Kabar Damai | Selasa, 24 Mei 2022
Jakarta I Kabardamai.id I Nina Nurmila, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Islam Internasional Indonesia yang juga ahli dalam kajian Islam dan Gender dalam kanal CokroTV menjelaskan bagaimana Islam dan feminisme dapat berjalan beriringan.
Ia mengungkapkan dan mendefinisikan feminisme sebagai kesadaran akan adanya keadilan atau diskriminasi ataupun penindasan terhadap perempuan berdasarkan jenis kelaminnya dan upaya untuk mengakhiri penindasan atau diskriminasi tersebut untuk mencapai relasi laki-laki dan perempuan yang adil. Sehingga ada kesadaran dan upaya didalamnya.
Secara substansif, berdasarkan definisi tersebut dapat dilihat ada upaya untuk mengakhiri ketidakadilan terhadap perempuan sudah dimulai sejak Nabi Muhammad dan tradisi Islam. Sejak zaman Jahiliyah ada diskriminasi terhadap perempuan atas perlakuan yang tidak baik.
“Secara substansif saya katakana rasul adalah seorang feminis walaupun saat itu term feminisme tidak ada, dan feminisme itu adalah global dan universal dibelahan dunia manapun untuk mengakhiri kekerasan dan ketidakadilan terhadap perempuan dan bentunya yang beragam,” jelasnya.
Baca Juga: Islam Indonesia – Islam Watasiyah
Dalam konteks Indonesia, ia mengklasifikasi dalam tulisannya femisme dalam tiga macam. Pertama sekuler feminisme, kedua Islamis feminis, dan ketiga feminis muslim.
Dalam bukunya, Nina juga menyoroti tentang poligami. Terlebih, di Indonesia sendiri poligami kerap dianggap sebagai sebuah sumber kesalehan. Menanggapi hal tersebut, Nina dalam bukunya mengkasifikasikan sesuai fikih dalam tiga kategori. Pertama yang membolehkan, kedua yang membolehkan asal adil dan ketiga yang mengharamkan.
Namun ia menggarisbawahi bahwa didalam Alquran terdapat ayat yangmana Islam memerintahkan monogami, namun ketika ayat tersebut dipotong dan tidak dibaca secara selesai sehingga orang akan merujuk seolah-olah memerintahkan orang untuk melakukan poligami, padahal ayat tersebut belum selesai.
“Islam merevolusi dari zaman Jahiliyah secara bertahap, dari tidak terbatas lalu dibatasi empat dan monogami dan hanya ayat suci Al-quran saja yang secara eksplisit memerintahkan monogami,” tuturnya.
Ada satu term penting yang kaitannya dengan feminisme yaitu patriarki. Patriarki itu adalah sebuah sistem yang menempatkan laki-laki diatas perempuan. Dengan mengenal patriarki, ia berharap masyarakat dapat lebih faham.
Penulis: Rio Pratama