by

Lomba Penulisan “Hormat Bendera Menurut Hukum Islam” BPIP Tuai Kritik

-Kabar Utama-201 views

Kabar Damai  | Minggu, 15 Agustus 2021

Jakarta | kabardamai.id | Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menghelat lomba menulis dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional. Pengumuman terkait lomba menulis itu diunggah BPIP di akun media sosial mereka pada 11 Agustus 2021.

Lomba menulis digelar pada 10 Agustus 2021 hingga 5 Oktober 2021. Pemenang akan diumumkan pada 20 Oktober 2021. Namun, pengumuman lomba di media sosial itu justru memantik reaksi netizen. Pemilihan tema dalam lomba menulis menjadi sorotan warganet.

Dua tema dalam lomba menulis yang diselenggarakan  BPIP adalah ‘Hormat Bendera Menurut Hukum Islam’ dan ‘Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam’.

Netizen ramai mengkritik soal pemilihan tema yang dianggap bermasalah dan sudah tidak lagi relevan. Hingga berita ini ditulis, BPIP masuk ke dalam topik tren yang ramai dibicarakan netizen di Twitter.

Salah satu yang mengkritik pemilihan tema itu adalah penulis Okky Mandasari yang menilai pemilihan tema sangat dangkal dan norak.

“Temanya dangkal, norak, ketinggalan zaman, diskriminatif. Sayang sekali sebuah lomba menulis dari lembaga negara yang seharusnya menjadi ajang untuk mengasah pemikiran dan intelektualitas malah jadi ruang pamer prasangka dan kedangkalan,” kata Okky melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @okkymandasari, yang dikutip pula pikiran-rakyat.com.

Okky pun, seperti dilansir Pikiran Rakyat,  memberi alternatif tema lain yang dinilai lebih relevan dengan kondisi saat ini, di antaranya sebagai berikut.

  1. Korupsi dan Pancasila
  2. Makna Keadilan Sosial di ulang tahun RI ke-67
  3. Toleransi dalam Ketuhanan Yang Maha Esa
  4. Nepotisme dalam Pancasila
  5. Pengruskaan alam dalam persepktif Pancasila.

Dinilai Dapat Memanaskan Suasana

Netizen lain dengan nama akun @ihsanul_arief berpendapat pemilihan tema tersebut justru dapat memanaskan suasana. “Temanya gini amat. Malah bisa manas-manasi,” katanya.

“Secara langsung lho ini dihantamkan Pancasila vs Islam. Alasannya hari santri? Kenapa gak bikin tema Perspektif Islam Terhadap Pancasila? Peran Aktif Santri dalam Memelihara NKRI?” ujar netizen lain dengan nama akun @fajrulazmi.

“Kenapa mencari tema yg seakan ‘membenturkan’ Pancasila dg Islam? Tdk adakah tema lain yg lebih ‘pas’?” tulis akun Haedar

Sementara netizen lainnya juga mengkritik tema yang dilombakan sangat dangkal, penuh sentimen dan tidak milenial. Akun @kakaelal memberikan masukan tema yang dinilainya lebih visioner dan pas bagi para santri milenial

“Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, mungkin ide tema nya bisa diambil dari semangat para santri milenial, seperti;

– Santri untuk Indonesia bebas korupsi

– Pandangan Santri dalam bahaya Perubahan Iklim,” tulisnya.

Muhammadiyah: Bubarkan BPIP kalau Tak Bermanfaat

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas mengkritik lomba penulisan artikel yang diadakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Dia pun mendorong pembubaran BPIP jika lembaga itu tak ada manfaatnya.

“Ini [lomba] bukan saja tendensius, itu jelas-jelas useless, tidak ada manfaatnya sama sekali. Tidak ada konsep akademis ideologisnya,” ucap Busyro kepada CNNIndonesia.com, Jumat (13/8).

Busyro menilai tema yang diusung BPIP justru mengadu domba sekaligus penghinaan terhadap komunitas santri. Dia mengatakan Hari Santri bukan hanya milik warga Nahdlatul Ulama saja, tapi milik semua umat Islam.

“Apakah selama ini negara itu ada problem dengan penghormatan bendera Merah Putih? Problem lagu kebangsaan? Faktanya tidak ada. Kalau tidak ada, mengapa BPIP mencari-cari penyakit ini namanya,” kata Busyro.

Dia mengatakan BPIP perlu meninjau kembali rencana lomba tersebut dan segera mencabutnya. Sebab menurutnya, tema itu hanya akan mengusik umat Islam.

Baca Juga: BPIP dan Komite Olahraga Tradisional Kenalkan Pancasila Melalui Permainan

Selain itu, dia juga mengusulkan agar dilakukan polling yang mempertanyakan apakah keberadaan BPIP masih diperlukan. Polling itu, kata Busyro, perlu melibatkan masyarakat sipil.

“Saya siap mewakili Muhammadiyah dengan 170 perguruan tinggi Muhammadiyah se-Indonesia mengadakan polling dengan bersama-sama. Kalau tidak ada manfaatnya [BPIP] itu bubarin saja,” imbuhnya.

Lomba penulisan artikel tingkat nasional diinformasikan BPIP lewat unggahan di akun Twitter @BPIPRI pada Rabu (11/8). Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo mengatakan pilihan tema tersebut menyesuaikan dengan konteks Hari Santri. Menurutnya, BPIP melihat pentingnya nilai-nilai keagamaan dalam menyikapi kecintaan terhadap tanah air.

Ulama asal Sumatera Barat Anwar Abbas juga menyarankan agar BPIP dibubarkan. Dia menilai Lembaga pimpinan Megawati Soekarnoputri itu tidak memiliki kepekaan sosial di tengah pandemi Covid-19.

“Kesimpulan saya BPIP seharusnya dibubarkan saja. Bukannya apa, lombanya enggak kontekstual. Orang secara lagi Covid malah masalah hukum bendera,” kata Anwar kepada CNNIndonesia.com, Jumat (13/8).

 

PPP dan PKS Turut Bersuara

PPP turut mengkritik lomba yang digelar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional itu.

“Tema lomba seperti yang dipostingkan itu menurut hemat PPP malah membuka ruang untuk diperdebatkan di tengah masyarakat. Soal hormat kepada bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan itu sesuatu yang sudah (tidak) jadi masalah bagi mayoritas umat Islam,” ujar Waketum PPP Arsul Sani kepada detikcom, Jumat (13/8/2021).

Arsul menyebut ormas-ormas Islam lain seperti Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) sudah tidak mempermasalahkan hormat bendera maupun menyanyikan lagu kebangsaan.

“Cobalah (tema) diganti, misalnya bukan dengan menulis atau berargumentasi tentang hormat bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan. Tapi lomba foto dengan pakaian santri hormat pada bendera atau menyanyikan lagu kebangsaan. Jadi bukan ditanya pandangan hukumnya tentang kedua hal itu,” tegas Arsul.

“Dan sebaiknya soal-soal seperti ini bukan Romo Benny Susetyo yang menjelaskan, nanti belum apa-apa akan dipertanyakan lagi siapa beliau itu bicara sesuatu yang kaitannya dengan Hari Santri atau kalangan Islam,” sebutnya.

PPP meminta BPIP untuk lebih bijak dan kreatif dalam mengartikulasi dan mengemas program-program membangun nasionalisme.

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, mengkritik lomba menulis artikel yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Menurut Mardani, tema yang diangkat menjadi materi lomba tersebut aneh dan terkesan tendensius.

“Aneh temanya dan terkesan tendensius,” ucap Mardani kepada wartawan, Jumat (13/8).

Menurutnya, tema yang diangkat BPIP dalam lomba menulis tersebut telah membuka luka lama, tepatnya saat dikatakan agama adalah musuh Pancasila.

Dia menilai, BPIP semestinya mengangkat tema yang lebih menyatukan, bukan memunculkan kontroversi. Berangkat dari itu, Mardani pun mendesak agar BPIP melakukan evaluasi secara menyeluruh.

“Ada ide tema lain yang lebih visioner dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional seperti Pandangan Santri dalam bahaya Perubahan Iklim atau Santri untuk Indonesia Bebas Korupsi,” kata Mardani.

“Tapi mengubah tema hanya permukaan, paradigma BPIP semestinya menyatukan dan menguatkan peran agama dalam bingkai harmoni. BPIP perlu evaluasi total,” tambahnya. [ ]

 

Editor: Ahmad Nurcholish

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed