Indonesia dan Perannya dalam Perdamaian Pada Perang Dingin

Oleh: Lucky Ananda Gulzard

Terjadinya perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet menyebabkan terbentuknya organisasi militer skala regional dan global yang memberikan pengaruh besar terhadap tatanan aspek politik di Indonesia. Latar belakang perang dingin adalah persaingan AS dan Uni Soviet, yang satu sama lain khawatir tentang ekspansi di bidang politik, ekonomi, dan propaganda.

Terbentuknya organisasi militer tersebut tidak lain adalah upaya untuk menjaga keamanan serta kedamaian. Namun , dalam menghadapi hal tersebut Indonesia tetap bersikap netral dan tidak tergabung dengan organisasi militer dari pihak manapun. Adapun bentuk refleksi yang diterapkan dari fungsi  organisasi militer tersebut yang dilakukan dalam lingkup masyarakat  sebagai  upaya-upaya untuk menjaga keamanan serta kedamaian diranah lokal dan nasional yang memiliki banyak sekali keberagaman, hal tersebut meliputi seperti SARA (Suku , Agama , Ras , Antar golongan), dan adapula peran Indonesia dalam perang dingin.

Perbedaan dapat diartikan sebagai suatu keberagaman, yang harus kita lakukan adalah menerima atas perbedaan tersebut serta menganggap hal tersebut sebagai bagian dari kehidupan. Perbedaan bukanlah sumber dari adanya konflik namun, dengan adanya perbedaan bisa jadikan sebagai kekuatan untuk membangun suatu kehidupan yang harmonis, damai dan penuh toleransi. Sehingga kedamaian di dunia bisa terwujudkan. Berikut adalah penjelasan atas upaya- upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga keamanan dan kedamaian di dalam adanya perbedaan.

Cara mewujudkan perdamaian diatas perbedaan yang pertama yaitu,  dengan menanamkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, Bhineka Tunggal Ika yang berarti ‘’berbeda beda tetapi tetap satu jua’’ merupakan semboyan dari negara indonesia yang dijadikan sebagai dasar unuk mewujudkan persatuan dan kesatuan negara indonesia yang dimana kita wajib menerapkannya dalam kehidupan sehari hari, yakni dengan cara hidup saling menghargai satu samalain.

Kedua yaitu, dengan cara menyadarkan atau merubah pola fikir masyarakat supaya tidak memiliki pemikiran atau prilaku fanatisme terhadap kebudayaan yang dipercayanya karena hal tersebut diibaratkan dapat menutup pandangan suatu masyarakat yang fanatisme terhadap pemikiran lain. Sehingga ketidak terimaan tersebut dapat menyebabkan munculnya prasangka buruk terhadap kepercayaan lain dan dapat menyebabkan perselihan serta memperhambat perdamaian.

Selain itu, yang ketiga adalah Meneggakan Supremasi Hukum yang telah dibuat karena jika supremasi hukum berhasil di tegakkan makapraktik penyalahgunaan kekuasaan yang menyebabkan perdamaian terhambat dapat terhentikan. Supremasi Hukum dapat diwujudkan dengan cara, penegakkan hukum dilakukan secara adil, hukum didasari musyawarah mufakat, dan hukum dibentuk dengan keikutsertaan masyarakat didalamnya. Jika, Supremasi Hukum berhasil ditegakkan, maka terciptalah keadilan di dalam masyarakat dan menciptakan perdamaian , keamanan , serta keharmonisan dalam berkehidupan.

Baca Juga: Pesan Alissa Wahid untuk Moderasi Agama dan Perdamaian Papua

Selanjutnya adalah peran yang dilakukan Indonesia dalam perang digin. Pada masa perang digin itu terjadi Indonesia menjadi tuan rumah Konfrensi Asia-Afrika, Konfrensi tersebut diselenggarakan oleh Indonesia bertujuan untuk menahan perang dingin antara Amerika dengan Uni Soviet. Kegiatan konfrensi ini dilakukan oleh negara-negara yang terdapat di Kawasan Asia dan Afrika bertujuan untuk menahan atas pengaruh Blok Barat dan Blok Timur.

Setelah itu, Indonesia juga sebagai pencetus Gerakan Non Blok atau biasa dikenal dengan singkatan GNB. Organisasi ini terbentuk dengan berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang telah disetujui dalam Konferensi Asia-Afrika yang dikenal dengan sebutan Dasasila Bandung. Indonesia sendiri menjadi salah satu pendiri GNB, yang memiliki tujuan atau upaya untuk menjaga kenetralan negara-negara dunia ketiga pada masa Perang Dingin. Selain itu,adapula  tujuan dari GNB diantaranya adalah untuk mengupayakan hak guna menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas negara anggota. GNB juga menentang adanya sistem pemisahan ras atau system kasta, menolak segala bentuk imperialisme dan kolonialisme, dan tidak pernah untuk mencampuri urusan negara lain.

Indonesia Menjadi pendiri ASEAN. ASEAN adalah organisasi yang diikuti oleh 10 negara, yaitu terdiri dari Indonesia, Thailand, Shingapura Filiphina, Brunei Darussalam, Laos, Myanmar, Vietnam, Malaysia, dan Kamboja. Tidak hanya sekedar menjadi sebuah anggota, Indonesia juga menjadi salah satu negara pendiri organisasi yang dibentuk pada 8 Agustus 1967 ini (ASEAN).

Negara-negara anggota dalam ASEAN merupakan negara yang baru saja meraih kemerdekaan, sehingga kondisi politik didalamnya masih sangat belum stabil. Sehingga tak jarang jika  terjadi konflik etnis, masalah persatuan, dan sistem pertahanan serta keamanannya masih terbilang lemah.  Oleh karena itu, negara-negara di Asia Tenggara terdorong untuk membentuk organisasi regional supaya bisa menjadi pilihan landasan perdamaian.

Tidak hanya itu, Indonesia juga ikut serta dalam menjaga misi perdamaian PBB. PBB menciptakan Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP/PBB) untuk menjaga perdamaian serta keamanan internasional tepatnya pada tanggal 29 Mei 1948. Pertamakali, peran MPP PBB hanya sebatas pada pemeliharaan gencatan senjata dan stabilisasi situasi di lapangan untuk memberikan ruang bagi usaha-usaha politik dalam menyelesaikan konflik.

Indonesia sendiri juga ikut berkontribusi pada MPP/PBB tahun 1957, ketika mengirimkan 559 pasukan tempur darat utama ke wilayah Sinai, Mesir.  Dan juga, Indonesia juga menurunkan Pasukan Garuda (pasukan penjaga perdamaian)untuk membantu misi perdamaian di bawah arahan PBB yang merupakan kontribusi penting Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia. Pasukan Garuda pun ikut terlibat dalam beberapa misi, seperti di Sudan dan Lebanon.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia sangat aktif dalam organisasi internasional yang menuntun pada perdamaian. Dengan adanya keikut sertaan di dalam organisasi internasional itu sendiri, Indonesia berhasil meningkatkan hubungan diberbagai negara dan berkontribusi untuk menciptakan perdamaian dunia. Tidak hanya itu, dari pengalaman itu sendiri Indonesia juga memrefleksikan upaya-upaya perdamaian tersebut dilingkungan masyarakat Indonesia didalam keberagamannya.

 

Penulis: Lucky Ananda Gulzard, Alumni SMAN 1 Pontianak

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *