Cici Situmorang: Melawan Diskriminasi dengan Menguatkan Toleransi

Kabar Tokoh79 Views

Jakarta | kabardamai.id | Kota Cirebon adalah kota yang dihuni oleh masyarakat multi etnis. Keberagaman tumbuh, masyarakat saling menghormati kepercayaan dan keyakinan masing-masing dalam hidup yang rukun.

Sayangnya, ada saja peristiwa yang menodai kerukunan umat beragama di Cirebon. Cici Situmorang, pendiri Inspiration House Cirebon pernah menjadi korban kejamnya diskriminasi.

Saat masih berstatus sebagai mahasiswa, ia tak pernah membayangkan kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada tahun 2016 akan beimbas ke dirinya. Saat itu, Cici dianggap menyebarkan agama tertentu di sebuah kampus di Cirebon.

”Katanya, karena saya memimpin doa sebelum kegiatan bakti sosial. Padahal, saya ngajak doa bareng-bareng sesuai keyakinannya masing-masing,” kata Cici. Selain mendirikan Inspiration House, Cici juga termasuk pelopor organisasi intrakampus yang memiliki fokus pada kegiatan sosial di Cirebon.

Saat kasus tersebut muncul, ia tiba-tiba tidak memiliki teman. Ia merasa seperti daging busuk dalam kampusnya sendiri, institusi yang seharusnya menjadi tempat bagi dirinya.

Saat itu, nilai-nilai mata kuliah Cici juga ikut menurun. Selama setahun, setelah pulang dari kuliah, ia menangis. Ia tak menyangka teman-teman terdekatnya yang justru melakukan diskriminasi terhadap dirinya.

Melihat teman-temannya pergi menjauhi dirinya hanya karena tuduhan tak beralasan, ia pun tak mau menyerah dan memutuskan melawan diskriminasi dengan memudahkan akses pendidikan dan memberikan pelajaran tentang keberagaman untuk anak-anak yang terpinggirkan.

Inspiration House adalah ruang bagi Cici untuk menyebarkan semangat toleransi kepada anak-anak. Dampak perkembangan kegiatan di Inspiration House kemudian sampai ke luar kampus.

Komunitas yang didirikan pada akhir tahun 2014 tersebut nyaris bubar. Inspiration House bergerak di sektor pendidikan bagi anak yang kurang mampu. Dulu, Inspiration House memiliki 30 anggota, namun saat ini anggotanya hanya empat orang saja.

Peserta didik di komunitas tersebut sempat mencapai 300 orang. Sayangnya, saat ini peserta didik menyusut hingga 100 anak. Ada banyak halangan dan rintangan yang Cici alami, tapi ia bertekad untuk terus memenangkannya di setiap pertarungan dalam hidupnya.

Inspiration House adalah komunitas yang memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak kurang mampu. Komunitas tersbeut mengenalkan toleransi dengan mengajak peserta didik berkunjung ke berbagai tempat ibadah di Cirebon.

Cici mengaku teringat pesan ibunya bahwa Tuhan akan memberi yang lebih baik. Benar saja, ucapan sang ibu. Tuhan tidak membiarkannya sendiri. Pada 2018, Cici menjadi peserta Sekolah Pemikiran Maarif yang digelar oleh Maarif Institute.

Program sekolah tersebut diikuti para sarjana hingga magister dengan proses seleksi yang ketat. Tujuannya adalah untuk merawat gagasan Ahmad Syafii Maarif, tokoh bangsa dari Persyarikatan Muhammadiyah yang dikenal lekat dengan pemikiran tentang kemanusiaan, keindonesiaan, dan keislaman.

Salah satu momen yang tak akan dilupakan oleh Cici saat sekolah Maarif Institute adalah pada saat acara terakhir di sekolah, ia diminta memimpin doa. Padahal, Cici adalah satu-satunya orang Kristen yang menjadi peserta dalam sekolah pemikiran tersebut.[AAJ]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *