Interpretasi Etika Dalam Beragama

Opini54 Views

Oleh Amatul Noor

Etika dapat dipandang sebagai sarana orientasi bagi usaha manusia untuk menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental:bagaimana kita harus hidup dan berbertindak. Tujuanya adalah agar kita tidak hidup dengan cara ikut-ikutan terhadap berbagai pihak yang mau menetapkan bagaimana kita harus hidup. Agar kita dapat mengerti sendiri mengapa kita harus bersikap dengan seharusnya. 

Etika merupakan falsafah atau pemikiran kritis dan mendasar mengenai ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan tentang moral. Jadi etika dan ajaran-ajaran moral tidak berada pada tingkatan yang sama yang meyatakan bagaimana kita harus hidup itu adalah moral bukan etika. Etika berusaha mengerti mengapa atau atas dasar apa kita harus hidup menurut norma-norma tertentu.

Pertama, harus kita sadari bahwa kita berhadapan dengan sekian banyak pandangan moral yang saling bertentangan. Semua mengajukan kepentingan atau pendapat mereka kepada kita dan disini etika berperan agar kita mampu mengetahui apa yang harus kita ikuti dan apa yang seharusnya kita tinggal.

Kedua, dengan adanya modernisasi tentu telah merubah kehidupan msyarakat baik dari cara berfikir, kepercayaan dan kemajuan ilmu pengetahuan, inovasi dalam bidang teknologi tentu telah merubah lingkungan budaya yang ada di indonesia tentu etika sangat dperlukan untuk memilah apa yang terlihat baik bagi kita dan apa yang terlihat buruk bagi kita.

Ketiga, etika dapat membuat kita saggup mengahadapi berbagai ideologi-ideologi yang begitu banyak karena adanya perubahan sosial dengan kritis dan objektif  dan membentuk penilaian sendiri agar kita tidak mudah terpancing.

Baca juga : Menjadi Manusia yang Sepenuh Hidup

Keempat, etika dapat menemukan dasar kemantapan dalam iman dan kepercayaan sekaligus untuk berpartisipasi dan tidak menutup diri dalam sebuah dimensi masyarakat yang selalu mengalami perubahan.

Etika diperlukan dalam beragama

Ialah masalah mengenai interpretasi terhadap perintah atau hukum yang termuat dalam wahyu. Ini menyangkut bahwa bagaimana manusia harus menangkap sabda Tuhan dalam sebuah wahyu. Permasalahannya tidak terletak pada wahyu, melainkan kita sebagai manusia yang harus menginterpretasikan maksud dari wahyu tersebut, karena pada dasarnya manusia secara hakiki terbatas dalam pengetahuannya.

Untuk memecahkan masalah tersebut metode etika dapat membantu kita dalam menemukan jawaban dari interpretasi itu. Kadangkala manusia selalu menganggap benar suatu ajaran agama, akan tetapi, itu hanyalah pendapat suatu aliran atau madzab tertentu. Sedangkan, isi kitab tersebut mengizinkan manusia untuk menginterpretasikan lain.

Selanjutnya adalah cara menanggapi dari segi agama. Terdapat beberapa masalah-masalah moral yang terjadi hari ini, namun tidak terjadi saat waktu wahyu diturunkan. Sebagai contoh adalah masalah pencangkokan ginjal dan bayi tabung. Dua permasalahan ini tidak dijelaskan secara eksplisit di dalam kitab dan hanya dapat ditangani melalui kias. 

Etika berperan sebagai suatu usaha manusia untuk menggunakan akal budi dan daya fikirnya untuk menjalani kehidupan menjadi lebih baik. Akal budi merupakan ciptaan Tuhan dan tentu diberikan kepada manusia untuk digunakan dalam dimensi kehidupan. Jadi, tidak perlu heran bahwa umat beragama perlu membutuhkan etika.

Pada hakikatnya etika mencoba mengamati realitas moral secara kritis. Etika tidak memberikan ajaran, melainkan memeriksa kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma dan pandangan-pandangan moral secara kritis. Etika menuntut pertanggungjawaban dan mampu menyingkap kerancuan.

Etika tidak membiarkan pendapat-pendapat moral begitu saja melainkan menuntut agar pendapat-pendapat moral yang dikemukakan dipertanggungjawabkan. Etika berusaha untuk menjernihkan permaslahan moral. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *