Coaching memiliki peranan penting dalam sebuah perusahaan, terlebih dalam hal meningkatkan produktivitas karyawan. Begitu besarnya peranan coaching dalam pengembangan kinerja organisasi sehingga saat ini para pemimpin dituntut untuk dapat menjadi coach bagi bawahannya.
Namun, pemimpin belum dapat dikatakan menjadi coach yang baik apabila ia tidak memiliki kemampuan di bidang seni dalam bertanya (Powerful Questions). Mengajukan Powerful Questions bukanlah hal yang mudah.
Seorang pemimpin harus bisa mengajukan pertanyaan secara terbuka, bukannya malah menghakimi atau mendikte.
Coach harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan kemampuan spesifik dalam memberikan pertanyaan. Prinsip dasar coaching adalah menggali kemampuan diri dari coachee (tim) dengan bertanya maka dari pertanyaan tersebut coach membantu melakukan pengamatan terhadap masalah yang ujungnya menimbulkan kesadaran diri untuk melakukan perubahan.
Beberapa hal yang perlu menjadi catatan bagi seorang coach adalah, sebaiknya hindari pertanyaan yang mengarahkan bawahan Anda pada jawaban, biarkan ia menemukan jawaban untuk dirinya sendiri.
Coaching menggunakan teknik percakapan eksploratif dua arah untuk menggali ide dan memperkuat keyakinan coachee (orang yang menerima coaching) untuk mengenali potensi dirinya dan melakukan tindakan optimal. Metode ini bersifat menggiring, berbeda dengan mentoring atau training yang sifatnya memberikan instruksi satu arah.
Nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan ini merupakan pandangan yang dipegang kuat dan berfungsi sebagai penuntun untuk mengerjakan apa yang benar. Dalam pandangan ini seorang pemimpin melakukan sesuatu dalam organisasi bukan karena dia mengharapkan suatu imbalan, melainkan karena suatu nilai bersama, yaitu pentingnya suatu misi perusahaan telah diinternalisasi.
Baca juga : Nilai-Nilai Moderasi Beragama dan Implementasinya
Kepemimpinan transformasional akan memberikan pengaruh positif pada hubungan antara atasan dan bawahan. Dengan konsep kepemimpinan transformasional, bawahan akan merasa percaya, kagum, bangga, loyal, dan hormat kepada atasannya serta termotivasi untuk mengerjakan pekerjaan dengan hasil yang melebihi target yang telah ditentukan bersama.
Tipe kepemimpinan ini mendorong para pengikutnya (individu-individu dalam satu organisasi) untuk menghabiskan upaya ekstra dan mencapai apa yang mereka anggap mungkin. Kepemimpinan transformasional meningkatkan kesadaran para pengikutnya dengan menarik cita-cita dan nilai-nilai seperti keadilan (justice), kedamaian (peace) dan persamaan (equality).
Seorang pimpinan yang menerapkan kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang mempunyai wawasan yang luas dan berpikir jauh ke depan. Dia akan berusaha untuk melakukan suatu perbaikan terhadap lembaga Pendidikan yang dikelolanya dengan tidak hanya bernuansa untuk saat ini saja, akan tetapi sampai masa yang akan datang.
Memimpin dengan memberikan contoh. Begitu pentingnya seorang pemimpin menjadi model atau contoh bagi bawahannya manakala pemimpin tersebut mengharapkan agar bawahannya melakukan apa yang menjadi konsep dan harapannya.
Sebuah peribahasa mengatakan bahwa “tindakan berbicara lebih keras daripada perkataan“. Perilaku sehari-hari seorang pemimpin dan prestasi selalu disorot oleh bawahannya dan cenderung untuk ditiru atau dijadikan barometer.
Oleh karena itu, pembelajaran yang efektif bagi bawahan agar segera dapat mencontoh dan melakukan visi dan misi pimpinan adalah dengan melihat dan mencontoh perilaku sehari-hari pemimpinnya.
Perilaku pemimpin yang inspirasional dapat merangsang antusias dan semangat bekerja bawahan terhadap tugas-tugas kelompok dan dapat mengatakan hal-hal yang dapat menumbuhkan kepercayaan bawahan terhadap kemampuan untuk menyelesaikan tugas dalam upaya untuk mencapai tujuan kelompok kerja.