Kabar Damai | Kamis, 16 September 2021
Jakarta | kabardamai.id | Kepala BPIP Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D menegaskan Kementerian Agama merupakan mitra strategis dalam Pembinaan Ideologi Pancasila karena Kementerian Agama memiliki jaringan lembaga pendidikan yang cukup banyak yakni mencapai 82.963 lembaga pendidikan mulai dari Raudhatul athfal sampai Perguruan Tinggi.
Hal itu disampaikan Yudian dalam Webinar Nasional Pembinaan Ideologi Pancasila Bagi Guru RA, MI, MTs, Guru Agama dan Dosen PTK di lingkungan Kementerian Agama yang dihelat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Selasa, 14 September 2021.
Dilansir dari laman BPIP, kegiatan secara daring tersebut sebagai upaya bersama (Gotong Royong) dalam penanaman nilai-nilai Pancasila guna membangun karakter bangsa untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul sehingga diharapkan dapat mewujudkan pembangunan nasional sesuai dengan cita-cita bangsa.
Baca Juga: BPIP dan Karang Taruna Kolaborasi Gotong Royong Bumikan Pancasila
“Selain itu Kemenag juga memiliki factor yang cukup penting yakni memiliki akses sampai akar rumput karena melayani kegiatan pernikahan, majelis taklim umrah, haji sehingga dapat dioptimalkan dalam menjaga hubungan antar masyarakat, agama dan Negara,” ucapnya dikutip dari bpip.go.id (15/9).
Yudian juga berharap selain kegiatan dalam bidang pendidikan BPIP dan Kementerian Agama juga bisa bekerjasama dalam bidang lainnya seperti bidang dakwah serta pengembangan kapasitas aparatur untuk mitigasi dampak radikalisme atau ekstrimisme.
Ia juga mengaku saat ini BPIP telah menyelesaikan penyusunan 15 bahan ajar Pancasila mulai dari PAUD sampai dengan Perguruan Tinggi. Struktur penyampaiannya secara sederhana terpilah ke dalam 30% teori dan 70% praktek.
“Kami juga saat ini sudah menyerahkan bahan ajar Pancasila kepada Presiden dan menunggu arahan lebih lanjut”. Ujarnya.
Penyusunan 15 bahan ajar Pancasila tersebut diharapkan dapat memperkuat usulan mata pelajaran Pancasila dapat dimasukan kembali sebagai bagian dari Standar Nasional Pendidikan.
“Kami juga meminta dukungan dan dorongan kepada Kemenag supaya pelajaran Pancasila ini kembali sebagai mata pelajaran”, pungkasnya.
Pancasila Ideologi Negara yang Sudah Final
Dalam kesempatan yang sama Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.Ti yang mewakili Menteri Agama K.H Yaqut Cholil Qoumas menyatakan Pancasila merupakan Ideologi negara yang sudah final.
Gus Yaqut bahkan mengakui organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah telah mengakui Pancasila merupakan jalan tengah untuk menjaga keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
“Karena Indonesia yang diberikan kekayaan yang luar biasa dan cukup banyak oleh maha pencipta baik suku, adat, agama, budaya sehingga Pancasila adalah jalan tengahnya”, ujarnya.
Ia juga berharap lembaga pendidikan yang merupakan lembaga strategis untuk ikut bertanggung jawab dalam menanamkan, menginternalisasi nilai-nilai Ideologi Pancasila terutama kepada generasi penerus bangsa.
“Saya menekankan kepada lembaga pendidikan untuk terus membumikan, menjaga, menginternalisasi nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat terutama pada pendidik”, tegasnya.
Sementara itu Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan BPIP Dr. Baby Siti Salamah, M.Psi., Psikolog mengatakan kegiatan tersebut telah terencana, sistematis dan terpadu sehingga diharapkan dapat optimal dalam pembangunan karakter bangsa untuk mewujudkan SDM indonesia yang unggul.
“Keberhasilan tersebut memerlukan gotong royong nasional lintas Kementerian Lembaga, pemerintah daerah dan komponen bansga liannya”, jelasnya.
BPIP sebagai lembaga baru dengan keterbatasan, tetapi diharapkan tidak menjadi persoalan dalam membumikan dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila secara merata.
Camat Se-Indonesia Turut Membumikan Pancasila
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Try Sutrisno meminta para camat se-Indonesia untuk turut serta mempelopori pengamalan Pancasila. Menurutnya, peran camat sangat vital dalam pembumian nilai-nilai Pancasila.
“Kepada seluruh camat, mengabdilah pada nusa bangsa dengan mencintai Indonesia seutuhnya. Jangan sampai melewatkan sejengkal tanah di wilayahmu. Indonesia Raya harus berkumandang di setiap sudut. Indonesia abadi harus jadi kepada republik,” kata Try dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa (31/8/2021).
Melansir detik.com (31/8), gagasan itu disampaikan Try Sutrisno saat memberikan arahan dalam Dialog Kebangsaan ‘Pancasila Sebagai Nilai Etika Dalam Pemerintahan’ yang digelar secara virtual. Dialog dihadiri Wakil Kepala BPIP Haryono, Deputi I BPIP Prakoso, serta Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Bahtiar.
Adapun narasumber dalam dialog ini, yakni Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri Safrizal, Guru Besar IPDN Sadu Wasistiono, dan Kepala Pusat Studi Pancasila UGM Agus Wahyudi.
Try menyatakan masyarakat Indonesia pada umumnya hidup dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika. Namun, ia mendapati belakangan terjadi beberapa penyimpangan dari ajaran nilai luhur bangsa, terutama di kalangan anak muda.
“Fenomena ini menusuk ke berbagai lini kehidupan dan mengganggu keharmonisan masyarakat,” sebut Wakil Presiden RI periode 1993-1998 ini.
Ia menambahkan keadaan Indonesia setelah reformasi juga memunculkan situasi dilematis. Prinsip kebebasan menurutnya jadi kebablasan, tidak mengakar pada Pancasila. Akibatnya, muncul praktik intoleran, radikalisme, ekstremisme, dan ideologi transnasional.
“Itu semua merongrong kehidupan demokrasi bangsa dan mengoyak-ngoyak kemanusiaan,” cetus Try.
Oleh sebab itu, ia berharap para camat bisa ikut membantu mengatasi segala tantangan bangsa. Jumlah camat yang banyak dan tersebar di Tanah Air ditegaskan Try adalah sumber kekuatan untuk gerakan pembumian Pancasila. [bpip/detik]
Editor: Ahmad Nurcholish
Comment