Kabar Damai | Kamis, 19 Mei 2022
Jakarta I Kabardamai.id I Fanatisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu keyakinan (kepercayaan) yang terlalu kuat terhadap ajaran politik (politik, agama dan sebagainya). Seperti disebutkan diatas, fanatik dapat terjadi pada banyak hal termasuk diantaranya adalah agama. Hal ini ditunjukkan sebagai wujud cinta dan kebanggaan atas agama yang dianut yang ditunjukkan dengan berlebihan dan bahkan sampai terkadang menganggap agama yang lain adalah sebenar-benarnya paling salah.
Quraish Shihab menanggapi fanatik terhadap agama sebenarnya adalah hal yang bagus. Namun, yang kemudian membuatnya tidak bagus ialah apabila dalam impelentasinya terdapat ketidakadilan terhadap orang lain.
“Fanatik buruknya bukan pada keterikatan seseorang kepada agama,” ujarnya.
Lebih jauh, ia juga menuturkan bahwa tidak hanya diri sendiri yang punya rasa fanatik. Orang lain juga bebas memiliki hal fanatik atas apa yang ia percayai. Namun, ketika berada diluar maka fanatisme tersebut harus disimpan kedalam.
Didalam Al-quran terdapat sebuah penjelasan yang berbunyi ‘sampaikan wahai Muhammad, kepada non muslim; kami (kaum muslimin) atau kamu wahai non muslim boleh jadi dalam kebenaran atau boleh juga dalam kesesatan,’. Bisa jadi kita yang benar, orang lain salah dan atau bahkan sebaliknya. Orang lain tidak akan pernah diminta untuk mempertanggunjawabkan dosa-dosa dari orang yang lain.
“Masing-masing silahkan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh agama dan pikirannya. Masing-masing harus mengakui bahwa itulah yang benar, tetapi itu masuk dalam keyakinan diri dan tidak keluar atau keyakinan orang lain,” jelasnya.
Perihal bagaimana dalam pemutusan siapa yang benar dan siapa yang salah, menurut ulama moderat ini menuturkan untuk menyerahkan semuanya kepada Tuhan karena nanti diakhirat Tuhan yang akan memutuskan.
Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku fanatik sebenarnya dapat dilihat dengan mudah. Misalnya jika seseorang menganggap bahwa pendapat dirinya yang selalu paling benar, terlebih jika pendapat tersebut kemudian menyalahkan orang lain, memaki dan menilai perilaku orang lain sumber jalan ke neraka itu ciri dari orang yang fanatik.
Quraish Shihab menepis anggapan jika fanatisme berlebihan terhadap agama dapat dibenarkan, menurutnya agama tidak pernah mengajarkan hal demikian. Berlebih-lebihan bukan hal yang baik, sebaiknya tidak dilakukan dalam hal apapun terlebih dalam hal agama karena hal tersebut bukanlah hal yang dapat dibernarkan dan direstui oleh agama itu sendiri.
Penulis: Rio Pratama