Komnas Anak Tegaskan Stasiun TV Tak Hadirkan Saipul Jamil

Kabar Damai I Rabu, 08 September 2021

Jakarta I kabardamai.id I Glorifikasi kebebasan Saipul Jamil tuai kontroversi dari masyarakat termasuk kritikan tajam dari Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak.

Pihak Komnas Perlindungan Anak menilai jika tak seharusnya mantan narapidana kasus pencabulan mendapatkan sambutan yang meriah atas kebebasannya.

Bahkan saat kebebasannya Saipul Jamil mendapatkan kalung bunga, bagiakan atelt yang telah memenangkan pertandingan dan mendapatkan penghargaan.

Melansir dari Kompas.com, proses penyambutan kebebasan Saipul Jamil pun sontak membuat Arist Merdeka Sirait, Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak geram.

Pasalnya, perayaan kebebasan ini membuat korban pelecahan melapor pada Komnas Perlindungan Anak dan merasa jika korban telah dilecehnya.

Hal ini tidak hanya dirasakan korban pelecehan Saipul Jamil tetapi anak korban pelecehan seksual lainnya.

“Ribuan anak-anak yang mengalami kejahatan pelecehan seksual juga merasa dilecehkan. Bahkan para pegiat-pegiat perlindungan anak termasuk Komnas Perlindungan Anak dilecehkan oleh peristiwa ini,” ungkap Arist.

Tak hanya kebebasan yang disambut, kemunculan kembali Saipul Jamil ditelevisi pun juga menuai kecaman dari beberapa pihak termasuk Komnas Perlindungan Anak.

Untuk itu, Arist meminta masyarakat untuk mematikan televisi mereka saat melihat tayangan yang terdapat Saipul Jamil.

 

Matikan Televisi Ketika Saipul Jamil Muncul

“Meminta masyarakat untuk menyetop mematikan televisi apa pun ketika Saipul Jamil dalam program itu,” tegas Arist di kantor Komnas Perlindungan Anak pada Senin (6/9/2021).

Pihaknya menilai jika penayangan Saipul Jamil di televisi merupakan tontonan yang tidak mendidik.

Bahkan in dapat merusak gerakan perlindungan anak dan normalisasi kasus pelecehan seksual.

Baca Juga: Saipul Jamil Bukan Korban, dan Mengapa Media Mengutamakan Sensasi?

Untuk itu, Komnas Perlindungan Anak meminta stasiun televisi dan media lainnya untuk ikut serta bekerja sama dengan tidak menayangkan Saipul Jamil atau memboikotnya.

“Saya minta stasiun televisi atau PH jangan memberikan kesempatan untuk melakukan (menayangkan Saipul Jamil) itu. Ini kemarin baru satu hari (Saipul bebas) aja sudah banyak orang yang menunggu tayangan televisi. Sekali lagi dengan rasa hormat saya, tayangan televisi baik itu yang sifatnya online, baik itu production house tidak ada,” jelas Arist.

Tak hanya itu, kemunculan Saipul Jamil di ruang publik juga dikhawatirkan membuat korban pelecehan seksual enggan melapor.

Korban pelecehan seksual akan berpikir jika tidak ada perubahan yang akan terjadi meski dirinya telah melapor.

Pelaku pelecehan akan tetap bebas berkeliaran meski telah menjalankan masa hukuman.

Mereka akan mengganggap jika pelaku pelecehan akan tetap dapat kembali beraktivitas seperti biasanya tanpa menyadari kesalahan yang telah mereka perbuat.

 

Public Figure yang Kritik Glorifikasi Bebasnya Saipul Jamil

Beberapa public figure menilai bahwa kemunculan Saipul Jamil sama dengan menormalisasi pelecehan seksual pada anak di bawah umur

Najwa Shihab

Najwa Shihab ikut memberi komentar terkait kebebasan Saipul Jamil.

Dalam akun Instagram pribadinya @najwashihab dirinya menggunggah sebuah video yang berdurasi tiga menit 19 detik.

Dalam video yang berjudul Gloifikasi dan Bahaya Normalisasi Kekerasan Seksual ini, Najwa menuliskan dampak dari tindakan penyambutan Saipul Jamil.
“Perilaku ini lama kelamaan bisa membuat ‘pemakluman’ atas kekerasan seksual terhadap remaja yang dilakukannya,” tulis Najwa pada video yang diunggah pada Minggu (5/9/2021).

“Yang enggak kalah bahaya, orang-orang jadi merasa ‘biasa’ melihat para pelaku kekerasan seksual,” tambahnya.

Tak hanya itu, Najwa juga turut menyinggung perihal kondisi korban pelecehan seksual.

“Belum lagi hal ini juga bisa membuat korban semakin takut buat berbicara dan terbuka. Hadeh,” tegasnya.

Angga Dwimas Sasongko

Angga Dwimas Sasongko juga mengambil keputusan tegas terkait munculnya Saipul Jamil di televisi.

Dalah thread Twitter @anggasasongko dirinya mengumumkan untuk mengehentikan kesepakatan distribusi film dengan stasiun televisi yang menayangkan Saipul Jamil.

“Menyikapi hadirnya Saipul Jamil di televisi dengan cara yang tidak menghormati korban, maka kami memberhentikan semua pembicaraan kesepakatan distribusi film Nussa & Keluarga Cemara dengan stasiun TV terkait karena tidak berbagi nilai yang sama dengan karya kamu yang rama anak,” tulis Angga.
Keputusan yang diambil oleh Angga ini dimaksudkan untuk mendukung gerakan untuk menumbuhkan kesadaran agar lebih menghargai anak-anak.

“Pemberitahuan ini dimaksudkan untuk mendukung gerakan yang melawan dirayakannya pelaku kekerasan seksual pada anak di media-media, serta menjadi kesadaran bersama pentingnya media-media yang menghargai anak-anak kita,” tambahnya.

Angga juga menegaskan bahwa keputusannya ini tidak hanya berlaku pada stasiun televisi yang sudah menayangkan, tapi juga stasiun televisi lain yang nantinya melakukan tayangan serupa.

Ernest Prakasa

Komedian dan sutradara Ernest Prakasa pun juga ikut mengecam kemunculkan Saipul Jamil dalam layar kaca.

Bahkan Ernest juga memberikan kritikan pedas pada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terkait penayangan acara tersebut.

“Bau busuk apa yang menyengat ini? Oh ternyata bau bangkai dari matinya nurani stasiun TV yang memperlakukan mantan napi pelecehan seksual bagaikan pahlawan,” tulis Ernest dalam akun Twitternya @ernestprakasa.
Tak hanya itu, dirinya juga mempertanyakan di mana keberadaan KPI.

Terkait kritikannya tersebut, kini KPI sudah melarang Saipul Jamil untuk menjadi bintang tamu di televisi.
Hal tersebut kemudian mendapat apresiasi dari Ernest Prakasa.
“Saya apresiasi langkah yang baik ini. Enak kan jadi kerasa KPI ada gunanya,” ungkap Ernest.

Sebelumnya, pedangdut Saipul  Jamil ini mendapatkan hukuman atas kasus pencabulan dan penyuapan.

Dirinya telah menjalani masa kurungan selama 5 tahun dan dinyatakan bebas pada 2 September lalu.

Jadi bagaimana pendapatmu?

 

 

Penulis: Ai Siti Rahayu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *