Kabar Damai | Rabu 10 Mei 2023
Jakarta I Kabardamai.id I Minimnya ruang perjumpaan antara warga Indonesia dari latar belakang suku, ras, budaya, dan agama menyebabkan terus berlanjutnya perilaku hidup yang eksklusif dan intoleran di masyarakat.
Hal ini lantas memunculkan berbagai bentuk paham dan perilaku radikal yang akhirnya berujung pada tindakan ekstrimisme dan terorisme di sejumlah wilayah di Indonesia.
Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya ruang pertemuan sebagai alat untuk berbagi pengetahuan, berdialog, dan saling mengenal satu sama lain terlebih pasca pandemi. Dengan tujuan menghilangkan prasangka, stereotip, dan sikap buruk lain yang terkait dengan hubungan antar umat beragama.
Digagas oleh Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) bersama dengan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) kembali adakan program Peace Train Indonesia (PTI) ke-15 dengan tema ““Women as a Peacemaker in Post-Pandemic Era.
Program ini meliputi dialog antar agama yang memperkuat ruang bagi orang myda untuk bertemu, belajar tentang keragaman, membangun toleransu dan mewujudkan serta memeluhara perdamaian.
“Isu-isu perang, perubahan iklim, dan berkomentar. Situasinya tidak terlalu baik, jadi kita membutuhkan lebih banyak upaya dalam menjaga keberlanjutan perdamaian terutama dalam peran perempuan,” kata Pekka Kaihilahti, Kedutaan Besar Finlandia untuk Indonesia saat pelepasan Rombongan PTI di Gereja GPIB Jakarta pada Rabu, 10 Mei 2023.
Guna memberdayakan perempuan sebagai aktor utama dalam upaya penyebaran nilai-nilai toleransi di Indonesia.
“Kita membutuhkan lebih banyak partisipasi perempuan dalam proses perdamaian yang berkelanjutan,” ujarnya.
Ia menyoroti hal ini sejalan dengan prioritas Finlandia sebagai negara paling bahagia di dunia versi Sustainable Development Solutions Network for the United Nations.
“Dua dari tema prioritas di Finlandia adalah proses perdamaian dan kesetaraan gender. Hal ini penting bagi kami sebagai warga Finlandia,” ungkap Pekka Kaihilahti.
“Lebih banyak perempuan harus berpartisipasi dalam semua tingkatan, formal dan informal, dan semua wajah Partisipasi perempuan membantu dalam menerapkan perdamaian yang berkelanjutan,” lanjutnya.
Sejalan dengan itu, pendiri ICRP sekaligus pembina PTI Johannes Hariyanto, mengatakan gagasan PTI menjadi ruang perjumpaan yang terus mempromosikan persatuan bangsa.
“PTI selalu menjadi cara bagi pemuda untuk bertemu dan mempromosikan persatuan Indonesia. Palembang adalah kota metropolitan tertua di Indonesia, yang berasal dari era Sriwijaya, dan tetap menjadi tempat pertemuan dan keterbukaan. Kereta Damai Indonesia sangat terhormat dapat membawa pemuda dari berbagai agama bersama-sama di lokasi bersejarah ini,” katanya.
Program PTI terdiri dari pra-workshop untuk memberikan pemahaman tentang latar belakang, kepemimpinan perempuan, perspektif global tentang agama, dan pembangunan perdamaian.
Peserta akan melakukan perjalanan ke Lampung pada 10 Mei 2023, dan melanjutkan ke Palembang pada 12 Mei 2023.
Destinasi yang dituju diantaranya, Gereja Kristus Tanjung Karang, Gereja Santo Yoseph, Masjid Agung Cheng Ho, Vihara Maha Vihara Dharma Kirti, Via Crucis Sukamoro, Komunitas Jemaat Ahmadiyah Palembang, Pura Agung Sriwijaya, dan Pagoda Pulau Kemaro. [ ]
Penulis: Amatul Noor
Editor: Ahmad Nurcholish