Harlah NU ke-98 Menjadi Acara Memperkuat Persaudaraan dan Moderasi Beragama

Kabar Utama125 Views

Jakarta | kabardamai.id | Ulang tahun atau hari lahir (harlah) selain menjadi salah satu waktu untuk berkumpul bersama dengan kerabat dan teman, juga sering menjadi momentum untuk melakukan refleksi untuk memantapkan diri agar lebih baik lagi. Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada peringatan Harlah Nahdlatul Ulama (NU) ke-98 pada 16 Rajab 1442 H yang jatuh pada Sabtu, 27 Februari kemarin.

“Saya mengucapkan selamat hari lahir ke-98 Hijriah Nahdlatul Ulama yang jatuh pada tanggal 16 Rajab. Puncak harlah ini akan menjadi wasilah untuk mengukuhkan tali persaudaraan, ukhuwah islamiyah, dan ukhuwah wathaniyah yang merupakan modal utama ketangguhan bangsa Indonesia,” ujar Presiden yang disampaikan secara virtual sebagaimana ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden di hari yang sama.

Penguatan solidaritas persaudaraan menjadi semakin penting di tengah pandemi saat ini. Dalam situs presidenri.go.id disebutkan bahwa pandemi Covid-19 yang melanda setidaknya 215 negara di dunia, selama setahun belakangan ini, memberikan dampak luar biasa, termasuk kepada masyarakat Indonesia. Persoalan dari sisi kesehatan akibat pandemi juga diikuti oleh dampak perekonomian yang mengakibatkan banyak warga kehilangan pekerjaan dan penghasilan.

Untuk itu, pemerintah berupaya keras untuk meringankan beban masyarakat di kala pandemi ini melalui sejumlah program bantuan sosial, program padat karya, dan kebijakan pemulihan ekonomi nasional lainnya.

Bagi kalangan pesantren sendiri, pemerintah juga memberikan bantuan operasional pendidikan pesantren, bantuan pembelajaran daring, insentif guru pondok pesantren, dan masih terdapat beberapa program lain.

“Sementara itu untuk tahun 2021 ini, pemerintah menambah dukungan infrastruktur, pendampingan, pelatihan, dan pengembangan model bisnis untuk mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren sebagaimana amanat UU Pesantren,” Presiden menambahkan.

Presiden juga meminta dukungan serta mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar NU di seluruh nusantara yang telah mengambil peran penting untuk memastikan kesehatan dan keselamatan masyarakat hingga membantu mengatasi pandemi di tingkat akar rumput. Kebersamaan dan kolaborasi serupa ini yang memang diharapkan muncul di masa pandemi saat ini.

“Kami mohon dukungan para ulama dan keluarga besar NU untuk ikut membantu pemerintah dalam menyukseskan program vaksinasi nasional ini dan mohon bantuan untuk memberikan informasi yang akurat kepada umat,” tandasnya.

Di hari yang sama dan dengan semangat yang sama dengan Presiden, dilansir dari timesindonesia.co.id, Menag RI  Yaqut Cholil Qoumas bersilaturahmi dan berdiskusi dengan para pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Islam (ormas Islam) di Rumah Dinas Widya Chandra. Ia menggali saran dan masukan dari para tokoh terkait ikhtiar untuk terus mempererat tali persaudaraan umat Islam.

Pertemuan ini juga dihadiri perwakilan pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Muhammadiyah, Jamiyatul Khaer, Al-Washliyah, Persatuan Islam (Persis), Persatuan Umat Islam (PUI), Mathlatul Anwar, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Rabithah Alawiyah, Sarikat Islam, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Al-Ittihadiyah, Al-Irsyad Al Islamiyah serta Lembaga Persaudaraan Ormas Islam.

Gus Menteri, begitu sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa salah satu program prioritas yang akan dilakukannya adalah merekatkan kembali semangat ukhuwah Islamiyah umat Islam di Indonesia.

“Bila problem ini dapat diselesaikan dengan baik, maka akan berdampak terhadap kemajuan bangsa. Dan kami sudah membuat skala prioritas mana yang harus diselesaikan. Kami juga berharap dukungan dari para pimpinan ormas Islam di Indonesia dalam program Moderasi Beragama yang sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024,” sambungnya, didampingi Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin dan para Staf Khusus.

Pada kesempatan itu, Gus Menteri juga banyak meminta saran dan masukan dari para pimpinan ormas Islam terkait berbagai permasalahan umat. Habib Zen bin Umar Smith, Ketua Umum Rabithah Alawiyah, mengungkapkan harapannya agar Kemenag dapat tabayun kepada para pihak, termasuk pimpinan negara, bila ada persoalan yang menjadi kegelisahan umat.

“Perbedaan akan selalu ada. Jangankan sesama umat, sesama saudara kandung saja ada perbedaan. Namun, bila perbedaan itu mengakibatkan perpecahan, maka perbedaan bukanlah menjadi rahmat, melainkan musibah,” ucapnya. [HH/presidenri.go.id, timesindonesia.co.id]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *