Malam Budaya Warnai Peace Train Ke-15

Kabar Damai | Senin, 15 Mei 2023

Lampung | kabardamai.id | Kemeriahan dan corak pakaian daerah, serta penampilan kesenian mewarnai kegiatan malam budaya di sela-sela agenda Peace Train ke-15 yang diselenggarakan oleh Indonesian Confrence of Religion and Peace di Gereja Santo Yoseph kota Palembang pada Sabtu, (13/5).

Pada malam tersebut, para peserta Peace Train yang telah dibagi menjadi lima kelompok, semuanya mengenakan pakaian khas daerah asal, serta membawa oleh-oleh dari kota masing-masing.

Kelompok peserta kemudian menampilkan pertunjukan kesenian, mulai dari menyanyi, membaca puisi, hingga pertunjukan drama.

Suasana terasa mengharukan ketika Eivria, salah satu peserta Peace Train tampil membaca puisi bersama rekan sekelompoknya. Eiv yang juga memiliki kemampuan menari, mampu membungkus pesan-pesan toleransi secara apik melalui kesenian.

Melalui pertunjukan tersebut, ia dan teman kelompoknya menceritakan soal peristiwa-peristiwa intoleransi yang kerap dialami oleh kelompok agama minoritas, puisi yang diangkat ialah puisi yang memberikan harapan mengenai pahlawan-pahlawan yang akan menyelamatkan hak-hak umat beragama.

“Saat ini kan banyak banget tuh kejadian intoleransi, kaya gereja dibakar, kita perlu menumbuhkan cinta,” katanya.

Berkat penampilan tersebut, ia dan kelompoknya berhasil mendapatkan juara satu berdasarkan penilaian dewan juri. Meskipun dengan persiapan yang terbatas, Eiv sangat senang dengan hasil yang ditampilkan kelompoknya.

“Random aja sih persiapannya, ambil puisi dari seniman, (penampilannya) menyenangkan dan terharu banget, intoleransi itu membuat hati sedih,” ujarnya.

Kisah serupa juga diceritakan oleh kelompok Duamai yang diprakarsai oleh peserta Peace Train lain, yakni Penbi Opmel Siregar dan teman-temannya. Dalam penampilannya, mereka melakoni drama musikal yang menceritakan seorang pria Kristen Ortodoks bernama Jurjis yang mengalami intimidasi oleh etnis tertentu saat sedang beribadah.

Penampilan tersebut diiringi dengan lagu “Heal the World” karya Michael Jackson. Meskipun diiringi musik yang melow, namun gelak tawa penonton bergema saat para pemeran yang minim persiapan, tampil lucu saat menjalakan naskah cerita.

“Kita negara pancasila, dengan semboyan bhinneka tunggal ika kita bersatu,” kata Penbi.

Ternyata, penampilan yang konyol tersebut memang disengaja untuk menimbulkan kehebohan, Penbi mengaku awalnya hendak menampilkan pantomim, namun kemudian diubah karena dirasa akan terlihat membosankan.

Akhirnya, dewan juri kemudian memilih kelompok Penbi sebagai juara kedua dalam penampilan tersebut. Penbi mengaku memang dari awal telah percaya diri jika penampilan kelompoknya akan menjadi juara.

“Udah feeling sih, soalnya lebih mending dibandingin kelompok lain,” ungkapnya.

Agenda malam Kebudayaan menjadi agenda di malam terakhir Peace Train yang digelar di Lampung dan Palembang. Sejumlah peserta yang berasal dari berbagai daerah, kemudian kembali ke kota masing-masing keesokan harinya.

 

Penulis: Arif Sanjaya

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *