Bupati Pasaman: NU Pasaman Harus Jaga Kedamaian di Tengah Kemajemukan

Kabar Utama1003 Views

Kabar Damai | Minggu, 7 Maret 2021

 

Pasaman | kabardamai.id | Bupati Pasaman, Benny Utama meminta pengurus NU untuk terus tetap berperan menjaga kehidupan yang damai dan berdampingan satu sama lain. Sekalipun warga Kabupaten Pasaman terdiri dari berbagai suku dan keyakinan agama yang berbeda.

Hal tersebut ia sampaikan ketika memberikan sambutan dalam pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat masa khidmah 2020-2025 resmi dilantik, Sabtu (6/3) di aula lantai III Kantor Bupati Pasaman, Lubuk Sikaping.

Menurut Benny, seperti dilansir NU Online, warga Kabupaten Pasaman berasal dari berbagai suku seperti dari Minang, Batak, Jawa, Mandahiling, dan lainnya. Selain mayoritas beragama Islam, ada sebagian kecil beragama non-Muslim.

“Sudah sejak lama mereka hidup berdampingan dan saling hormati menghormati satu sama lain. Tidak pernah terjadi konflik satu sama lain. Hal ini menunjukkan masyarakat Pasaman mampu hidup berdampingan walaupun ada perbedaan,” ujarnya, kutip nu.or.id (6/3).

Karena itu, kehadiran NU dengan kepengurusan yang baru dilantik tentu tinggal melanjutkan memelihara kondisi yang damai, tentram, dan saling menghargai satu sama lain. “Pemerintah Kabupaten Pasaman sangat mendukung program-program yang dilakukan NU untuk kemaslahatan umat di Kabupaten Pasaman,” imbuh Benny.

Dikatakan Benny, organisasi NU merupakan organisasi Islam terbesar dan tertua di tanah air. Keberadaan NU dalam menjaga dan merawat kebangsaan patut diapresiasi. Atas dasar itu, kata dia, NU sangat dicintai oleh banyak orang. Siapapun bisa bergabung dengan NU untuk menjaga bangsa dan negara tetap utuh dan damai.

“Siapa pun bisa masuk, karena NU ini bukanlah partai politik. NU ini milik semua umat. Termasuk di Pasaman, nenek saya dulu juga penganut NU setia,” tandasnya.

Ia mengaku bangga, kepengurusan NU di Pasaman dipimpin barisan anak muda. Ini pertanda baik, agar NU ke depan mampu merawat keutuhan bangsa dan tetap menjaga tradisi serta kearifan lokal dengan baik.

Mengutip tulisan Muhammad Yusuf Aunur Sabri, Pemandu Kerukunan Umat Beragama Kankemenag Kab. Pasaman dalam laman sumbar.kemenag.go.id, berdasarkan data dari BPS Kabupaten Pasaman tahun 2016, ia menyebut penduduk Kabupaten Pasaman yang berdomisili di 12 kecamatan berjumlah 269.883 jiwa. Memiliki keyakinan atau memeluk agama yang berbeda yaitu Islam, Khatolik dan Protestan. Selain itu juga terdapat kemajemukan kesukuan/ budaya yaitu Minang, Mandailing, Batak dan Jawa serta sedikit lainnya.

Dari data yang diperoleh, pemeluk agama yang terbanyak di ranah Pasaman adalah Islam dengan jumlah  269.168 jiwa, sementara Protestan 200 jiwa dan Khatolik 65 jiwa. Begitu halnya dengan kesukuan secara persentase 90 persen dominasi suku minang, sedikitnya 9 persen batak dan mandailing dan 1 persen suku jawa bercampur dengan suku lainnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Barat Prof Ganefri menegaskan, salah satu tugas Nahdlatul Ulama adalah mensyiarkan ajaran Islam yang mayoritas dianut masyarakat Pasaman. Selain itu, NU perlu meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di Kabupaten Pasaman. Demikian ini adalah pekerjaan rumah (PR) yang harus diperhatikan PCNU Pasaman.

“PCNU Pasaman harus menunjukkan kontribusinya dalam pembangunan di Kabupaten Pasaman. Salah satunya di bidang pendidikan. Harus diakui, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pasaman masih berada di bawah rata-rata. Hal ini disebabkan masih rendahnya partisipasi warga di bidang pendidikan. Karena itu, harus didorong dan dongkrak peningkatan partisipasi tamatan sekolah menengah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan di perguruan tinggi,” tuturnya, kutip nu.or.id.

Sebagai Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), kata Ganefri, dirinya siap memberikan kesempatan kepada tamatan sekolah menengah untuk melanjutkan pendidikan ke UNP. Setiap tahun rata-rata 10.000 mahasiswa diterima. Ada sebanyak 2.200 peluang beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa berprestasi tapi kurang mampu.

“Kita berikan kesempatan kepada Bupati Pasaman dan PCNU Pasaman untuk mendorong anak-anaknya yang tamatan sekolah menengah melanjutkan pendidikan ke UNP dan meraih beasiswa tersebut,” tandasnya.

 

Enam Poin Jaga Kerukunan

Untuk terus menjaga kerukunan hidup beragama di ranah Pasaman menurut Muhammad Yusuf Aunur Sabri, perlu dilakukan diantaranya:

Pertama, menjunjung tinggi toleransi antar umat Beragama di Kabupaten Pasaman. Baik yang merupakan pemeluk Agama yang sama, maupun dengan yang berbeda Agama. Rasa toleransi bisa berbentuk dalam macam-macam hal. Misalnya seperti, pembangunan tempat ibadah oleh pemerintah, tidak saling mengejek dan mengganggu umat lain dalam interaksi sehari – harinya, atau memberi waktu pada umat lain untuk beribadah bila memang sudah waktunya mereka melakukan ibadah.

Kedua, Selalu siap membantu sesama dalam keadaan apapun dan tanpa melihat status orang tersebut. Jangan melakukan perlakuan diskriminasi terhadap suatu agama, terutama saat mereka membutuhkan bantuan. Misalnya, di suatu daerah mengalami bencana alam. Mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Kristen. Bagi Anda yang memeluk agama lain, jangan lantas malas dan enggan untuk membantu saudara sebangsa yang sedang kesusahan hanya karena perbedaan agama.

Ketiga, hormatilah selalu orang lain tanpa memandang Agama apa yang mereka anut. Misalnya dengan selalu berbicara halus dan sopan kepada siapapun. Biasakan pula untuk menomor satukan sopan santun dalam beraktivitas sehari harinya, terlebih lagi menghormati orang lain tanpa memandang perbedaan yang ada. Hal ini tentu akan mempererat kerukunan umat beragama.

Keempat, Bila terjadi masalah yang membawa nama agama, tetap selesaikan dengan kepala dingin dan damai, tanpa harus saling tunjuk dan menyalahkan. Para pemuka agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan peranannya dalam pencapaian solusi yang baik dan tidak merugikan pihak – pihak manapun.

Kelima, Diperlukan juga aktivasi FKUB sebagai wadah yang mempersatukan umat beragama, maka pemerintah daerah harus bersungguh-sungguh memfasilitasi dengan setiap tahunnya menganggarkan biaya operasional FKUB dalam APBD.

Keenam, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman yang juga selaku pemerintah dalam membidangi persoalan agama dan keagamaan harus selalu memprogramkan bermacam kegiatan pembinaan antar tokoh dan pemeluk antar agama juga intra agama.

Jika keenam poin tersebut terlaksana, maka menurut Muhammad Yusuf, beberapa manfaat akan diperoleh yakni: terciptanya suasana yang damai dalam bermasyarakat; toleransi antar umat Beragama meningkat; menciptakan rasa aman bagi agama – agama minoritas dalam melaksanakan ibadahnya masing masing; dan meminimalisir konflik yang terjadi yang mengatasnamakan Agama. [ ]

 

Penulis: A. Nicholas | Editor: –

Sumber: NU Online (nu.or.id), sumbar.kemenag.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *