Ali Yusuf : NU Sejak 2006 Fokus Pada Isu Climate Change

Kabar Damai | Kamis, 13 Oktober 2022

Jakarta | kabardamai.id | Panelis perwakilan Nahdatul Ulama(NU) dalam Indonesia Sustainable Week(ISEW), M Ali Yusuf menyebutkan landasan agama Islam memberikan perhatian khusus terhadap energi berkelanjutan. “Hadist nabi dan alquran menyebutkan kita harus  menghindari sesuatu membawa kita pada dampak buruk untuk kehidupan manusia,” ujarnya.

Ali menjelaskan NU sejak tahun 2006 membentuk lembaga penanggulangan bencana yang juga menggandeng isu perubahan iklim di Indonesia. Ia melihat 1 dekade Indonesia cukup banyak mengalami bencana alam yang juga beriringan dengan perubahan iklim secara drastis, hal ini sangat mempengaruhi kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Ali melanjutkan, jika mengacu pada data  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat tren kejadian tahunan bencana di Indonesia cenderung meningkat. Dalam periode 2010-2020, jumlah bencana terjadi secara tahunan tertinggi terjadi pada 2019, yakni 3.814. “Bencana alam tidak dapat dipisahkan dengan perubahan iklim, juga sangat mungkin disandingkan dengan perubahan iklim,” ujarnya.

Keterlibatan NU dalam isu perubahan iklim terlihat konsisiten sejak 2006, hingga sekarang terus bergerak mendukung Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 yang akan datang. Program laiinya, tahun 2011 NU menerbitkan buku “Perubahan Iklim Dalam Perspektif Islam”. 2016 mengadakan program Pesantren Hijau dalam upaya promosi konservasi energi dan energio terbarukan, pengeloaan sapah dan limbah, dan pengeloaan air dan penenaman ulang mangrove yang menyasar kepada para santri. Dengan  2003 pesantren se-Indonesia, NU berhasil memanfaatkan potensial yang dimiliki para santri untuk menjadi agen perubahan ‘climate change’.

“Sasaran  programnya mencapai 2003 pesantren seindonesia menjadi potensial karena mendidik anak muda,santri atau murid sebagai agen perubahan climate change,” jelas Ali.

Baca juga : MAARIF INSTITUTE GELAR FESTIVAL PEMIKIRAN AHMAD SYAFII MAARI

Tahun 2017 NU berhasil menerbitkan kembali buku fikih mengenai “Energi Terbarukan sebagai Landasan Keagamaan” sebagai stategi menunjukan eksistensi keterlibatan NU sebagai kelompok keagamaan yang peduli terhadap perubahan iklim. Ali menjelaskan, meskipun buku tersebut masih fokus pada pembahasan terkait panel surya, namun ia sangat yakin ini dapat menjadi landasan hukum yang kuat sebagai rujukan di masayarakat luas.

Melihat lebih jauh keterlibatan aktif NU dalam isu perubahan iklim, pada tahun 2019 NU diajak bergabung ke dalam National Plastic Action Partnership (NPAP) tahun 2025. Ali menambahkan, NPAP ini menjadi komitmen pemerintah yang fokus terhadap perubahan iklim Indonesia untuk mengurangi sampah plastik di laut. “sebanyak 70% sampah plastik di laut menjadi juga menjadi penyumbang emisi,” jelasnya.

Tidak berhenti di sana, pada tahun 2021, Ali menjelaskan pihaknya mengadakan Munas Alim Ulama yang bersepakat mendukung diberlakukannya pajak karbon dengan syarat pendanaan yang dihasilkan digunakan untuk kepentingan pemeliharaan dan perlindungan kepada energi.

“Munas Alim Ulama mendungkung pemberlakuan pajak karbon dengan syarat wajib dana yang dihasilkam digunakan untuk kepentingan pemeliharan dan perlindungan kepada energi,’ Jelasnya.

2021, mengundang banyak pihak yang fokus pada emizi, menye munas alim ulim ulama, mendungkung pemberlakuan pajak karbon dengan syarat wajib pendanaan sihasilkan untuk kepentingan pemeliharan dan perlindungan kepada energi.

Penulis : Amatul Noor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *