atau minat terhadap masalah atau kegiatan kenegaraan. Rendahnya tingkat partisipasi politik rakyat direfleksikan dalam sikap golongan putih (golput) dalam pemilu.

Oleh karena itu, tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum merupakan hal yang sangat penting pula untuk ditilik, karena rendah atau tingginya suatu partisipasi merupakan sinyal dan indikator penting terhadap jalannya proses demokasi. Pemilihan umum dapat dikatakan sebagai salah satu sarana demokrasi dan bentuk perwujudan kedaulatan rakyat untuk menghasilkan wakil rakyat dan pemimpin yang aspiratif, berkualitas, serta bertanggung jawab untuk mensejahterakan rakyat.

Suatu kategori kelompok pemilih yang sangat menarik untuk diamati dan diteliti lebih jauh adalah pemilih pemula. Pemilih Pemula adalah pemilih-pemilih yang baru pertama kali akan memberikan suaranya dalam Pemilu yang berusia antara 17- 20 tahun batasan usia ini merujuk kepada batasan umur pemilih yang digunakan oleh lembaga-lembaga survey internasional seperti the Pew Research Center dan Gallup.

Pengaruh pemilih pemula yang penting dan signifikan pada Pemilu sudah disadari oleh Partai Politik peserta Pemilu dan para calon kandidatnya. Bahkan perburuan suara pemilih pemula sudah dimulai sejak Pemilu yang sudah diselenggarakan selama beberapa tahun terakhir. banyak yang sudah mulai memperhitungkan suara dari pemilih pemula dalam proses kampanye sehingga tidak jarang berbagai cara dilakukan untuk bisa menghimpun suara para pemilih muda ini dengan kampanye-kampanye ala millenial.

Sebagai Pemilih pemula yang terbilang sangat muda tentu mereka memiliki sifat dan karakter, latar belakang, pengalaman dan tantangan yang berbeda dengan para pemilih di generasi sebelumnya. Kelompok ini sangat tersentuh kemajuan teknologi informasi, mereka menggunakan alat-alat teknologi canggih dengan baik.

Selain itu, Kelompok pemilih pemula menghadapi tantangan yang sangat berat, mulai dari perubahan politik dan permasalahan dalam negeri yang tidak kunjung jelas arah penyelesaiannya hingga tekanan-tekanan globalisasi.

Perbedaan sifat dan karakter, latar belakang, pengalaman dan tantangan para pemilih pemula dalam Pemilu perlu dipahami dengan baik, apalagi 2024 jumlah pemilih akan di dominasi oleh pemilih pemula maka pendidikan politik untuk para pemilih pemula di Indonesia sangat penting dan mendesak untuk dilakukan sebagai upaya mewujudkan pengembangan sikap demokratis yang berwawasan Pancasila.

Oleh: Lulu Musyarofah, Aktivis Perempuan Kota Pontianak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *