Chatarina Muliana Girsang: Integritas dalam Membangun Pendidikan

Kabar Utama116 Views

Kabar Damai I Selasa, 06 Juli 2021

Jakarta I Kabardamai.id I Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap orang, melalui pendidikan seseorang dapat terus mengedukasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik serta belajar dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Secara luas, pendidikan juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan selanjutnya berguna bagi kemajuan bangsa dan negara. Atas dasar itulah, pemerintah terus mengembangkan pendidikan di Indonesia yang ditujukan tidak hanya bagi peserta didik pada tingkatan dasar dan menengah namun juga mahasiswa di perguruan tinggi. Hal ini dimaksudkan guna membuat objek atau penerima pendidikan dapat merasa nyaman dan faham atas materi-materi yang disampaikan.

Melalui pendidikan, tidak hanya pengetahuan saja yang dapat diperoleh seseorang, namun melalui pedagogik yang ada juga dapat memberikan dampak yang baik dalam hal penerapan pada berbagai aspek lainnya, satu diantaranya mengenai integritas yang kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan hingga jangka waktu yang lama dan dalam berbagai aspek kehidupan pula.

Melalui program Siniar #PojokDikbud, Chatarina Muliana Girsang, Inspektur Jenderal Kemendikbudristek memaparkan tentang integritas dalam membangun Indonesia. Ia mengingat masa ia bersekolah di SMAN 3 Jakarta lalu, menurutnya integritas dalam mata pelajaran kemudian didapatkannya dalam mata pelajaran yang kemudian dipelajari dan diterapkan.

“Integritas melekat pada beberapa mata pelajaran khususnya agama, dulu ada dalam PMP dan sekarang PKN. Itu masuk dalam nilai-nilai pancasila yang harus kita pelajari dan kita terapkan,” ungkapnya.

Ia juga mendefinisikan integritas menurutnya secara sederhana. “Secara sederhana menurut saya integritas itu melakukan apa yang kita katakan, dan mengatakan apa yang kita lakukan. Jadi kita harus jujur dan harus konsisten. Bahkan kita harus lebih baik dari apa yang kita katakana,” tambahnya.

Penerapan integritas dapat dilakukan dalam ranah kecil terlebih dahulu. Bagi Chatarina lingkup keluarga dan orang tua contohnya.

“Jadi pertama kita oleh keluarga, oleh orang tua dan khususnya dalam agama kita dilarang untuk berbohong, dilarang untuk berkata tidak jujur. Jadi seharusnya saat kita melakukan itu ada signal dalam hati, ada rasa takut melakukan sesuatu yang tidak jujur. Jadi kita harus berani dan dengan segala konsekuensinya,” katanya lagi.

Kini, banyak anak muda yang berbohong dan menjadi bentuk ketidakintegritasannya walaupun misal dalam aspek kecil. Baginya, jujur adalah bentuk integritas yang dapat dilakukan dan harus dilakukan.

“Karena terkadang anak-anak saat ini kalau jujur nanti dimarahi, jadi tidak jujur kepada orang tua. Tapi sama teman berani jujur dan lebih terbuka. Tapi kita harus tau kalaupun orang tua kita memarahi itu bukan karena benci melainkan sayang dan mungkin hanya kecewa dengan apa yang kita lakukan,” terangnya.

Integritas, Keimanan dan Kesadaran

Bagi Chatarina, setiap agama pasti mengajarkan kebaikan, termasuk nilai-nilai tentang integritas. Oleh karenanya asal dilakukan dengan baik maka tuntunan tersebut akan berdampak baik pula selanjutnya.

“Kalau kita memang mengimani dari keyakinan kita pasti akan ada bisikan Tuhan yang menjaga kita. Jadi pagi hari harus diawali dengan doa supaya pemikiran dan perkataan kita dikawal oleh Tuhan dengan segala kekuasaannya. Itu yang akan menuntun kita jangan sampai kita jatuh pada hal-hal yang tidak diperkenankan,”.

“Kita harus selalu jujur, kedua yang paling simple kita harus malu melanggar aturan. Bukan justru bangga misal bolos dan bisa nggak ketahuan. Itu biasanya kita bangga. Padahal kita tahu bahwa melanggar aturan itu berpotensi membahayakan kita. Prinsipnya kita harus malu melawan aturan, itu budaya yang harus dibangun,” jelasnya.

Integritas di Sekolah, Pekerjaan dan Masyarakat

Seiring dengan pembelajaran jarak jauh dampak pandemic Covid-19, pengawasan terhadap proses pembelajaran siswa tentu menjadi kendala tersendiri bagi guru. Hal ini menyebabkan banyak integritas siswa yang kemudian luntur dalam belajar. Menanggapi tersebut, menurut Chatarina disebabkan karena orientasi pada nilai yang masih berkembang hingga kini.

“Yang pertama kita masih berorientasi pada nilai khususnya baik murid, guru bahkan orang tua. Prinsipnya sekarang adalah bagaimana menanamkan bahwa nilai itu tidak penting, yang lebih penting adalah bagaimana cara mendapatkan nilai itu. Yang penting kita jujur,” terangnya.

Menjadi dirjen dengan tugas dan tanggungjawab yang besar merupakan hal yang tidak mudah. Oleh karenanya, integritas sangat diperlukan. Bagi Chatarina integritas merupakan prinsip dalam hidupnya.

Baca Juga: Green Education, Kolaborasi Indonesia dan Belanda dalam Bidang Pendidikan

“Itu bagi saya adalah prinsip hidup dan harus menjadi prinsip hidup setiap insan. Kalau kita tidak memiliki integritas maka kita tidak akan dipercaya, jika kita tidak dipercaya maka kita tidak mungkin bisa bekerjasama. Pekerjaan kita dimanapun apalagi dipemerintahan itu harus selalu bersinergi dan bekerjasama dengan siapapun. Jadi tidak mungkin tanpa integritas kita dapat bekerjasama karena tidak ada kepercayaan,”.

“Kalau sudah tidak bisa bekerjasama tentu saja kita tidak bisa membuat inovasi atau perubahan. Padahal dalam bekerja kita perlu membuat perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Jadi integritas itu harus menjadi prinsip hidup bagi setiap orang,” jelasnya panjang lebar.

Dengan menjadi dirjen, ia kerap mengimplementasikan integritasnya di kantor dengan rekan dan kolega serta seluruh pegawai yang ada.

“Pertama kita harus taat pada aturan, kedua kita harus menyampaikan apapun yang kita alami dan kita harus bersikap jujur terhadap semua. Jika perlu kita juga harus meminta maaf jika bersalah dan sebagainya,” tambahnya.

Ia menyatakan, tantangan terhadap integritasnya kerap diuji. Namun karena menjadi prinsip dalam hidup sehingga hal semacam itu dapat ia hindari.

“Integritas itu diuji saat misal dalam penanganan perkara. Ada yang berani menawarkan sesuatu dan kita lapor ke atasan. Itu juga bagian dari mempertahankan integritas karena biasanya yang ditawarkan tidak sedikit,” jelasnya lagi.

Dalam kehidupan bermasyarakat, baginya integritas juga sangat diperlukan. Hal ini berhubungan sebagai manusia sosial yang tidak bisa bekerja sendiri sehingga kominten dan kepercayaan tersebut dibangun dari nilai integritas yang ada.

“Masyarakat yang berkarakter baik yang dapat membangun bangsa ini. Jika kita sebagai warga negara tidak mencintai ini negara-negara asing sudah banyak yang melirik kita dengan segala kekayaannya. Kita tidak bisa bekerja sendiri dan perlu kerjasama, tanpa ada integritas kita tidak bisa membangun komitmen,”.

“Prinsip hidup adalah sesuatu yang mengawal kita, jadi perlu ada hal-hal yang baik yang harus kita lakukan. Prinsip itu penting, karena jika tidak ada prinsip kita tidak akan bisa berdiri tegak. Tidak ada dasar pegangan kita dan tantangan serta godaan anak-anak diera globalisasi tantangannya sangat besar sehingga penting kita memiliki prinsip hidup,” tegasnya.

Sebagai prinsip hidup, integritas sangat universal sehingga penerapannya dapat dilakukan dimana saja.

“Sebenarnya prinsip itu sama karena itu bersifat universal, jadi dimanapun dan sebagai apapun dapat diterapkan,” ungkapnya.

Terakhir, berhubungan dengan integritas dan dalam perannya sebagai dirjen, ia berpesan kepada semua pihak untuk terus berpegang teguh pada integritas dan menjadi manusia yang pembelajar.

“Pesan saya untuk menjadi pelajar yang baik dan memiliki karakter yang baik pula dan harus ada mengenai integritas. Terus jadi manusia pembelajar, jangan lelah untuk belajar, belajar harus dianggap sebagai sesuatu yang menarik karena hidup ini adalah belajar,”.

“Dalam bekerja kita belajar, menjadi orang tua pun kita belajar. Dengan belajar kita dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara kita,” pungkasnya.

Penulis: Rio Pratama

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *