Anil Kumar, Pria Hindu yang Tulis Kaligrafi Alquran di 200 Masjid India

Kabar Manca94 Views

Kabar Damai | Jumat, 02 Juli 2021

Hyderabad | kabardamai.id | Seni kaligrafi menulis Alquran selalu identik dengan seniman muslim yang mampu menulis dengan indah. Namun sejatinya seni tidak bergantung pada agama, misalnya saja masjid Istiqlal yang dirancang oleh seorang Kristian. Di Hyderabat, India seorang beragama Hindu menulis kaligrafi untuk ratusan masjid.

Adalah Anil Kumar Cowhan yang telah menghasilkan karya kaligrafi pada dinding-dinding masjid di India. Dala rentang 30 tahun menggeluti seni kaligrafi, total 200 masjid yang telah dihias dengan tulisan Al-Quran sejak dia mulai menekuni seni kaligrafi.

Semangat pria berusia 50 tahun ini menekuni seni kaligrafi bermulai saat bekerja membuat tulisan pada papan nama untuk toko-toko di Urdu, Selatan India.

“Saya berasal dari keluarga Hindu yang miskin dan harus berhenti sekolah pada kelas 10 guna menghidup keluarga. Saya mahir menggambar, jadi mengapa saya tidak memanfaatkan keterampilan ini untuk meniti karir,”kata dia seperti dilansir Aljazeera dan republika.co.id,  Rabu, 30 Juni 2021.

Tak hanya masjid, Cowhan juga melukis 30 kuil dengan gambar dewa dan dewi dalam tradisi Hindu, serta makam dan gereja yang begitu banyak jumlahnya.

“Untuk lebih 100 masjid, saya dibayar, namun 100 masjid lainnya gratis. Saya merasakan kepuasan secara spiritual pada tempat ibadah yang saya tangani, inilah mendorong saya melakukannya secara gratis,”kata seniman yang mengaku berpenghasilan 350 dolar per bulan (Rp 5 jutaan) ini.

Cowhan mengaku tidak mengikuti pelajaran formal atau skeolah Islam untuk belajar bahasa Urdu.

“Ketika saya melukis saya belajar membaca dan menulis bahasa Urdu. Beberapa orang menghargai bakat saya dan memberikan kesempatan untuk saya untuk memperindah bangunan di berbagai kota dengan ayat-ayat suci Alquran,”katanya.

Di Hyderabad, 20 tahun yang lalu, Cowhan memulainya menuliskan papan nama dalam bahasa Urdu di kota. Pada akhirnya, ia pun mempelajari bahasa tersebut. Perlahan tapi pasti, meski menulis dengan bahasa Urdu tanpa memahami artinya ia merasa jatuh cinta dengan bahasa Urdu.

Baca Juga:  Forum Kesetaraan Gender di Paris Bahas Penguatan Hak-hak Perempuan

“Lama kelamaan, saya mulai mengenal kata dan huruf dan membuat saya tertarik. Di sela kesibukan, saya mulai menulis dengan bahasa Urdu, menyalin kata dari buku untuk membantu karya yang saya buat,”kata dia.

Berasa seperti di bulan

Pekerjaan pertama Cowhan dimulai pada tahun 1990an. Ia diminta untuk membuat kaligrafi pada Masjid Noor di Hyderabad.

”Saya berasa seperti di bulan, membawa tugas berat tetapi juga saya menerima stempel kota yang akan membuka jalan buat saya dan itu bisa saya lakukan,”kata dia, dikutip dari islamkaffah.id (30/6).

Namun, Cowhan bukannya tanpa rintangan. Cowhan merupakan seorang Hindu. Karena ingin menekuni pekerjaannya, Cowhan memperoleh dukungan dari Univeristas Jamia Nizamia di Hyderabad untuk melanjutkan pekerjaannya. Pihak kampus pun mengakui keahlian Cowhan membuat kaligrafi Yasin dengan ukuran (183cmx122cm).

“Saya percaya seni tidak memiliki agama. Tuhan, Allah, Yesus, mereka semua adalah satu. Dan kita adalah anak-anak Tuhan. Hari ini, sebagian besar teman saya adalah Muslim. Kami makan bersama, pergi bersama, berpartisipasi dalam pertemuan dan saling mendukung satu sama lain,” kata Chowhan.

“Selama bulan suci Ramadhan, saya yang paling sibuk, bergerak cepat dari satu masjid ke masjid lainnya untuk menyampaikan pesan Allah melalui karya seni saya. Tapi rasanya bukan pekerjaan. Saya suka melakukan tugas seperti itu.”

Para kaligrafer percaya bahwa seni tidak boleh dibatasi oleh komunitas atau agama.

“Masjid, kuil, biara, saya telah menghiasi semuanya. Semua tempat memberikan pesan yang sama, tentang cinta, kedamaian, dan kesatuan umat manusia. Agama adalah kekuatan pemersatu, bukan pemecah belah,” katanya.

“Jika kita mengikuti ajaran Tuhan, kita semua bisa hidup harmonis dan dunia akan menjadi lebih kaya karenanya,” tambahnya. [republika/islamkaffah]

 

Penyunting: Ahmad Nurcholish

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *