Bukan Agama Kekerasan, Islam Adalah Agama yang Toleran

Kabar Utama281 Views

Kabar Damai | Sabtu, 16 Juli 2022

Jakarta I Kabardamai.id I Agama adalah sumber penuntun menuju kebaikan. Oleh karenanya, apapun agama tersebut selalu mengarahkan pemeluknya agar senantiasa berbuat hal-hal baik yang berguna bagi dirinya dan juga sekitar. Termasuk salah satunya menurut Islam.

Ustadz Ahong, Islamidotco menjelaskan Islam dikenal dengan agama yang sangat toleran terhadap sesama. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada sebagian orang yang mempelajari Alquran ataupun hadist tidak berasal dari sumber yang otoritatif dan hanya belajar berdasarkan terjemahan ayat per ayat atau hadist per hadist saja.

Ketika kebetulan menemukan ayat-ayat yang keras, hadist tentang kekerasan namun kemudian tidak mengkajinya, padahal dianjurkan untuk bersikap toleran dan tidak keras terhadap sesama.

Diantara hadist yang dikutip oleh sebagian muslim adalah hadist riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim yang artinya ‘aku ini diutus untuk memerangi semua manusia sampai dia mengikrarkan syahadat,’.

Mereka tidak memahami seperti kata Rasul dimana dan kapan, menurut para ulama ahli hadist, hadist tersebut diucapkan Rasul ketika umat Islam diintiminasi oleh musyrik Mekah, sehingga saat itu terjadi perselisihan atau peperangan antara umat muslim dan kafir yang ada di Mekah sehingga hadist ini tidak berlaku secara general yaitu memerangi semua orang yang berbeda agama sampai ia mau masuk Islam.

Baca Juga: Hak Kebebasan Orang Islam dalam Mencintai Pemeluk Agama Lain

Ada lagi hadist lain yang digunakan oleh sebagian muslim untuk mengkampanyekan kekerasan yaitu hadist Rasul diutus dengan menggunakan pedang yang diartikan Rasul selalu ingin berperang dan senang mencari musuh. Padahal, tidak demikian. Hal ini dapat terlihat dalam fakta peperangan yangmana Rasul tidak pernah menyakiti orang yang berbeda agama.

Saat di Perang Uhud, Rasul terdesak sehingga ada salah satu musuh yang terbunuh. Hal itu terjadi karena Rasul terdesak untuk menyelamatkan jiwanya sendiri. Bukan karena ingin membunuh orang sebanyak-banyaknya.

Ada pula yang menggunakan argument Rasul tidak menggunakan sikap yang keras dalam berdakwah dan berbeda sikap ketika berada di Mekah dan Madinah. Menurutnya adalah sebuah hipotesis yang keliru. Sebagai contoh, sikap toleran Rasul dalam menebarkan kasih sayang baik saat di Mekah dan Madinah yaitu saat Rasul berdakwah dan mengalami penolakan, Rasul tetap lemah lembut dan kasih sayang dalam bersikap.

Saat Rasul hijrah ke Madinah, sikapnya juga tetap konsisten. Diantaranya saat Rasul kalah dalam Perang Uhud. Para sahabat memintanya agar mendoakan yang buruk para musuhnya, namun hal itu ditolak oleh Rasul.

Contoh lain, saat Rasul dan Aisyah sedang berada di rumah dan kemudian didatangi oleh sekelompok Yahudi dan melakukan doa buruk kepadanya, namun Rasul tidak membalas doa buruk tersebut dengan doa buruk serupa.

Dari beberapa kisah tersebut, sudah seharusnya umat Islam untuk mengikuti akhlak dan contoh dari Rasul sekalipun ada orang lain yang mencaci, penting untuk membalas dengan elegan dan tidak menggunakan kekerasan dan melukai.

Penulis: Rio Pratama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *