Melalui Sastra, Persahabatan Jadi Kunci Atasi Keterbatasan Individu

Kabar Utama13 Views

Kabar Damai | Jumat, 12 Mei 2023

Lampung | Kabardamai.id | Yuli Nugrahani, seorang penulis eks jurnalis itu menyebutkan, ia menjadikan persahabatan sebagai kunci mengatasi keterbatasan.

Hal itu ia sampaikan dalam acara Talkshow “Woman Peace Maker in Post Pandemic Era” di Gereja Kristus Tanjung Karang, Bandar Lampung, Kamis (11/5).

“Untuk Provinsi Lampung saya memanfaatkannya untuk satu kata kunci yang saya gunakan juga, saya lakukan melalui sastra yaitu satu kata kunci itu ialah persahabatan,” ungkapnya.

Ketua Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) itu berujar bahwa sebagai manusia yang mempunyai keterbatasan tidak mungkin menyelesaikannya dengan sendirian

“Mengapa saya sebut demikian karena kita sebagai manusia satu per satu ini kita mempunyai keterbatasan kita ga mungkin bisa mengatasi segala sesuatu kalo ada masalah itu sendirian,” ujarnya.

Menurut Yuli Nugrahani, tergabung ke dalam suatu jaringan adalah suatu keuntungan karena setiap keterbatasan yang dimiliki akan dilengkapi oleh anggota lain.

“Salah satu keuntungan ketika berada dalam jaringan itu misalnya di Forum PUSPA ada aduan tentang kekerasan terhadap satu perempuan,” katanya.

“Saya engga punya kapasitas di bidang hukum saya juga engga tau tentang hukum tetapi karena saya bersinergi dengan teman-teman yang lain maka apa keterbatasan yang dimiliki akan dilengkapi oleh teman yang lain,” lanjut perempuan yang hobi menulis cerpen ini.

Kendati demikian persahabatan bukan sekedar menjalin hubungan, Yuli Nugrahani mengaku dapat melintasi batas-batas yang dianggap ada tetapi nyatanya tidak.

“Kalo tadi saya mengatakan kata kuncinya persahabatan dari sana saya menjalin persahabatan dengan banyak kelompok dan banyak orang saya bisa melintasi batas-batas yang dianggap ada pada awalnya tapi ternyata tidak. Buktinya saya Katolik saya ketika datang ke sana (pondok pesantren) mereka engga mempertanyakan atau melarang,” pungkasnya.

Selama acara, sesekali membacakan tulisannya dan mendapatkan respon yang baik oleh  peserta.

 

Penulis: Neza Puspita Tarigan

Editor: Amatul Noor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *