Kabar Damai | Jumat, 23 April 2021
Rembang | kabardamai.id | Konsorsium Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) sebagai gerakan pemikiran dan sosial dalam kajian dan aksi sosial pada isu perempuan dan anak menggelar deklarasi di makam Kartini, Rembang, Jawa Tengah.
Deklarasi itu menegaskan komitmen mereka untuk mewujudkan keadilan gender dan perlindungan anak. Deklarasi dirumuskan dan dibacakan bertepatan dengan peringatan Hari Kartini tahun 2021 pada Rabu, 21 April 2021 lalu.
Perwakilan PSGA UIN Walisongo Semarang Titik Rahmawati mengatakan Deklarasi Rembang dirumuskan sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian dalam menyikapi isu gender di masa Pandemi.
“PSGA PTKI merasakan keprihatinan dan perlu menjadi perhatian bersama, terkait sejumlah persoalan gender dan anak selama pandemi,” jelasnya di halaman makam Kartini, seperti dikutip kemenag.go.id (21/4).
Diwartakan laman resmi Kementerian Agama, ada empat isu yang mereka identifikasi.
Pertama, isu gender dan keluarga. Penerapan kebijakan Work From Home (WFH) selama pandemi paling tidak telah berakibat pada over-burden yang harus ditanggung oleh perempuan; meningkatnya angka perceraian akibat kekerasan dalam rumah tangga; meningkatnya perkawinan anak-anak; dan meningkatnya angka kematian Ibu dan Anak.
Kedua, kerentanan perempuan dan anak mengalami kekerasan. Menurut Titik, situasi pandemi turut berkontribusi terhadap meningkatnya angka kekerasan berbasis gender dalam bentuk kekerasan domestik, kekerasan seksual, dan kekerasan berbasis online.
Ketiga, isu gender dan radikalisme. Perkembangan mutakhir terkait isu radikalisme dan terorisme menunjukkan adanya pergeseran peran perempuan dari aktor pendukung menjadi aktor utama, serta pelibatan anak-anak dalam aksi teror.
Keempat, perempuan sebagai ibu bumi. Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan berakibat bertambahnya beban perempuan dalam menjaga keseimbangan alam. Akibat lainnya adalah melemahnya ketahanan pangan yang menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan masa depan anak bangsa.
Berikut isi Deklarasi Rembang yang dibacakan Titik Rahmawati:
- Kami berkomitmen menjadi pelopor untuk meningkatkan kualitas keluarga Indonesia yang berkeadilan gender dan berbasis perlindungan anak.
- Kami bertekad untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak.
- Kami berkomitmen melaksanakan pengarusutamaan moderasi beragama untuk mewujudkan Islam Rahmatan lil alamin.
- Kami mendukung kebijakan pelestarian lingkungan hidup demi menjaga keseimbangan alam.
“Pembacaan deklarasi itu menjadi bagian dari Workshop Penguatan Akademik dan Advokasi PSGA PTKI pada masa Pandemi Covid-19 yang diselenggarakan Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Diktis, Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI, 20-22 April 2021,” ungkap Mahrus yang menjadi leading sector PSGA PTKI.
Helat ini dihadiri oleh kepala PSGA PTKI seluruh Indonesia. Hadir sebagai narasumber: Farha Ciciek, Nurrofiah, Ishfah Abidal Aziz, dan Nur Hasyim.
Baca Juga : Emansipasi Simalungun dan ‘Herstory’ dari Tiga Ompung Boru
Menteri PPPA Ajak Perempuan Teruskan Perjuangan Kartini
Terpisah, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengajak seluruh perempuan di Tanah Air meneruskan perjuangan dan semangat Kartini.
Hal tersebut disampaikan Bintang di acara Talkshow Peringatan Hari Kartini yang digelar Kemen PPPA, Rabu (21/4/2021).
“Marilah kita teruskan perjuangan dan semangat Ibu Kartini yang telah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perempuan untuk menentukan masa depannya sendiri,” ujar Bintang, seperti dikutip Kompas.com (21/4).
Menurut Bintang, seluruh perempuan memiliki hak untuk bermimpi dan mewujudkan mimpi-mimpi itu. Perempuan juga dinilainya berhak hidup aman dan nyaman dalam segala hal, termasuk tanpa kekerasan.
“Semua perempuan berhak untuk hidup dengan aman dan nyaman serta terbebas dari segala bentuk kekerasan dan perlakuan salah lainnya,” tandasnya.
Bintang menyebut, sumber daya paling berharga bagi sebuah bangsa bukanlah alam melimpah dengan minyak bumi atau hasil tambang. Justru sumber daya manusia adalah yang paling berharga dari itu semua.
“Maka dari itu, peningkatan SDM adalah investasi yang sangat strategis, karena akan melanjutkan kelangsungan hidup bangsa Indonesia masa akan datang,” ungkapnya. [ ]
Penulis: Ahmad Nurcholish