Hisanori Kato: Jurnal Islam Nusantara adalah Tempat Muslim Berdiskusi

Kabar Utama336 Views

Kabar Damai I Jumat, 16 April 2021

 

Jakarta I kabardamai.id I Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdhlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) mengadakan diskusi publik moderasi agama, bertajuk “Expiring Realitis and Aspiration Muslims” melalui zoom meeting dan siaran langsung di kanal  Youtube resmi UNUSIA TV, Kamis 15 April 2021.

Diskusi tersebut menghadirkan narasumber Hisanori Kato Dosen Cho University Jepang, James B Hoesterey Dosen Emery University, Euis Nurlaelawati Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta dan Ahmad Adlin Sila selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Penelitian Pengembangan dan Diklat Kementrian Agama RI (Kapuslitbang Balak Kemenag RI).

Hisanori Kato dalam jurnal Islam Nusantara Movement In Indonesia, menjabarkan mengenai peranan Nahdlatul Ulama terhadap Islam Nusantara. Dia menulis di jurnal tersebut karena berpendapat bahwa banyak public dan pembaca yang tidak tahu bahwa peranan muslim terhadap Indonesia begitu besar.

Berbicara menganai jurnal yang membahas tentang Islam Nusantara, HIsanori  menyebutkan, “ada dua hal penting mengenai Islam Nusantara, pertama banyak tulisan yang berbicara mengenai politik Islam atau politik ekonomi tetapi penting sekali bebicara Islam dalam rangka culture/studies karenanya Jurnal Islam  Nusantara  sangat penting. Kedua, Akademik standar Indonesia tidak begitu peduli, tapi Islam Nusantara bisa meningkatkan kualitas akademis di Indonesia,” papar Hisanori.

Berkaitan dengan Islam Nusantara, Hisanori pernah berbincang dengan Gusdur, dari Gusdur  Hisanori belajar bahwa sesame muslim selalu saling menghormati. Bagi umat muslim sedari dulu jika sudah mengucapkan syahadat maka semuanya adalah saudara. Karena itu Hisanori, terkesan dengan muslim di Indonesia berbeda dengan muslim di luar negeri.

Baca Juga : Memahami Akar dan Meredakan Permasalahan Islamofobia di Dunia

“Saya meneliti mantan teroris, mengapa dia berubah, dia sebenarnya di penjara masih keras, dirinya menentang pemerintah. Tapi bertemu dengan muslim sesama mantan teroris dia bilang, “Anda sudah di penjara, berarti anda sudah sukses,” jadi yang bisa menolong muslim radikalis adalah muslim itu juga,” terang Hisanori.

“Dialog antara sesama muslim walaupun moderat atau keras itu tidak apa. Indahnya islam adalah fool of disagreement, jadi walaupun ada muslim yang tidak menerima islam nusantara keduanya bisa berdikusi. Karenanya Jurnal Islam Nusantara adalah tempat diskusi, dan jurnal bisa mewujudkan itu. “tandasnya.

 

Gagasan Islam Nusantara Selalu Menarik

Terakhir James B Hoesterey  berpendapat  apa itu soft power dalam Islam Nusantara.  Dari perspektif barat Islam moderat sebenarnya tidak ada yang berpendapat mengenai hal itu. Namun di Indonesia muslim sudah moderat dan jauh dari apa yang dipikirkan oleh orang barat mengenai stigma muslim. Karena itu, gagasan mengenai Islam Nusantara selalu menarik.

“Islam nusantara tidak perlu di eksplor ke luar negeri, tapi artikel yang kualitas tinggi mengenai Islam Nusantara yang jadi objek studi lebih baik sehingga bisa memberikan pelajaran  Islam nusantara bukan Islam liberal, Islam moderat tidak perlu dilihat dari perspektif barat,” terang James.

Kementerian Agama juga berperan , pemerintahan sudah banyak berusaha untuk memoderatkan Islam dan soft power, dengan pergi ke berbagai negara.

Lalu bagaimana NU dan Muhammadiyah di masa depan, bukan hanya terkontrol oleh itu, tetapi ada kesempatan emas apakah akan ada kemajuan antara Islam Nusantara dan Islam moderat yang bisa bekerjasama. Juga bagaimana dalam globalisasi, menggerakkan Islam dimana sudah berabad abad Islam ada di Indonesia.

 

Penulis : Ai Siti Rahayu

Editor: Ahmad Nurcholish

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *