Jumlah kematian akibat terpapar virus Covid-19 di Indonesia sudah menembus angka 1 juta lebih. Jal inilah yang mendorong Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menggandeng ICRP untuk terus mendosialisasikan kepada khalayak masyarakat bahaya virus tersebut.
Kali ini, sosialisasi pencegahan covid-19 dilaksanakan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bekerjasama dengan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) berlangsung pada 0 Januari 2021 secara daring.
IDI dan ICRP merasa perlu untuk melakukan sosialisasi pencegahan covid-19 ini. Dalam sosialisasi ini Dr Asturi Putri, tim mitigasi IDI menyampaikan bahwa jumlah dokter di Indonesia tidak banyak, kematian dokter bukan hanya kematian secara fisik tetapi kematian secara keilmuan, ketangkasan, dan kompetensi.
“Jumlah dokter di Indonesia tidak banyak, kami hitung, kurang lebih 185ribu terlalu sedikit untuk jumlah penduduk Indonesia 270juta dimana jumlah spesialisnya jauh lebih kecil dari jumlah dokter umum. Jika ada kematian di kami bukan hanya kematian secara fisik atau kehilangan keluarga, saudara, tetapi juga kematian secara keilmuan, ketrampilan, ketangkasan, dan kompetensi yang tidak gampang kami lalui untuk bisa memberikan layanan kesehatan yang baik,” ungkap Dr Asturi Putri.
Tingginya tingkat kematian pada dokter dikarenakan covid-19 membuat Dr Asturi mengajak agar seluruh masyarakat tetap melakukan protokol kesehatan.
“Para sejawat kami yang wafat sangat besar, 289 kematian dokter di Indonesia per 26 Januari kemarin kami release.
Per tanggal 30 Januari sudah lebih dari 290 hampir 295 bahkan lebih, sepertinya hari ini saya mencatat ada beberapa kejadian kematian lagi. Nah karena itu kami berharap teman-teman ICRP memahami kenapa teman-teman sekalian untuk tetap melakukan protokol kesehatan karena transmisi covid-19 ini melalui droplet, melalui udara, kemudian bisa didapatkan pergaulan kita diluar, imbuhnya.
Senada dengan Dr. Asturi Putri, dr. Ekasakti Octohariyanto, Mpd, Ked yang juga bagian dari tim mitigasi IDI menyampaikan sebuah prestasi yang tidak mengenakan yang diperoleh oleh Indonesia terkait jumlah kasus covid-19. Ekasakti menyampaikan Indonesia masuk ke peringkat 19 di dunia, sedangkan untuk Asia Indonesia menempati urutan ke-4.
“Melihat dari angka yang ada di Indonesia kita masuk peringkat ke-19 dari 102 juta penduduk Indonesia, yang paling mengerikan adalah daya sebarnya yang luar biasa mengakibatkan kematian yang luar biasa. Kita masuk peringkat 19, jadi 1 persennya ada di Indonesia dari seluruh dunia, dan untuk Asia. Indonesia menempati peringkat ke-4, untuk Asia Tenggara, Indonesia adalah yang pertama,” paparnya menjelaskan.
Kondisi pandemi yang memprihatinkan ini mengingatkan betapa pentingnya untuk terus menerus melakukan sosialisasi pencegahan covid-19, dr. Rahmi Alfian Nur Alam, salah satu pengurus ICRP juga mengingatkan bahwa IDI dan ICRP setelah sosialisasi ini harus ada social action agar paparan covid-19 bisa menurun dan tokoh-tokoh agama memiliki peran disana.
“Tokoh agama sangat berperan untuk membantu teman-teman dari IDI untuk bagaimana ketiga protagonis, individu, masyarakat, dan pemerintah mengerti. Saya punya saran kita harus punya plan of action setelah ini yang mebuat social action. Saya berharap IDI dan ICRP setelah ini kita juga harus melakukan sesuatu, plan of action, apa sih yang harus kita bantu sehingga mata rantai atau paparan dari covid-19 betul-betul bisa cepat menurun selain dari adanya vaksin,” tandas dokter yang bekerja di Rumah Sakit Pondok Indah ini.
Pada akhir sosialisasi disampaikan pula komitmen dimana seluruh masyarakat, bersama-sama menjalankan protokol kesehatan dan yang terus diingatkan selama sosialisasi yaitu menjalankan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi). [ ]