Oleh: Dr. Anil Dawan M.Th
“Tak Lelah berjuang, tak lemah berkarya” itulah kata yang tepat disematkan kepada para Alumni MPI (Membangun Paradigma Inklusif Papua). Setelah melakukan TOT MPI di bulan September 2021, dan Semi Loka di bulan November 2021, maka sebagai salah satu bentuk aksi nyata dari Pelatihan MPI adalah mengadakan ibadah dan jamuan kasih menjelang natal bersama para siswa siswi sekolah binaan Yayasan Terang Kasih Bangsa. Sekolah ini dikelola oleh salah seorang alumni Semi Loka MPI yang diselenggarakan di Bulan November yaitu Pdt. Lanny Laras Tumbel. Yayasan ini menyediakan Pendidikan gratis untuk anak-anak asli Papua dari berbagai wilayah.
Acara aksi nyata MPI ini digelar pada tanggal 22 Desember 2021 dalam kebersamaan yang meriah dengan acara doa bersama, dan refleksi Natal yang disampaikan oleh ketua PGGS yaitu Pdt James Wambrauw. Dalam pesannya beliau menyampaikan : “
Kami bernatal bersama anak-anak, tim alumni MPI dan guru-guru. Pesan Natal adalah berbagi, memikirkan keperluan orang lain. Mari merayakan Natal dengan suasana kebersamaan dan berbagi, karena akan menciptakan kerukunan terjadi. Karena kita inklusif, maka marilah kita berbagi, sebagai Allah hadir didalam diri Yesus Kristus untuk berbagi kehidupan, keselamatan dan damai sejahtera”
Selain itu dilakukan penyaluran bantuan kasih berupa sembako, alat tulis, peralatan sanitasi untuk siswa-siswi dan Pengurus Yayasan. Acara diakhiri dengan makan siang bersama. Bantuan ini tentunya merupakan buah dari karya kolaborasi PGLII, PGGP dan WVI yang telah menyelenggarakan pelatihan MPI yaitu mewujudkan paradigma inklusif di kalangan pemimpin gereja, pimpinan Sekolah Tinggi Theologi dan semua pihak yang peduli supaya keterbukaan, kerjasama, kesatuan dan kerukunan di Papua tetap terjaga untuk anak, keluarga dan gereja yang sejahtera dan damai.
Baca Juga: Sri Mulyani: Butuh Hampir 100 Tahun untuk Menutup Gender Gap
Bantuan ini juga menjadi faktor penyambung yang kuat dengan literasi anak-anak Papua. Kemampuan anak-anak Papua dalam membaca, menulis dan menghitung harus terus ditingkatkan, karena dengan meningkatnya literasi maka pertumbuhan juga Pendidikan akan meningkat, sumber daya manusia akan maju, dan kelak akan terjadi transformasi di tengah masyarakat karena anak-anak Papua menjadi ciptaan Allah yang bertumbuh kembang dengan cerdas, berkarakter baik dan berpikiran cerdas, mandiri dan maju.
Pendidikan yang dimaksud disini harus juga mampu mentransformasi ilmu dan iman supaya saling melengkapi. Bukankah dalam Amsal 9:10 mengatakan “Permulaan Hikmat adalah Takut akan Tuhan, dan mengenal Yang Maha Kudus adalah pengertian”.
Semua program yang meningkatkan kualitas Pendidikan, dan literasi Papua menjadi concern bersama para alumni MPI. Untuk itulah maka semua program Pendidikan dan literasi akan didukung sebagai bentuk dari penyiapan Sumber Daya Manusia, khususnya SDM Papua yang berkualitas. Kedepan program-program seperti peningkatan literasi, wahana literasi, taman bacaan di gereja-gereja, diruang-ruang publik, peningkatan baca tulis hitung berbasis Bahasa ibu ataupun local wisdom yang mendukung kohesi sosial menjadi faktor penyambung Papua harus juga terus dikembangkan.
Kegiatan mendukung literasi ini juga bisa direplikasi dalam kerjasama bersama dengan gereja-gereja lintas sinode dan denominasi, lintas aras bahkan lintas iman dan sebagai aksi nyata Membangun Paradigma Inklusif masa kini dan masa depan karena menyiapkan generasi emas Papua yang unggu dan berkualitas. Akhirnya senyum ceria anak-anak, dan harapan para Alumni MPI tersimpul diraut wajah yang mewujudkan kasih dalam perbuatan melalui aksi nyata untuk mendukung literasi anak-anak Papua.
Dr. Anil Dawan M.Th (Manajer Faith and Development) Wahana Visi Indonesia