Kabar Damai | Jumat, 8 Oktober 2021
Jakarta | kabardamai.id | Cendikiawan Muslim Buya Syafii Maarif meminta para pemuda serius ikut serta mengurus negara. Kalau tidak mau Indonesia dikuasai kekuatan asing. Ajakan tersebut disampaikan dalam Sarasehan Sinergi Pembumian Pancasila Bersama Organisasi Masyarakat Bidang Kepemudaan dan Kebangsaan di Jakarta, Selasa, 5 Oktober 2021.
“Ini rintihan saya sebagai orang tua. Sila kedua dan kelima Pancasila paling menderita. Tanah kita dikuasai asing dan penguasa domestik,” ujar Buya via daring kepada puluhan pengurus ormas kepemudaan, seperti dikutip bpip.go.id (6/10).
Melansir laman BPIP, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini berharap banyak dari sinergitas BPIP dan para pemuda. Agar nilai-nilai luhur Pancasila tidak ‘digantung di langit tinggi’. Untuk menghadapi tantangan bangsa, pandemi, dan pembumian Pancasila.
“Generasi muda bukan gagal, tapi belum berhasil membantu rakyat jelata, membawa Indonesia lebih baik. Peran perguruan tinggi, profesor, orang-orang pintar, belum bisa diharapkan,” kata Buya.
Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini menebak ‘kelompok ideologi impor’ tidak akan berdaya lagi. Kalau para pemuda bersatu menegakkan Keadilan Sosial.
Baca Juga: ASN Diingatkan Amalkan Nilai-nilai Pancasila dan Loyalitas kepada Bangsa dan Negara
Di acara yang sama Wakil Kepala BPIP Prof. Dr. Haryono, M.Pd menilai pihaknya tidak ingin memonopoli pembumian Pancasila. Harus dikerjakan bareng organisasi kepemudaan agar aktual, inovatif, dan kreatif.
“Mari merubah masa depan lebih baik. Optimis Pancasila tegak berdiri sehingga bangsa ini merdeka, adil, dan makmur,” ajaknya.
Hartono menekankan disiplin waktu sebagai salah satu tindakan sederhana tapi riil dalam aktualisasi Pancasila.
“Apa mungkin bangsa maju kalau kita tidak disiplin?” tanya dia.
Sarasehan ini digelar secara langsung dan daring. Diikuti oleh para kedeputian BPIP serta para pengurus ormas kepemudaan antara lain PB HMI, PMKRI, DPP GMNI, DPP GPP dan IMM. Mereka juga menandatangani Nota Kesepahaman dan berdiskusi panel.
Perjuangan CPNS BPIP
Sementara itu, saat ini BPIP melaksanakan kegiatan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Gor Wira Yudha Jakarta Timur. Seleksi CPNS yang sudah dilaksanakan sejak Senin, 4 Oktober 2021 untuk wilayah Jakarta tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Utama BPIP Dr. Karjono untuk memantau situasi di lapangan.
Sestama BPIP Karjono dalam memberikan pengarahan kepada CPNS mengatakan, saat ini tes SKD CPNS dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) yang berfungsi untuk menetapkan standar nilai secara objektif, akuntabel dan transparan, sehingga tidak ada oknum yang merubah sistem tersebut.
“Iya, saat ini sangat tidak mungkin ada kecurangan bahkan menentukan orang tiba-tiba lulus SKD tanpa tes dengan sistem komputer”, ujarnya Selasa (5/10).
Karjono mengaku bahwa penilaian dan skor secara mutlak sudah ada di Badan Kepegawaian Negara (BKN). Menurutnya, para calon CPNS tidak perlu takut merasa dicurangi dan ada iming iming yang mengaku bahwa dengan membayar bisa menjadi CPNS.
“Jangan percaya yang seperti itu, karna ini real dan semua murni bagi yang lolos SKD dan akan ada tahapan selanjutnya yang akan dijalani oleh para CPNS nantinya, ” tandasnya.
Karjono juga menyampaikan pesan kepada para calon PNS agar tidak mudah menyerah dalam menjalani tugasnya sebagai peserta untuk merebutkan posisi di BPIP. Menurutnya tidak semua orang pintar itu benar tapi tidak semua orang benar itu pintar.
“Tidak semua orang pintar itu benar, tetapi juga tidak semua orang benar itu pintar, lebih baik menjadi orang benar walaupun tidak pintar, maka lebih bahaya jadi orang pintar tetapi tidak benar, yang kita unggulkan, yang kita harapkan adalah jadi orang yang benar dan juga pintar,” pungkasnya.
sebelumnya Sub-Koordinator Sumber Daya Manusia Kementerian PANRB Mochamad Wardi Fachri mengingatkan kepada seluruh pelamar yang akan menjalani SKD, agar teliti dalam membaca pengumuman.
“Swab ini wajib dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir potensi penyebaran COVID-19 saat seleksi dilaksanakan,” imbaunya.
Wardi juga mengingatkan, peserta yang berada di wilayah Jawa, Madura, dan Bali diwajibkan menunjukkan bukti vaksinasi minimal dosis pertama pada aplikasi Peduli Lindungi.
Pengecualian diberikan kepada peserta yang memiliki kondisi sedang hamil, penyintas COVID-19 kurang dari tiga bulan, dan penderita komorbid. Peserta yang mengalami salah satu dari tiga kondisi tersebut harus menunjukkan surat keterangan dokter yang menyatakan tidak dapat diberikan vaksin.
Peserta juga wajib mengisi formulir Deklarasi Sehat yang terdapat di portal SSCASN dalam kurun waktu 14 hari sebelum mengikuti ujian seleksi dan paling lambat H-1 sebelum ujian.
Pelaksanaan SKD ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk menghindari munculnya klaster baru COVID-19. [bpip.go.id]
Editor: Ahmad Nurcholish